Gosip mengenai jawaban presentasi yang dilakukan oleh Alisya dan Adith, telah beredar dengan sangat cepat layaknya virus mematikan yang menggerogoti seluruh isi sekolah SMA Cendekia Indonesia. Kepopuleran Adith sontak saja sampai ke seluruh pelosok Indonesia, siapa yang tidak mengenalnya? Seorang pelajar muda berbakat dengan kejeniusan tingkat tinggi dan ketampanan wajah oriental melayu, namun begitu gagah perkasa juga berwibawa serta pemegang jabatan tertinggi dalam bisnis yang di jalankannya dalam keluarganya, semakin menambah kharisma dari seorang Radithya Azura Narendra.
Sedang Alisya bukan hanya menjadi sosok yang populer dikalangan siswa, namun juga sangat misterius dengan latar belakang yang diketahui sebagian besar orang, hanya tinggal bersama neneknya. Selain itu, mereka tak menemukan info apa-apa. Akan tetapi, kecerdasan Alisya dalam melibas semua pertanyaan guru paling Kiler, membuatnya tampak menawan dan mempesona baik dikalangan biasa maupun dikalangan elit. Hanya saja, hal ini juga menimbulkan kebencian mendalam bagi para siswi di sekolah itu.
"Bagaimana sekarang? Bukan saja harusnya dia di permalukan, malah ia akan mendapatkan penghargaan. Sial!!! " Yuyun menggerutu kesal dengan gosip positif yang terus mengalir ke telinganya.
"Aku... a.. aku.. errrrggggh!" Nely tidak bisa mengeluarkan kata-kata lagi karena terlalu kesal dan marah.
"Tenang saja! Aku takkan biarkan dia mendapatkan semua kesenangan ini dengan tenang. Tiga hari lagi, sekolah akan mengadakan acara penghargaan kepada Adith dan Alisya, atas kemenangan presentasi mereka dan hasil analisis mereka yang telah membantu kepolisian!" Miska bergumam pelan.
Nely dan Yuyun mendengarkan dengan seksama perkataan Miska dan bertanya dalam kalut.
"Apa rencanamu kali ini??" tatap keduanya serius.
"Aku takkan biarkan dia hadir dalam acara itu! Dengan begitu, dia bukanlah menerima penghargaan melainkan di Cap sombong dan angkuh, karena berani tidak datang di acara yang sangat penting bagi wajah sekolah yang terkenal disiplin ini. Terlebih lagi, dia hanyalah seorang siswi biasa yang tak memiliki latar belakag yang kuat untuk melindunginya." Miska tersenyum licik mengingat rencana lain yang dipikirkannya.
"Untuk itu apa yang akan kamu lakukan padanya? Kau tau kalau Adith, selalu berada didekatnya bahkan mengawasinya dari jauh. Dia cukup protektif hanya terhadap seorang partner rendahan karena kejadian sebelumnya di kelas. " Nely meyakinkan dirinya sendiri kalau hal itu dilakukan Adith hanya karena kelembutan Adith sajalah dan bukan karena ia teratrik pada Alisya. "Mustahil ia menyukai Alisya" Batin Nely mengutuk Alisya.
"Adith mungkin akan mengawasi Alisya, tapi kita tau kelemahan Alisya yaitu Karin dan juga Alat yang terpasang pada telinganya! Kalian lihatkan kemarin sewaktu acara belum usai dan mendapatkan sorakan yang begitu riuh, Alisya memegang telinganya tampak kesakitan dan menghambur keluar dengan terburu-buru." Miska mengingatkan.
"Ya, kejadian itu mirip dengan apa yang terjadi di kelas lalu." Yuyun mengangguk cepat membenarkan perkataan Miska.
"Sepertinya kita bisa memanfaatkan kejadian tersebut nanti." Tambah Miska kemudian. Nely bertatapan dengan Yuyun dan mengangguk pelan sambil tersenyum licik memahami maksud dari Miska.
Bagi mereka, Alisya adalah tembok besar yang menghalangi mereka dalam mendapatkan ketenaran serta posisi yang penting di sekolah, serta penghambat terbesar dalam mendapatkan perhatian para elit untuk meningkatkan pamor mereka.
****
"Dimana Alisya? Kenapa tiga hari ini dia tidak hadir di sekolah? Dia juga bahkan mengabaikan telponku!" Adith langsung menyerang Karin, begitu melihatnya yang sedang berjalan di koridor sendirian.
