" aku tahu, hanya saja rasanya sedikit menyenangkan jika memarahimu seperti ini, hihihi. "
Dia itu selalu seenaknya saja padaku.
Saat aku menolehkan pandanganku kearah mereka lagi, mereka sudah tidak ada disana.
" mereka baru saja pergi, apa kau ingin mengelus kepala Martin Shiba sebelum pergi ?. aku bisa mengejar mereka jika perlu. "
Kenapa dia selalu baik seperti ini.
" tidak, itu tidak perlu dilakukan. Melihatnya saja dari kejauhan sudah membuatku senang. "
" kenapa kau malah menolaknya, apa kau meremehkan kemampuanku ?. "
Dia kembali menyombongkan dirinya.
" bukannya aku meremehkanmu, hanya saja terasa sangat sia-sia jika kau malah menghilangkan kesan feminim yang terlihat dari dirimu sekarang, makanya jadilah wanita yang baik dan penuh sopan santun. "
Dia kembali memalingkan pandangannya padaku setelah aku mengatakan hal itu, apa aku membuatnya marah lagi ?.
Namun, aku merasa itu bukanlah sebuah amarah, karena setelah menatapku dia tidak berani melihatku lagi.