"Can I go where you go? Can we always be this close forever and ever? And ah, take me out, and take me home, you're my, my, my, my lover." Neptunus menyanyikan bagian reff dari lagu Lover dengan begitu indahnya, Nuansa bahkan sampai menutup matanya karena sangat menikmati nyanyian Neptunus.
Suara pria itu bagus, khas dan nagih untuk di dengar. Permainan gitarnya juga sangat baik, dan ini benar-benar sebuah permainan musik yang sempurna, siapapun tidak akan bosan mendengarnya.
Neptunus tampak sangat menghayati makna dari lagu tersebut, terlebih lagi ia tidak melepaskan tatapannya dari Nuansa selama menyanyikan lagu Lover yang romantis itu.
Dan akhirnya, lagunya selesai. Nuansa memberikan tepuk tangan yang meriah sambil berdiri. "Kau luar biasa, kau bisa jadi penyanyi internasional dan menyanyikannya langsung bersama penyanyinya," ucap Nuansa.
"Tapi aku tidak ingin jadi penyanyi, aku bahkan tidak pernah memikirkan hal itu, hahaha, aku bermusik hanya untuk kesenangan saja. Awalnya hanya sebagai pelarian dari kesedihanku, tapi lama-lama aku jatuh cinta dengan dunia musik," ujar Neptunus.
"Dan menjadi pemusik yang sangat keren."
"Hahaha, terima kasih."
"Tapi kenapa kau tidak ingin menjadi penyanyi?"
"Tepatnya aku tidak ingin terkenal, karena itu tadi, aku bermusik hanya untuk bersenang-senang dan melupakan masa-masa yang buruk."
"Boleh aku tahu cerita awalnya?"
"Tentu saja, aku tahu kau pendengar yang baik, dan kau sangat cocok dijadikan sebagai tempat bercerita."
Nuansa lantas tersenyum mendengar hal itu.
"Jadi, beberapa minggu setelah kematian ayahku, ibuku dan Eugene sudah mulai dekat, itu membuatku sangat kecewa pada ibuku, lalu selama berhari-hari kemudian aku memilih untuk mengurung diri di kamar sambil mendengarkan banyak sekali lagu, aku hanya akan keluar untuk makanan yang ditaruh di depan pintu kamarku, selebihnya aku tidak beranjak dari kamarku karena merasa sedih dan sangat kecewa pada ibuku."
"Dari situ kau mulai tertarik dengan dunia musik?"
"Ya, aku menonton cover dari lagu-lagu yang kusukai, aku melihat cover-cover itu sangat menarik, dan aku juga ingin melakukannya, jadi aku meminta untuk dibelikan gitar pada ibuku, dia mau membelikannya untukku, asal aku tidak mengurung diri lagi, dan aku setuju hanya demi gitar itu. Kemudian aku mempelajari cara bermain gitar secara otodidak. Aku sempat tertinggal pelajaran di kelasku saat bersekolah dulu gara-gara mengurung diri, tapi untungnya aku bisa mengejar."
"Lalu kenapa kau terlambat masuk kuliah? Kau sudah tahu jurusan apa yang akan kau ambil ketika kau memutuskan ingin berkuliah, kan?"
"Ya, masalahnya awalnya aku tidak ingin kuliah, aku berpikir kalau memulai kehidupan sendiri, pergi dari rumah dan merantau secara diam-diam, lalu bertahan hidup dengan cara bermusik bisa mengubah kehidupanku menjadi lebih baik, tapi aku ragu untuk pergi, dan selama berbulan-bulan aku mempertimbangkannya, dan akhirnya aku memilih menetap dan ingin berkuliah saja agar tidak selalu berada di rumah. Karena yang kuhindari hanya rumah, rumah ini membuatku merasa miris pada kenyataan di kehidupanku."
"Oooh, begitu ya."
Suasana lantas menjadi hening, keduanya larut dalam diam.
"Engh, lagu Lover itu ... untuk siapa kau menyanyikannya? Kau sepertinya sedang sangat mencintai seorang gadis, ya?" tanya Nuansa.
"Aku tahu kau tahu, jadi kurasa aku tidak perlu menjawabmu lagi," ucap Neptunus.
"Eh, iya ..." Nuansa sebenarnya masih merasa bingung, namun ia tidak berusaha untuk bertanya-tanya lagi pada Neptunus karena takut akan membuat suasana hatinya jadi tidak bagus lagi.
"Ngomong-ngomong, aku ingin minta maaf padamu," ujar Neptunus.