"Alisya punya handpone sejak kapan?" tanya Karin tidak tau mengenai masalah ini.
"Tidakkah kau diajarkan sopan santun untuk menjawab pertanyaan orang lain terlebih dahulu, sebelum bertanya kemudian?" Adith yang terkenal dingin menikam Karin, dengan pertanyaannya dalam nada bengis. Karin akhirnya sedikit gemetar melihat tatapan Adith, yang menusuk hingga kedalam tulangnya, membuat bulu kuduknya berdiri dengan hebat.
"Aku tak menyangka ia bisa semenakutkan ini, hanya karena mencari Alisya." Batin Karin menenangkan diri. "Dia sudah mengambil izin kepada sekolah karena neneknya, sedang sakit dan dilarikan ke UGD beberapa waktu lalu!" Karin hanya memberi alasan saja demi menyembunyikan kejadian sebenarnya yang tidak ingin diketahui oleh orang lain.
"Rumah sakit mana? Katakan padaku!" Nada memerintah Adith, membuat Karin sedikit gusar.
"Terimakasih atas perhatianmu, tapi Alisya tidak suka jika kehidupan pribadinya diusik bahkan olehku, sahabat karibnya!" Karin sengaja menekan kalimat kehidupan pribadi untuk membuat Adith, tidak bertanya lebih lanjut mengenai Alisya.
"Lalu, apakah dia akan hadir besok? Jika tidak, maka biarlah acara besok hancur berantakan." Adith memutuskan untuk tak menghadiri kegiatan besok, jika ia harus berdiri seorang diri menerima penghargaan yang tak seberapa baginya.
"Kau tak perlu khawatir, besok dia sudah memutuskan untuk tetap hadir demi menyelesaikan sekolahnya disini." Karin meyakinkan Adith.
Adith berlalu pergi dengan membawa aura membunuhnya, namun masih menyisakan sedikit nuansa mematikan sepanjang koridor, tempat Karin berdiri menatap punggung kokoh Adith yang berjalan menghilang dipembelokkan.
Melihat tatapan bengis Adith yang berjalan disepanjang koridor, membuat semua siswa maupun siswa menyingkir dengan teratur dan merapat di dinding menyelamatkan diri dari amarah penguasa dingin yang sedang tersulut. Adith tampak seperti gunung Semeru, yang memperlihatkan keindahannya yang berbahaya dan mematikan, yang bisa saja meledak kapan saja jika ada yang berani mengusiknya.
"Dia memang menakutkan, tapi ku harap dia bisa melindungimu dengan kekuasaannya Alisya" lenguh Karin menaruh harapan yang tinggi kepada Adith.
*****
3 jam lagi acara penghargaan akan segera dimulai. Seluruh siswa dan tamu undangan telah berdatangan satu persatu untuk menyaksikan kejadian bersejarah yang ditorehkan oleh sekolah ini, terlebih lagi karena acara ini akan disiarkan secara langsung oleh stasiun Berita Nasional dan swasta.
Selain itu banyak sekali pejabat tinggi dan pemimpin perusahaan besar Indonesia, ikut menghadiri acara ini sebagai bagian dari trik mereka dalam menarik perhatian keluarga Narendra penguasa tertinggi dari perusahaan terkemuka di Indonesia. Acara ini akan diresmikan oleh presiden secara langsung sebagai pemberi penghargaan.
Bukan hanya dari kalangan biasa dan elit tingkat 1 yang hadir, melainkan tingkat 2 dan tingkat 3 pun juga hadir memenuhi aula utama kompleks Elit sekolah tersebut.
Adith yang berjalan masuk dengan pakaian sekolah di balut Jas hitam almamater kebangsaan sekolah, lengkap dengan Dasi hitam yang menambah ketampanannya yang sangat mempesona dan bersinar terang di ribuan mata yang melihatnya. Ia bagaikan barang mewah yang tak bisa setiap saat mereka lihat dengan bebas seperti ini.
Alisya masih belum tampak di luar maupun di dalam kompleks aula elit yang sudah dipenuhi oleh banyak wartawan dan tamu undangan, membuat Adith sedikit gelisah di tempat duduknya. Ia merasa kesal karena dengan semangat datang ke acara itu karena perkataan Karin yang meyakinkannya bahwa Alisya akan ikut hadir bersama dirinya.
"Aku takkan memaafkannya jika dia berani menipuku" Batin Adith mulai gusar.