"Patuhi perintahku, [Lemegeton's demon]."
Sebuah golem yang terbuat dari mineral langka bergerak untuk mematuhi perintah Momonga. Akhirnya Momonga menerima bahwa Realitas Virtual telah berubah menjadi dunia nyata. Hal terpenting bagi Momonga selanjutnya adalah melindungi diri.
Meskipun para NPC yang dia jumpai sejauh ini sangat menghormatinya, itu tidak berarti bahwa yang akan dia jumpai nantinya berlaku sama. Lebih baik mencegah dari pada menyesal.
Momonga harus memastikan fungsionalitas dari para Golem, item legendaris dan magic miliknya di
dalam Nazarick... Keselamatan dirinya dipertaruhkan dalam hal ini.
"Akhirnya, dengan ini masalah pertama sudah terselesaikan."
Melihat Golem, pikirannya sedikit lega. Golem hanya mematuhi perintah yang dikeluarkan oleh tuannya, jadi dalam situasi terburuk--- seperti pemberontakan NPC--- setidaknya dia mempunyai jaminan keselamatan.
Momonga melihat jarinya-jarinya yang tinggal tulang belulang. Dia memakai 9 cincin di 10 jarinya, dengan hanya menyisakan sebuah jari di tangan kiri yang dibiarkan kosong. Di Yggdrasil, biasanya tidak mungkin menggunakan banyak cincin di jari manapun kecuali untuk jari manis di tangan kanan dan kiri. Tetapi, karena momonga menggunakan kemampuan khusus dari sebuah item magic, dia bisa memakai banyak cincin di seluruh tangan dan menggunakan seluruh kemampuannya pula. Dia tidak hanya disebut spesial, dia terkenal sebagai salah satu dari banyak ability user terbaik di server itu.
Salah satu cincin di tangan Momonga adalah cincin Ainz Ooal Gown. Memungkinkan baginya untuk berteleport dengan bebas diantara setiap ruangan yang ada di Nazarick. Setiap anggota Ainz Ooal Gown harus memakai cincin ini. Setelah mengaktifkannya, dia mulai berpindah ke terowongan yang gelap hingga dia tiba pada cahaya putih di ujungnya.
"Sukses...."
Setelah teleportasi berhasil, Momonga lalu berjalan melewati lorong yang lebar. Udara di sekeliling lantai ini beraroma rumput dan tanah, baunya seperti sebuah hutan. Momonga semakin yakin bahwa tempat ini benarbenar menjadi nyata.
Sebuah pertanyaan muncul di benaknya ketika dia berjalan. Karena tubuhnya hanya terdiri dari tulang dan tidak mempunyai paru-paru maupun trakea di dalamnya, bagaimana caranya dia bisa bernafas? Sebuah keraguan nyata melintas di pikirannya, tetapi dia mulai merasa bodoh dan langsung menyerah memikirkan hal tersebut.
Setelah hampir sampai di ujung lorong, sebuah pintu terbuka secara otomatis untuk Momonga. Di sisi lain ada arena yang luas dan dikelilingi oleh beberapa lapisan dari auditorium.
Amphiteater berbentuk oval ini mempunyai panjang sekitar 180 meter, dengan lebar 156 meter dan tinggi 48 meter. Dibentuk menyerupai Coloseum dari Kerajaan Romawi.
Sebuah mantra yang disebut [Continual Light] / Cahaya berkelanjutan diaktifkan ke seluruh bangunan sehingga cahayanya selalu terang seperti siang hari di dalam. Para penontonnya terdiri dari beberapa Golem yang tidak menunjukkan tanda-tanda aktif.
Tempat ini disebut sebagai Arena. Para gladiator dimainkan oleh para penyusup dan penontonnya terdiri dari para Golem dan anggota Ainz Ooal Gown yang duduk di tribun VIP. Tak perduli seberapa keras atau sebanyak apapun penyusupnya, mereka disini dipastikan untuk bertemu ajalnya.Saat ini, sebuah langit gelap terlihat di atas arena dan jika tak ada cahaya magic di dekatnya, kamu bisa melihat bintang-bintang di langit yang gemerlapan. Lantai 6 Nazarick diselimuti oleh langit buatan.
Tidak hanya bisa berubah dengan pelan dari waktu ke waktu, bahkan juga ada matahari terbit, lengkap dengan efek siang harinya.
Seseorang bisa merasa santai hidup di dalam skenario fiksi ini, jadi usaha dari anggota guildnya tidak sia-sia.
Meskipun mood Momonga semakin meningkat ketika di disini, situasi saat ini tidak memungkinkan baginya untuk terus seperti itu.
Momonga melihat sekeliling. Arena ini seharusnya dikelola oleh si kembar itu... lalu tiba-tiba..
"Hey disana!"
Dengan sebuah teriakan, sebuah siluet melompat dari tribun VIP. Jaraknya sekitar 6 tingkat dan tak ada tanda digunakannya magic, hanya kemampuan fisik saja. Kakinya yang lengkung dan lembut meredam benturan dan mengeluarkan ekspresi bangga dengan tanda "V" yang berarti Victory atau kemenangan dengan tangannya.
Seorang anak bertampang cewek dengan senyum yang menawan dan hangat di wajahnya. Rambut emasnya melayang di bahu merefleksikan suasana di sekitar. Dengan warna mata berbeda masing-masing biru dan hijau membuatnya bersinar seperti seekor anak anjing. Telinganya yang lancip dan kulit yang gelap menunjukkan dia adalah seorang Dark Elf(Peri Gelap), kerabat dekat dari Forest Elf(Peri Hutan).
