Download App
62.5% please remember me / Chapter 5: seperti terhubung

Chapter 5: seperti terhubung

mendengar suaranya saja aku malas apalagi sampai melihatnya ya, dia yang memang sama sekali tak ingin aku lihat.

"nih!"

walaupun terdengar dan terlihat jelas tapi aku mengabaikan itu dan menganggap itu mimpi.

masih tetap bersandar di pohon dengan santai menikmati angin yang berhembus aku kembali terlelap.

tang ting tung tung

"mohon perhatian bel tanda masuk telah berbunyi, pada seluruh siswa diharap masuk ke kelasnya masing-masing, bapak dan ibu guru akan segera masuk ke dalam kelas, selamat belajar terima kasih"

dengan mata yang masih terasa sangat berat aku bangkit dan menuju kelas tapi saat aku melangkah kakiku menendang sesuatu.

"lah ini kan!?"

mengambil

"jadi yang tadi itu bukan mimpi! ya ampun mau ditaruh mana mukaku ini dia ngeliat aku tidur"

aku pun segera berlari menuju ke kelas

begitu sampai di kelas aku duduk dan menunggu kedatangan guru setelah beberapa menit pelajaran dimulai pak guru menjelaskan akan diadakan sebuah drama pada sekolah kami bulan depan dari tiap kelas akan dipilih 2 sampai 3 orang untuk mengikuti drama itu jadi barang siapa yang berminat bisa mendaftar.

setelah kelas selesai semua teman sekelasku heboh dan sangat berantusias untuk mendaftar,aku yang sama sekali tidak berminat karena memang tidak memiliki bakat atau keinginan, duduk bersantai masih menatap makanan yang tadi di aku tendang.

"sebenarnya mau dia itu apa coba"

"gak habis pikir deh"

"banyak cewek cantik di luaran sana yang ngejar dia laah dia ngapain coba gangguin hidup orang"

ngomong sediri

"aduh isyka kamu itu loo!! nanyak kok sama makanan, tanya ke orangnya langsung lah"

sambung megan

"yeee, ogah banget deeeh aku nanyain dia"

"ya udah kalau gak mau, eeh!! btw niih itu makanan dari pada cuman di liatin doang kasih ke aku aja sini heheheh"

"dasar rakus, nih deeh aku mikirin dia mulu kenyang!!"

"hahahahahaha makanan yang paling enak itu kan makanan yang geratis hahahahah"

"ya ya ya ya"

"eeh!!!"

sadar

"apa lagi megan???"

berbalik

" tapi kamu ngapain mikirin dia terus kamu suka yaaaaa"

"iihh amit amit yaa megan gak laaah!!!"

"udah ngaku aja ah!! sama aku gak usah malu hahahaha"

"iiihhhh kamu ini yaaa ngeselin banget sih!!!"

pergi

dengan kesalnya aku melangkah keluar kelas menuju kekantin mencari makanan untuk mengisi perut yang kosong, dengan porsi dua kali lipat aku makan dan duduk di pojokan sendiri.

karna sangat lapar dan menikmati makanan membuat aku terlalu pokuh hanya pada satu hal saja.

"makan itu secukupnya bukan sepuasnya, cewek kok makannya segitu jadi babi baru tau"

lewat

aku yang saat itu masih makan dengan mulut terisi penuh oleh makanan kaget dengan mata melotot kepalaku berputar melihatnya lewat dan ber kata seperti itu.

"sial!!"

kataku dalam hati

rasa makanan yang tadinya sangat nikmat dan menggoda berubah jadi tak enak dan tak menyelerakan.

makanan yang berada di mulutku adalah yang terakhir karna selera makanku menghilang begitu melihat dan mendengar dia.

aku menyimpan yang masih bisa di simpan selebihnya aku tinggalkan begitu saja, aku berjalan melewati meja mereka dengan cepat karena aku tak ingin melihat dia lebih lama.

