aku terus menatap wajah menjijikkannya itu tak percaya anting yang aku kenakan ini sama dengannya.
dengan segera aku berdiri dan pergi dari hadapannya, sambil berjalan aku berusaha membuka anting yang ada di telingaku itu.
entah kenapa lama kelamaan aku sangat tidak suka dengan wajah tampannya itu sangat menjijikkan dan memuakkan.
"auw!! ini anting sialan kok gak bisa di buka sih"
berjalan sambil ngedumel
aku berhenti di depan sebuah toko yang memiliki kaca disana aku masih berusaha keras untuk membuka anting itu tapi sampai telingaku sakit nanti itu tidak mau terlepas.
telingaku yang sudah terasa sakit dan panas mulai memerah, Aku berhenti sejenak untuk berusaha melepas anting itu.
"isyka jangan di paksa!!"
aku melihat ke suara itu itu yang ternyata adalah Alvian, aku memalingkan wajahku darinya berjalan tanpa mempedulikan dia.
"isyka apa kamu tidak merasa kalau kita memiliki ikatan"
katanya
ketika mendengarnya berkata seperti itu aku berhenti merasakan debaran di dadaku.
walaupun aku memiliki sedikit perasaan itu aku langsung membuang semuanya.
"aku nggak mau mempersulit hidupku dengan adanya kamu, mungkin semua ini hanya kebetulan"
kataku lalu berlari meninggalkan dia
aku terus berlari dengan kencang dampak melihat ke belakang sampai rasa lelah itu datang aku pun berhenti di sebuah jembatan.
aku yang terengah-engah mulai mengatur nafas dan berusaha menenangkan diri, melihat sungai di bawah jembatan yang begitu senang membuat pikiranku sedikit jernih.
aku membalikkan badan melihat jalan yang dilalui banyak kendaraan, dengan tatapan kosong dan pikiran yang melayang-layang.
"Uuwaaaaa!!!"
teriak
"aku membencimu tapi kenapa kamu selalu ada dipikiranku"
kataku keras
"itu karena ingatanmu yang lama merindukan aku"
"eeeh!!"
aku yang saat itu benar-benar kaget terpeleset dan saking takutnya aku memejamkan mata erat-erat sampai hai
"isyka kamu gimana sih!!! kamu gak papa kan"
begitu mendengar suaranya yang begitu jelas aku membuka mataku dan betapa terkejutnya aku wajahnya begitu dekat saat itu.
perlahan ditariknya aku yang masih terbengong dengan mata lebar menatapnya.
"isyka kamu gak papa"
ulangnya
aku segera sadar dari kebodohanku menyentuh kepala aku yang pusing lalu menutup wajahku dan berlari karena malu.
"kenapa dia yang begitu aku benci masih mau berbaik hati"
pikirku
aku terus berlari tak terpikir olehku lelah atau apa yang penting saat itu aku sampai di rumah.
langsung menuju ke kamar dan membaringkan tubuhku, dengan nafas yang terengah-engah Aku berusaha untuk mengendalikan jantungku dengan mengatur nafas tapi bahkan saat nafasku sudah kembali normal jantungku masih tetap berdebar dengan cepat memikirkan kejadian yang tadi.
bahkan sampai kepala kuku tepuk-tepuk agar tak memikirkannya tapi dia yang selalu terbayang dalam pikiranku.
"gila! ini gila! sangat gila!"
kataku
setelah berjam-jam berada dalam kamar
"isyka!"
panggil nenek
"iyaa"
"astaga naga kamu kenapa isykaa!"
kaget
"gak papa kok nek"
masuk ke kamar
tok tok tok
"isyka kamu beneran nggak papa?? kok berantakan gitu sayang ayo cerita ada apa??"
tanya nenek saat mengetuk pintu kamar
"aku nggak papa kok"
menjawab dengan pelan
"ya udah, nenek siapin makan malam dulu ya, nanti kita makan bareng"
kata nenek lagi
"aku yang benar merasa lelah saat itu bukannya malah bangkit malah tertidur"
"isyka! isyka!"
"iya iya aku bangun nek"
jawabku dan bangkit dari tempat tidur
dengan mata yang masih berat saat itu aku menuju ke kamar mandi dan mencuci muka lalu datang ke meja makan, dengan masih mengantuk dan sesekali terpejam Aku duduk di meja makan.
"apa menu makan malamnya nek"
tanyaku
"makan malam apaan ini udah pagi isykaa"
"APA!!!"
kaget
dengan segera Aku berlari menuju ke kamar mandi menyikat gigi tanpa mandi lalu berganti pakaian sekolah.
melihat jam saat itu sudah hampir jam masuk aku mengambil roti yang ada di meja lalu berlari mencari kendaraan untuk menuju ke sekolah.
dengan terpaksa aku harus menggunakan uang jajan selama 3 hari untuk membayar taksi karena pada jam segini Bess untuk ke sekolah sudah tidak ada.
belum lagi sesampai di sekolah gerbang sekolah sudah tertutup dan dijaga oleh satpam di sana.
