Download App
89.74% kecupan Kecil Dari Alam Mimpi / Chapter 105: Pesan Misterius

Chapter 105: Pesan Misterius

Di sebuah sudut kamar yang berukuran cukup besar, terlihat seorang pria dengan sebuah sayap ayam di tangan sebelah kirinya dan paha ayam di tangan sebelah kanannya.

Sambil mengunyah ayam-ayam itu dia terus memelototi layar ponselnya yang di gantung di hadapannya.

Tidak lama kemudian, pria itu dapat mendengar sebuah suara pintu terbuka dan dengan segera menarik seutas tali di bawah kasur dengan kakinya, membuat ponsel yang menggantung di hadapannya tertarik ke atas dan tersembunyi di balik plafon.

Seorang kakek tua masuk dan terlihat sangat terkejut.

"Demian, sedang apa kamu?" tanya kakek Demian sambil memijit pelipisnya yang terasa sakit.

Dia dapat melihat kamar itu sudah tidak terlihat seperti sebuah kamar, lebih tepatnya mirip seperti sebuah tempat pembuangan sampah organik.

Hampir di setiap sudut lantai terlihat sisa makanan siap saji yang berhamburan tidak teratur. bungkusan-bungkusan cemilan dan minuman yang tumpah memenuhi atas meja, lemari dan bahkan di atas kasur.

Mendengar suara kakeknya, Demian melihat ke arah pintu dimana kakeknya berdiri dengan frustasi, jantungnya masih terasa sedikit terkejut namun dia cukup gesit untuk bergerak cepat menyembunyikan ponselnya dengan segera.

Semenjak masalahnya dengan perempuan gila waktu itu, seluruh fasilitasnya di sita dan bahkan dia berubah menjadi tahanan rumah sampai sekarang.

Dengan sebuah potongan ayam di masing-masing tangannya, Demian menatap tersenyum dengan wajah bodoh ke arah kakeknya.

"Aku hanya mengikuti perkataan kakek, hanya tinggal di rumah dan tidak menciptakan masalah." ucap Demian dengan wajah yang terlihat polos.

Sudut bibir kakek Demian berkedut saat mendengar ucapan cucunya yang bersikap lugu seperti itu, sejak kapan bocah bau ini memiliki sikap seperti bocah kecil yang tidak berdosa

Kakek Demian mencoba membuat Demian berubah menjadi anak yang lebih baik dengan mendatangkan banyak ahli, bukannya menjadi bodoh seperti sekarang ini.

"Anak bau, kamu sengaja melakukan hal ini? Kamu mencoba memberontak dengan cara yang baru? Jangan harap itu akan berhasil!" ucap Kakek Demian dengan marah. Dia sudah tidak tahan melihat cucu satu-satunya itu menjadi lebih bodoh lagi dan berjalan pergi.

Kakek Demian segera memanggil kepala pelayan dan memerintahkan mereka untuk membersihkan kamar Demian yang seperti tempat sampah itu.

Melihat kakeknya pergi dengan marah, Demian melepaskan tali yang tertarik di bawah kakinya, membuat ponsel yang tersembunyi di atas plafon kembali ke posisi semula.

Demian menunggu balasan pesan dari Rafael, sudah dua hari dia tidak mendapat respon apapun dari sahabatnya itu, apakah dia sungguh seorang sahabat. Dia tidak pernah menghiraukan keadaan Demian setelah hari itu, Rafael bahkan melihatnya dengan tatapan penuh benci saat terakhir mereka bertemu, apa dia sudah melakukan sebuah kesalahan? Jika iya maka apakah itu? Dia bahkan jarang bertemu dengan Rafael, jadi bagaimana caranya dia bisa membuat sahabatnya itu memiliki ekspresi seperti itu saat melihat dirinya, seolah sebuah kesalahan mengenal Demian.

Tapi Demian tetap teguh dan terus menghubungi Rafael tanpa putus asa.

Tiba-tiba Demian mengingat sesuatu, dia lalu mengirim sebuah pesan baru kepada Rafael dengan ekspresi licik.

____________________________________________

Di dalam ruang rapat beberapa petinggi perusahaan berkumpul, dengan seorang pria rupawan yang dingin sebagai pimpinan mereka.

Ruangan itu terlihat cukup menegangkan dengan setiap orang yang merasa gugup di hadapkan dengan sosok iblis yang siap menerkam mereka kapan saja.

"Teenn" suara pesan ponsel terdengar membuat semua orang saling melirik.

Siapa yang berani membiarkan nada ponsel mereka berbunyi di saat rapat penting seperti ini, apa orang itu mencoba mencari mati? Namun kejadian selanjutnya membuat semua orang tercengang.

Rafael mengambil ponsel dari dalam sakunya.