"Minta maaf?"
"Ya."
"Untuk apa? Memangnya kau salah apa padaku?"
"Aku membentakmu terus hari ini, aku jadi merasa sangat tidak enak dan benae-benar merasa bersalah."
"Hahaha."
"Kenapa kau ketawa? Apa yang lucu?"
"Aku pun jika suasana hati sedang tidak karuan bakal marah-marah, jadi santai saja, jangan merasa sangat bersalah hanya karena hal seperti itu.
"Ya ... aku bersyukur kau memahami aku, aku ... aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana agar bisa melupakan semuanya, aku merasa tidak dihargai, bagaimana bisa mereka akan menikah sementara aku tidak merestui hubungan mereka?"
"Baiklah, semuanya dimulai karena kau tidak menyukai Paman Eugene, jadi aku akan memberikan pertanyaan yang sepertinya pernah kuberikan juga padamu, kenapa kau tidak menyukainya? Dia baik, dia ramah, dia keren, dan dia adalah seseorang yang bisa dijadikan sebagai panutan, maksudku, ayolah, sampai sekarang aku tidak mengerti alasanmu tidak menyukainya."
"Aku hanya ... tidak menyukainya."
"Setidaknya berikan alasan kenapa?"
"Aku tidak tahu, aku hanya tidak menyukainya, dan aku tidak mengerti alasannya, mungkin karena aku pernah menganggapnya sebagai perusak kebahagiaan keluarga orang."
"Dan sekarang kau tidak menganggapnya seperti itu lagi, kan? Karena kau tahu, kalau sekarang yang bisa membuat ibumu bahagia dan merasa terlindungi adalah dia, dan kebahagiaan ibumu adalah segalanya bagimu, kurasa bagi semua anak di dunia ini, jadi seharusnya kau bisa merelakannya untuk menikah lagi, kau tidak bisa memaksanya untuk setia pada ayahmu sampai dia menemukan ajalnya, tidak Neptunus, tidak semua orang bisa sesetia itu, terlebih lagi ibumu punya trauma besar yang tidak akan pernah bisa kau mengerti rasanya, jangan egois, jangan hanya pikirkan bagaimana sakitnya kau ketika melihat ibumu akan bahagia bersama pria yang bukan ayahmu, pikirkan bagaimana penderitaannya jika tidak ada Paman Eugene di hidupnya untuk menggantikan posisi ayahmu."
"Aku ... aku tidak bisa Nuansa, aku tidak bisa melihat hal itu terjadi, aku seperti ... tidak rela."
"Jadi kau ingin ibumu menderita sampai kematiannya?"
"Dia masih punya aku dan Vega.
"Itu beda, Neptunus, kenapa kau tidak mengerti?"
Neptunus lantas terdiam. "Bagaimana tentang mereka tidak menghargaiku? Mereka sama sekali tidak mempedulikan keputusanku, apa aku merestui mereka atau tidak."
"Apa kau sedang melawak? Mereka menunggu lebih dari satu dekade untuk jawabanmu, kau menggantungkan jawabanmu, kau tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya itu? Kaulah yang membuat dirimu sendiri terlihat sama sekali tidak menghargai mereka, apa lagi Bibi Bulan itu ibumu."
"Ok, baiklah, lalu bagaimana jika aku mengatakan kalau aku tidak merestui mereka?"
"Itu sama saja dengan membunuh ibumu sendiri, kenapa? Pertama kau membuatnya menunggu selama lebih dari satu dekade hanya untuk jawaban seperti itu, lalu kau membuatnya kehilangan kebahagiaannya, yaitu Paman Eugene. Pikirkan itu, Neptunus, pikirkan semuanya, aku lihat mereka sudah mengerti posisimu, lalu sekarang, cobalah mengerti posisi mereka, kau sudah dewasa, pola pikirmu sudah tidak sama dengan saat pertama kali kau menyadari kedekatan ibumu dan Paman Eugene."
"Semuanya serba salah."
"Apanya yang serba salah? Kau ingin membalasku dengan mengatakan, 'Oh, kalau mereka mengerti posisiku, seharusnya tidak melangkah sejauh ini, mereka akan menikah, dan ini sama sekali tidak lucu, mereka mengerti posisiku, jadi seharusnya mereka tidak mengambil keputusan itu, mereka seharusnya berpisah.'?"
"Kenapa kau masih tidak mengerti juga?" lanjut Nuansa, Neptunus lalu terdiam sambil memalingkan wajahnya dari Nuansa.
Hayo kehabisan kata-kata