"iihh benci banget aku"

kataku dalam hati

"silahkan benci aku, tapi satuhal yang harus kamu tau kamu yang seperti itu membuat aku yakin kalau kamu pantas untuk ku cintai"

deg

deg deg

seketika langkahku terhenti saat itu, kata kata itu benar benar jelas terdengar oleh telingaku.

aku balikkan badan melihatnya yang memandangku dari kejauhan dan tersrnyum.

ingin rasanya aku menghampirinya dan menanyakan semua kegilaan ini.

tapi karna terlalu banyak orang dan cewek cewek gila yang ada di sana membuat aku membuang jauh jauh keinginan itu dan memilih untuk pergi.

aku melangkah pergi ke toilet untuk menyegarkan pikiran, aku membasahi wajahku dengan air lalu menyeka airnya dengan tisu.

sesaat aku terdiam memandang diriku yang berada di cermin, aku menyentuh dadaku dan merasakan debaran jantungku.

aku melihat diriku yang terlihat senang dengan senyum kecil di bibir tapi setelah aku sadar semua itu hilang.

aku menyentuh telingaku yang mengenakan anting yang sama sepertinya sampai aku menyadari sesuatu.

"tunggu deh??"

"kayanya semua kegilaan ini berawal saat aku pakai anting ini deeh"

"setiap aku berbicara dalam hati saat itu juga aku mendengar suaranya di telingaku dengan jelas"

"apa iya yaa"

"masak iya sih gegara anting kecil ini kami bisa terhubung?? emangnya ini anting apaan??"

"kenapa coba dia harus masuk di sekoah ini iiihh sumpah dia buat aku gak tenang"

"semakin di pikirkan semakin banyak pertanyaan di kepalaku dan semua seakan meledak"

"ah udah lah!!!"

mengomel dengan cermin

segera aku keluar dari toilet dan menuju kekelas, sambil menunggu guru datang aku memakan jajananku tadi.

"selamat siang"

guru

"siang pak"

kompak kami menjawab

"ok buka buku halaman terakhir kita lanjutkan pelajaran yang selanjutnya"

pelajaran di mulai semua dengan serius melihat ke papan tulis dan mendengarkan pak guru menjelaskan sama halnya dengan aku tapi aku sambil ngemil sesekali karna perutku yang tak terisi penuh tadi membuat mulutku ingin mengunyah terus.

sampai pada saat sku sudah tak lagi dapat mengontrol laparku aku terlalu pokus pada cemilanku dan mengabaikan yang lain.

"Isyka"

panggilan pertama yang terabaikan

"Isyka!"

panggilan kedua masih sama terabaikan

"ISYKAA!!!"

panggilan terakhir dengan keras

"ya pak"

kaget dan langsung berdiri

semua teman yang ada di kelas tertawa karna aku berdiri dengan mulutku masih mengunyah, aku lihat ke guruku itu dia terlihat sangat murka padaku.

"matilah aku"

dalam hati sambil menelan

"kamu ada perhatikan yang saya tulis ini isyka"

"ada pak"

jawabku pelan

"ada kamu salin di buku kamu"

"heheheh sedikit pak"

"berdiri di depan!!"

"tapi pak"

"SEKARANG!!!"

dengan wajah tertunduk malu aku di tertawai teman satu kelasku bahkan ada yang menyoraki aku, rasanya hari ini aku begitu sial dan itu tak ada habis habisnya seperti sinetron di tv.

sudah 15 menit aku berdiri di depan, kakiku sudah mulai pegal berdiri terus tapi itu tak membuat aku menyerah, walau aku sedang dalam hukuman aku tetap berusaha memperhatiakan pak guru yang sedang menjelaskan itu sampai.

"Isyka!"

"ya pak"

"kalau kamu bisa jawab satu soalan dari saya kamu boleh duduk"

"beneran pak"

"hhhhhmmmmm"

"ok pak"

saat pak guru menuliskan soal di papan tulis aku membacanya perlahan karna soalan matematika itu paling sulit kalau dalam bentuk cerita (menututku sih ya heheheheh) setelah 2 kali membaca soal akhirnya aku mengerti dan dengan pelan mengerjakan soalan itu sampai selesai.

walau sedikit ragu dengan hasilnya tapi aku berusaha untuk percaya diri dengan apa yang sudah aku kerjakan karna itu hasilku sendiri.