Semua orang di perusahaan mungkin tidak mengetahui kapan CEO mereka akan menjadi kejam, namun sudah menjadi hal yang lazim untuk semua orang mengetahui bahwa CEO mereka tidak pernah sekalipun menggunakan ponselnya pada saat bekerja, apa lagi menerima sebuah pesan di tengah-tengah rapat.

Semua urusan penting atau laporan darurat akan di urus oleh Aldy sang asisten sekaligus bodyguar pribadi Rafael.

Setelah Rafael membaca pesan itu, suasana didalam ruangan tiba-tiba berubah menjadi berat.

Suasana sangat mencekam membuat bulu kuduk semua orang merinding ketakutan. Untuk mereka bernafaspun terasa sulit, dan hanya bisa diam tanpa bergerak memperhatikan Rafael yang sangat serius membaca isi pesan di ponselnya.

Sejak dia mulai mencari keberadaan Ibu Indah, Rafael selalu menjaga ponselnya agar selalu berada di dekatnya. Dia tidak ingin melewatkan informasinya walau hanya sedetik saja.

Namun sejak kemarin pesan yang masuk ke dalam ponselnya berasal dari si bocah pengacau itu, Demian sungguh menjengkelkan.

Rafael berencana memblokir nomor Demian namun sebelum dia melakukannya, Demian mengirimkannya sebuah pesan terakhir yang mengejutkan.

Cengkeraman Rafael pada ponselnya mengerat seiring berlalunya waktu, tak ada yang berani menegurnya. Semua orang terdiam menunggu kengerian ini berlalu dengan cepat.

Mereka yang berada di dalam ruangan bahkan dapat merasakan tubuh mereka menggigil, auto zona kutub CEO mereka telah aktif sekali lagi.

_______________________________________

Linggar yang berada di kediaman Kakeknya di rumah besar, terus menempel di dekat Ibunya.

"Ibu, kamu terlihat lebih mudah dan cantik saat terakhir kita bertemu. Apakah Ibu menggunakan cara-cara rahasia tertentu untuk tetap terlihat mudah?" ucap Linggar dengan wajah penjilat yang sejati.

Sejak kepulangannya, Linggar selalu menempel pada Ibunya bahkan pada saat Ibunya sedang membantu bibi memasak di dapur.

Kebiasaan ini masih persis sama sejak dulu, bocah ini pasti ada maunya. Dilihat dari lama perjuangannya sampai saat ini, itu pasti hal yang cukup besar.

Ethan yang sedang menuruni tangga melihat kejadian tersebut, membuat alisnya berkerut.

"Hey kuda pony, berhentilah melakukan itu! kamu sungguh merusak mata!" ucap Ethan jijik.

Mendengar dirinya di sebut kuda pony membuat Linggar marah seketika.

Tubuhnya tidak sependek itu untuk di sebut kuda pony, untuk tinggi laki-laki dia masih di atas standar. Namun karena gen dari keluarganya yang luar biasa, masing-masing pria di keluarganya memiliki wajah yang tampan dan postur tubuh yang sangat tinggi.

Di antara mereka, Linggar memiliki tinggi yang paling rendah. Itulah mengapa semua keluarga dekatnya kadang mengejeknya sebagai kuda pony.

"Tataplah dirimu di depan cermin terlebih dahulu, wajah cantikmu itu telah membuat terlihat persis seperti wanita! Atau mungkin kamu sebenarnya seorang wanita!" balas Linggar meledek tak mau kalah.

Ethan sungguh memiliki wajah yang sangat memikat, namun wajahnya itu tidak terlihat maskulin atau sangat tampan. Wajahnya itu hanya terlihat terlalu cantik, persis seperti seorang wanita, atau bahkan lebih cantik dari wanita biasanya.

Dan hal itu merupakan duri dalam daging bagi Ethan, dia akan sangat murka saat seseorang menyinggung wajahnya itu.

saat Ethan ingin membalas perkataan Linggar, Linggar mendapatkan sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Dia segera pergi dan masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan Ethan yang marah tidak jelas di belakangnya.

Ibu Linggar yang melihat kejadian itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kedua anak ini masih sama seperti dulu, mereka akan selalu bertengkar untuk hal yang sepele.

Linggar memiliki ekspresi licik di wajahnya, sebelumnya dia sudah memasang sebuah alat kedalam ponsel kakaknya, membuatnya dapat melihat dan mengetahui pesan-pesan yang dapat di terima oleh kakaknya.

Dia sungguh nekat melakukan hal itu hanya karena rasa penasarannya terhadap pria yang dia lihat terakhir kali bersama kakaknya.

Jika pria itu sungguh pacar kakaknya, dia ingin membuat ikatan sekutu dengannya untuk dapat mengendalikan kakaknya si pangeran es itu.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C105
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login