"pak saya mohon pak untuk kali ini aja, boleh saya masuk ya"
kataku membujuk pak satpam
"saya mohon maaf di ini sudah peraturan dari sekolah barangsiapa yang melewati jam masuk tidak diizinkan masuk kecuali mendapat izin khusus"
katanya
"yah pak, saya mohon deh pak bapak kasihan apa sama saya udah habisin jajan untuk 3 hari bayar taksi untuk datang ke sekolah, mas sebab nggak izin saya masuk"
kata aku semakin memohon
"tapi saya benar-benar mohon maaf dek nggak bisa ini sudah peraturan, harus ada izin khusus kalau mau masuk"
"saya mohon pak"
"saya minta maaf, tapi tetap nggak bisa"
aku bener-bener pusing saat itu rasanya ingin berteriak dengan kuat
"alviaaaaaaaan!!"
teriakku kesal
"lah kok jadi aku salah aku apaan"
tiba tiba
"eeeh!!!"
aku menaikkan bibirku sebelah kiri terheran-heran
bagaimana aku tidak heran kenapa aku terus-terusan bertemu dengan dia rasanya kehidupan ku benar-benar berubah saat ada dia.
"pak cewek ini masuk sama saya ya ini surat izinnya"
katanya pada pak satpam
"hhmm ok"
angguk pak satpam
dengan wajah terpelongo melihatnya yang mengajak aku masuk
"udah ayo masuk nggak usah kayak gitu mukanya makin jelek"
ejeknya
"dasar cowok sok ganteng!"
pergi
"Aku kan emang ganteng beneran daripada kamu"
"emangnya aku kenapa"
"dasar cewek gak tau terima kasih!"
"Apa!!!"
"tapi memang iya kan enggak usah sok gitu deh"
pergi
dia terus melangkah pergi meninggalkan aku dan aku aku saat itu tetap terdiam memandangi dia yang semakin menjauh.
di dalam hati aku merasakan kata-katanya barusan benar menusuk.
walaupun merasakan rasa malu yang luar biasa aku tidak bisa menerima perkataannya yang barusan itu benar-benar mengoyak harga diriku.
"ARVIAAN!!"
teriakku memanggilnya
Satya berbalik badan dan melihat ke arahku bingung aku menatapnya dari kejauhan dan
"terima kasih!!"
kata kuda langsung berlari
aku tidak bisa melihat bagaimana ekspresinya mendengar aku mengucapkan terima kasih padanya karena sudah sangat malu aku langsung menuju ke kelas.
"ya ampun untuk guru belum masuk ya"
kataku dan duduk
"bukannya belum masuk emang nggak masuk"
kata Megan
"lah kenapa"
"ada rapat"
"ooohh"
aku pun menceritakan kejadian yang aku alami pada Megan dia saat itu mendengarkan sangat serius sampai.
"girls aku punya kabar baik untuk kita semua"
ketua
"kabar baik apa"
"kita libur"
"atau kita disuruh pulang"
"woi ketua apaan"
"cepat gambar apaan"
"ketua"
"wahai hadirin sekalian harap tenang, kabar baiknya adalah kita satu kelas ditraktir makan ke kantin"
semua orang yang ada di dalam kelas bersorak kalian tahulah bagaimana garis-garis kalau berteriak seolah-olah bumi akan runtuh
hahahahah lebai.
dengan beramai-ramai kami berlari menuju ke kantin, sesampainya di sana semua orang sudah ramai apalagi 3 cowok terpopuler di sekolah berada di sana.
dan jujur saja kalau bukan karena aku tidak sarapan tadi aku enggak bakal mau ikut-ikutan yang lain aku masih merasa malu karena kejadian tadi pagi.
"hai semua selamat pagi, apa kalian semua tahu aku aku Alvian hari ini ini hari yang sangat istimewa karena seorang gadis yang selama ini aku cari-cari setelah mengakui keberadaan ku itu membuat aku sangat bahagia dan aku ingin membahagiakan bahagiaan itu dengan mentraktir kalian semua"
kata Alvian dan tersenyum padaku
"ya ampun dia senyum sama aku pasti cewek yang dia maksud itu adalah aku"
kata seorang cewek yang tidak jauh dariku
spontan semua orang menyorakinya dan entah kenapa perasaanku saat itu senang.
"gr banget itu cewek padahal bukan dia hahaha tapi siapa ya"
dalam hati melihat cewek tadi
"kamu cewek itu isyka"
"eh!!"
kaget
aku melihat ke sisi kiri dan kanan mencari Alvian yang barusan berbicara tapi pada saat itu jelas dia berada jauh di depan tapi aku benar-benar tidak salah dengar kalau yang berbicara barusan adalah dia.
"gila aku kebanyakan mikirin dia"
dalam hati
"terima kasih udah mikir aku"
"eh!!"
semangat kaget
sumpah kali ini aku nggak salah denger aku betul-betul mendengar suaranya jelas tapi dia berada di kejauhan dan terus tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.
membuat aku benar-benar gila.
"gila aku salah dengan kali ya"
kataku menggaruk kepala
merasa cukup dengan kegilaan aku pun keluar dari kerumunan itu padahal sangat disayangkan aku melewatkan makan gratis di kantin.
"aduh perutku mulai sakit ya gini kalau nggak sarapan pagi"
omelku dalam hati
aku duduk di bawah pohon di belakang sekolah tempatnya bersih hijau dan dingin.
sesekali angin berhembus sangat menyegarkan, dengan menyerahkan tubuh ke pohon aku memejamkan mata menikmati suasana sepi saat itu.
"nih!!"
======================
jangan lupa tulis ulasan kasih bintang dan tulis komentar ya
semoga kalian suka dengan cerita ini