"pak sudah selesai"

"hhhhmm ok"

guruku yang satu ini terkenal sangat tegas banget orangnya namanya adalah pak Thomas.

saat melihat jawabanku dia dengan gayanya berdiri dengan satu tangan di pinggang dan satunya di dagu dia memperhatikan semua langkah langkahku mengarjakan soal, wajah seriusnya itu membuat aku berdebar takut salah, aku jadi malas melihat ke papan tulis itu jadi aku lihat ke semua teman sekelasku yang sebahagian tersenyun dan menertawakan aku bahkan megan teman dekatku saja menjulurkan lidahnya ke padaku.

"awas kamu ya!!"

kataku pelan

"Isyka!!"

"Ehh!! iya pak"

kaget

"kerja bagus jawaban kamu benar, kamu boleh duduk tapi lain kali kamu jangan ulangi yaa"

"baik pak"

dengan bangga hati aku tersenyum dengan lebarnya lalu kembali duduk di bangkuku dan melanjutkan pelajaran.

setelah beberapa menit akhirnya kelas selesai dan kamipun pulang, saat semua siswa berhamburan keluar semua kembali heboh dengan mobil mobil mewah tiga orang yang paling tak ingin aku lihat itu.

"Alvian i love You"

"Gibran kak Gibran senyum kak"

"Noval ya amoun"

"ganteng banget"

"i love you all"

"ya ampun meleleh aku"

"ketampanan yang benar-benar"

"mobil mereka wauw banget"

"Kaak i love you"

semua orang berkerumun lalu berteriak teriak memuja dan memuji mereka, banyak cewek-cewek berlarian untuk melihat mereka yang sombong itu.

tapi aku gak pernah mau tau ataupun peduli dengan semua itu, aku memilih terus berjalan untuk pulang.

dengan menaiki bus aku menuju ke rumah tercinta langsung berganti pakaian dan makan sambil bersantai menonton tv.

"Isyka!"

"yaa nek"

"udah makan??"

"ini mau siap nek, kenapa??"

"nanaty kalau udah selesai bantu ke dapan yaa sayank"

"ok nek"

begitu aku selesai makan aku matikan tv dan segera kedepan.

begitu sampai aku mengganti bajuku dengan baju pegawai dan langsung mengambil memu untuk para pelanggan yang baru datang, dengan sangat ramah dan tak lupa pula dengan senyum terbaikku aku melayani mereka semua.

aku mencatat pesanan mereka satu persatu besetra nomor meja mereka lalu memberikan pada petugas masak, begitu bel itu berbunyi aku mengantarkan kembali

"selamat datang, ini menu yang ada, mau pesan apa?? biar saya catat pesanannya"

kataku ramah seperti biasa

"waaah ini beneran isyka yang itu kak kok beda banget"

kata Gibran

mendengarnya aku kaget dan langsung melihat ternyata mereka adalah tiga orang itu

"kalian"

kataku tak habis pikir

"hai Isyka aku datang lagi semua menu di sini enak dan ngangenin kaya kamu makany akubalik lagi"

kata Alvian

"oh ya bagus lah kalau begitu, sekarang kalian mau pesan apa yaa biar aku catat"

kataku dengan senyum terpaksa

"aah santai aja dulu kita lagi milih ini"

tink!!

bunyi bel pesanan siap di antar

"kalau gitu aku tinggal dulu yaa, nanty panggil aja ok"

pergi

dengan sangat kesal aku berjalan mengantar pesanan ke pelanggan, bahkan sampai aku kembalipun mereka belum menentukan apa yang akan mereka makan.

"ya ampun rempong banget deeh, ngapain lagi orang orang kaya ini di sini"

kesalku

================================

apa yaa yang bakal tiga orang itu lakuin

hhhmmm

tunggu terus yaaa

semoga suka


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login