Dengan Pakaian kulit sisik naga yang hitam dan kemerahan dipadukan dengan rompi bertanda Ainz Ooal Gown berwarna putih dan emas di dadanya. Di bawahnya, dia mengenakan satu set celana putih dan dilehernya kalung dengan biji pohon ek (acorn) yang mengeluarkan cahaya keemasan. Sebuah cambuk melingkar di pinggang. Dan di punggung dia membawa busur raksasa yang mempunyai pegangan berukir yang indah.
"Ah, Aura."
Momonga berjalan menuju si Dark Elf sambil menyebut namanya. Dia adalah seorang guardian dari lantai 6 di dalam Mausoleum Nazarick yang ada di bawah tanah, Aura Bella Fiora. Dia mampu mengontrol binatang buas magis, menjadi pawang binatang buas dan ahli dari taktik gerilya.
Dengan langkah kecil, Aura mulai berlari ke arah Momonga. Langkah kakinya memang terlihat kecil, tapi dia lebih cepat dari binatang buas. Langkahnya cepat dan tepat dalam memperpendek jarak.
Aura mengerem tiba-tiba dengan kaki. Karena gesekan tersebut, sepatu yang terbuat dari lempeng emas itu mengeluarkan debu yang terbang di belakangnya.
"Puh."
Terlihat dengan jelas dia tidak berkeringat, Aura hanya pura-pura mengusap keningnya dan mengeluarkan senyum mirip anjing yang ingin menyenangkan tuannya. Dengan nada tinggi dan unik seperti anak-anak, dia menyapa Momonga:
"Selamat datang, Momonga-sama. Selamat datang di lantai yang saya jaga!"
Sapaan tersebut tidak se elegan atau sehormat Albedo dan Sebas, tapi terasa lebih akrab. Bagi Momonga,dia tidak tahu jika perasaan akrab tersebut dibuat-buat. Itu karena Momonga tidak cukup berpengalaman untuk membedakannya, hal ini membuat kepalanya sakit. Ekspresi Aura penuh dengan senyuman dan dia tidak merasakan rasa permusuhan apapun darinya. Tak ada respon juga dari "pemindai musuh".Momonga melihat ke kiri dan kanan dengan matanya dan merenggangkan genggaman pada tongkatnya. Jika situasi darurat, dia berencana untuk menyerang lalu mundur sekaligus, tetapi kelihatannya dia tidak perlu melakukan hal itu.
"...Ah, apakah aku mengganggumu sekarang?"
"Apa? Momonga-sama adalah pemilik dari Nazarick, pemimpin tertinggi! tak perduli kapanpun anda
berkunjung, itu tidak disebut sebagai gangguan!"
"Jadi..... Aura, dimana ...?"
Mendengar pertanyaan Momonga, Aura buru-buru berbalik dan melihat ke arah ruangan VIP dan dengan keras berteriak:
"Momonga-sama disini! Jangan tidak sopan, dan cepatlah kemari!"
Di dalam bayangan ruangan VIP, terlihat sebuah bayangan yang gemetaran.
"Mare, kamu disana?"
"Ya, ya, Momonga-sama. Karena dia sangat pemalu... dia tidak ingin meloncat!"
Sebuah suara yang hampir tak terdengar merespon panggilan Aura. Karena jarak dari ruangan VIP,
biasanya butuh keajaiban untuk bisa mendengar suara tersebut. Tetapi karena Aura memakai kalung dengan magic di tubuhnya, itu menjadi tidak masalah.
"Tidak, tidak... kakak...."
Aura menghela nafas dan menjelaskan:
"Itu, Itu... Tn. Momonga, dia hanya sangat pemalu, dan jelas tidak bermaksud tidak sopan."
"Aku mengerti akan hal itu Aura, dan aku tak pernah meragukan loyalitasmu."
Sebagai sebuah komunitas, kita harus memahami timing dari perkataan dan kebenaran dibaliknya. Suatu ketika berbohong itu dibutuhkan untuk meyakinkan lawan bicara. Momonga mengangguk pelan. Aura langsung lega dan menolehkan wajahnya ke ruangan VIP: "Master tertinggi, Momonga-sama datang ke lantai ini untuk bertemu para guardian. Ini tidak sopan sama sekali, kamu seharusnya sadar akan hal itu! Jika kamu terlalu takut untuk meloncat, Aku akan menendangmu hingga jatuh!"
"Um.. aku ingin memakai tangga untuk turun..."
"Berapa lama kamu ingin Momonga-sama menunggu?! Turun sekarang!"
"Aku tahu, Aku tahu....!"
Dengan segala keberaniannya, sebuah figur mungil melompat. Dark Wizard adalah titel dari Dark Elf ini. Kakinya mendarat tidak tegap di tanah berbeda dengan Aura. Mungkin karena hanya menggunakan kemampuan fisik, benturannya membuat dia tidak kokoh.
Setelah mendarat, dia mulai berlari menuju keduanya dengan kecepatan penuh, walaupun masih jauh lebih lambat dari Aura."Cepatlah!"
"Ya, ya..."
Seorang anak dengan penampilan mirip Aura muncul. Meskipun panjang dari rambut, warna rambutnya, warna matanya, atau tampilan wajahnya, si kembar itu tidak mirip satu sama lain. Tapi jika Aura adalah matahari, maka Mare adalah bulan. Yang satu gemetar ketakutan, sementara yang lain mengomelinya.
Momonga merasa kaget bagaimana mereka menampakkan ekspresi tersebut. Sejauh yang Momonga tahu, kepribadian Mare tidak diprogram seperti itu. Para NPC hanya mempunyai sebuah ekspresi dan meskipun jika peran para NPC diperluas, mereka seharusnya tidak mampu merubah ekspresinya. Namun dua orang Dark Elf kecil di depan Momonga ini menunjukkan berbagai macam ekspresi wajah.
"Maaf sudah membuat anda menunggu, Momonga-sama..."