Download App
36.95% Because The Baby / Chapter 17: 17. Kejutan Kecil

Chapter 17: 17. Kejutan Kecil

"Ini informasi tentang wanita yang bapak cari, semuanya lengkap di sini," kata seorang berpakaian serba hitam kepada Rexan di kantornya.

Rexan mengambil amplop berwarna cokelat yang diberikan oleh orang tersebut dan membuka isinya. Ia melihat dokumen-dokumen di dalam amplop coklat tersebut dengan seksama, perlahan-lahan agar ia tak melewati satu kata pun yang tertera dalam dokumen tersebut.

Setelah ia melihat isinya, kembali ia memasukkan dokumen tersebut ke dalam amplop tersebut. "Kamu yakin ini benar? 100% akurat?" tanyanya.

Orang itu mengangguk, "Ya, pak. Semuanya sudah saya pastikan 100% benar adanya."

"Oke good. Terima kasih atas informasinya, i'll pay you double," kata Rexan.

"Baik pak, terima kasih banyak. Kalau begitu saya permisi dulu pak," kata orang itu yang hanya dijawab anggukkan oleh Rexan. Tak lama, orang itu pun segera pergi dari hadapan Rexan.

Rexan menghela nafasnya pelan sambil memandangi amplop tersebut. Sudah aku duga... satu teka-teki sudah terjawab, tinggal yang lainnya. Chels, kamu gak usah khawatir, selagi ada aku aku akan pastikan kamu aman dan aku jamin orang lain gak akan bisa menyakiti kamu. Jika ada yang menyakiti kamu, aku pastikan dia akan membayar dua kali lipat dari yang ia lakukan, katanya dalam hati.

===

Chelsea terbangun dari tidurnya setelah menyadari bahwa mobil yang ia tumpangi telah berhenti. Ia mengerjapkan matanya dan melihat ke sekelilingnya.

Rexan tidak ada di kursi kemudi.

Gadis itu menyerngit kebingungan, "Loh Rexan kemana?" pikirnya. Ia pun akhirnya keluar dari dalam mobilnya untuk mencari keberadaan Rexan.

Saat ia keluar dalam mobilnya, matanya sama sekali tak bisa terlepas dari pemandangan yang terpampang di hadapannya.

Wah!

Itulah satu kata yang ada dipikiran Chelsea kala itu. Matanya seakan-akan telah terhipnotis oleh pemandangan danau serta matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.

"Gimana? Kamu suka?" tanya Rexan.

Chelsea menengok ke sumber suara, gadis itu tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. "Indah banget!" katanya. "Kok kamu bisa temuin tempat kayak gini sih?"

Rexan terkekeh kecil, "Bisa dong. Aku gitu loh. Yaudah ayuk duduk disana," katanya.

Mereka berdua pun berjalan ke tepi danau dan menghampiri meja makan yang telah didekor sedemikian rupa, dengan hidangan yang telah tersaji juga di atas meja tersebut.

Lagi-lagi Chelsea terkagum melihat apa yang dilihatnya kala itu. "Ini semua kamu yang siapin?" tanyanya.

"Hm—mm. Gimana? Kamu suka?" tanya Rexan.

"Aku gak bisa berkata-kata," kata Chelsea. "Makasih banyak, Rex, udah memperlakukan aku dengan baik. Aku sama sekali gak nyangka kamu akan buat kejutan kayak gini."

Rexan tersenyum ke arah Chelsea, ia agak menundukkan badannya setengah dan kedua tangannya mencubit kedua pipi gadis itu dengan gemas. "Dasar!"

"Aww! Ih sakit tau!" Kata Chelsea.

Lagi-lagi Rexan terkekeh, "Mulai sekarang, kamu harus siap ya karena aku akan terus buat kejutan-kejutan kayak gini buat kamu," katanya sambil mengacak-acak rambut Chelsea. "Udah, sekarang kamu makan yang banyak, ya." Rexan pun kembali ke tempat duduknya yang terletak di seberang kursi Chelsea.

Deg deg deg.

Apa cuma aku yang merasa kalau saat ini, di tempat ini, aku dan Rexan benar-benar saling jatuh cinta? tanya Chelsea dalam hatinya.

*

Tak terasa dua jam telah mereka lewati bersama. Penuh canda tawa dan kebahagiaan. Rasanya Chelsea ingin menghentikan waktu disaat itu saja.

Rexan melihat ke arah Chelsea, ia terdiam sejenak memandangi wanitanya itu. Ia pun juga memikirkan apa yang sedang Chelsea pikirkan. Rexan hanya ingin hidup bahagia bersama dengan Chelsea sampai selamanya, tak peduli apapun itu, laki-laki itu ingin selalu berada di sisi Chelsea. Tapi seakan-akan ia membisu, ia tak sanggup untuk mengungkapkan apa yang ada dihatinya kepada wanitanya itu.

"Kamu tau gak Rex? Ini adalah makan malam terindahku selama 24 tahun aku hidup," kata Chelsea. "Karena itu aku seneng banget."

"Aku juga ikut seneng ngeliat kamu seneng kayak gitu," kata Rexan sambil tersenyum.

Chelsea lagi-lagi memejamkan matanya menikmati udara sejuk malam itu.

"Chels," panggil Rexan.

"Hm?"

"Apa aku boleh mengenal kamu lebih jauh?" tanya Rexan.

Gadis itu membuka matanya dan langsung menoleh ke arah Rexan. "Maksud kamu?" tanyanya.

"Aku ingin lebih mengenal kamu, segala cerita tentang kamu. Dan aku juga akan membiarkan kamu untuk mengenalku lebih jauh," kata Rexan. "Apa aku boleh?"

Chelsea terdiam.

"Aku ingin kita berdua sama-sama berbagi suka maupun duka, bercerita tentang apapun dan tentunya jadi sandaranku satu-satunya..." Rexan menggantungkan perkataannya. "...sesuai janji suci pernikahan yang sudah kita ucapkan waktu kita menikah dulu."

Gadis itu menganggukan kepalanya dengan ragu. "Boleh," katanya. "Aku juga ingin mengenal kamu lebih jauh lagi. Bagaimana pun juga, kamu papanya dari anak ini."

Rexan tersenyum saat mendengar jawaban dari Chelsea. Setidaknya meskipun Rexan belum berhasil mengungkapkan perasaannya kepada Chelsea, tapi ia cukup senang karena Chelsea masih memberinya kesempatan untuk lebih mengenal lebih dalam.

Chels, apa kamu menyadari kalau sebenarnya aku telah jatuh cinta sama kamu? batin Rexan.

Aku rasa... aku telah jatuh cinta sama kamu, Rex. Apa aku bisa memiliki kamu seutuhnya? batin Chelsea.

Bersambung...

***

Published: 17 Oktober 2020, 12:12


CREATORS' THOUGHTS
ecstusea ecstusea

Like it ? Add to library!

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C17
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login