__ Indah yang tertidur lelap tidak mengetahui seorang pria masuk kedalam kamarnya, kamarnya tak perna terkunci, karena menurutnya tak seorang pun yang akan masuk kedalam kamarnya tanpa persetujuannya, dan untuk memudahkan Nadin masuk ke dalam kamarnya.
Pria itu berbaring di sampingnya, secara perlahan memeluknya dengan begitu erat. Indah masih tak menyadari, dia seakan bermimpi sesuatu yang berat menghimpit tubuhnya. Kini tangan pria itu mulai menyentuh setiap sisi tubuh Indah, dan akhirnya berhenti di gundukan gunungnya.
Merasakan remasan yang kuat Indah segera tersadar.
"Aaaaaaaaaaa..." Dengan sekuat tenaga Indah mendorong pria itu dengan cukup keras. Membuatnya terjatuh ke bawah lantai, pria itu tak bergerak sedikitpun. Apakah dia telah mati?
Indah menyalakan lampu dan mendapati pria itu tidak asing menurutnya.
DEG.. itu adalah pria dingin yang telah menahannya selama ini, Rafael.
__ ke esokan paginya, suara kicauan burung membangunkan pria yang terbaring di bawah ranjang, sepertinya semalam dia terjatuh dari atas kasur.
Dengan memegangi kepalanya yang terasa sakit, dia bangun perlahan. Membuka kedua mata dan....
"AAAAAAAAAAA..." Rafael tersentak kaget. Sebuah sosok mengerikan berdiri di dekatnya, menatap dirinya tanpa berkedip. Baru kali ini dia merasakan rasa takut yang teramat, kepalanya menjadi lebih sakit dari sebelumnya.
Rafael bukanlah jenis orang yang mudah di takuti, namun dengan kondisi yang kurang fit dan rasa sakit di kepalanya. Perasaan terkejut yang dia rasakan berubah menjadi rasa takut, saat melihat wajah buruk rupa di hadapannya.
Selang beberapa menit dia akhirnya tersadar, dia yang telah membawah mahkluk aneh itu ke dalam rumah. Dia memperhatikan sekelilingnya, dan menyadari dirinya tak berada di dalam kamarnya.
"Apakah kamu baik-baik saja?" Indah bertanya dengan sedikit nada khawatir pada suaranya. Kejadian semalam membuatnya hampir mati ketakutan, dia menyangka telah membunuh pria itu sebelumnya.
Rafael tak menjawab, dia hanya bangkit perlahan dan mengambil sepatunya yang tergeletak dilantai. Melangkah dengan kondisi masih terhuyung lemah, dia berjalan ke arah pintu, namun sebelum sempat dia membuka pintu dia membalikkan tubuhnya, dan memandang Indah dengan tatapan yang sulit di mengerti.
DEG..
Bagaimana ini, apakah dia menyadari penyamaranku? Dengan gugup Indah kembali berucap, "A..ada apa?"
Rafael hanya memandangnya daei ujung kepala samapi ujung kaki, dan pada akhirnya berbalik untuk pergi, setelah kepergiannya jantung Indah tak henti-hentinya berdegup dengan sangat kencang. Dia sangat takut jika Rafael melihat sebuah perubahan pada dirinya.
Indah lalu mengambil segelas air di atas meja, meminumnya dan saat dia berbalik menghadap cermin, gelas di tangannya sukses terjatuh
PRANGGG...
___Suara gemericik air terdengar jelas dari dalam kamar mandi, sosok seluet lelaki yang agak berotot, terlihat sangat seksi. Air yang mengalir dari shower membasahi tubuhnya, uap yang di hasilkan menciptakan sensasi yang memikat dan sangat menggoda, membuat para wanita yang melihatnya menjadi gila karenanya.
Rafael menatap kosong di depannya, ingatannya tertuju pada tampilan perempuan yang buruk rupa itu. Terakhir kali dia melihat perempuan itu, sepertinya lebih buruk dari yang sekarang.
Tubuhnya memang terlihat sangat hitam, dengan wajahnya yang terlihat menakutkan. Tapi tidak semengerikan itu juga, matanya masih bersinar dengan sangat indah, meski kulitnya hitam tapi tubuhnya terlihat lebih berisi dan sepertinya agak sedikit menggoda.
Dan yang paling membuat Rafael terkejut adalah, rambutnya yang tergerai dangan indah sampai ke pangkal pinggulnya. Bukankah waktu terakhir kali dia melihatnya, rambut itu sangat berantakan seolah tak perna mengalami perawatan. Menambah kesan mengerikan pada wajahnya terakhir kali.
___Indah duduk di depan cermin dengan frustasi, memikirkan kejadian semalam membuat kepalanya berdenyut kesakitan. Semalam, saat tiba-tiba dia terbangun karena sentuhan pria pada tubuhnya, Rafael yang merupakan pemilik rumah, adalah pria yang menyentuh tubuhnya.
Pada saat Rafael tergeletak tak sadarkan diri dilantai, Indah memberanikan dirinya berlari keluar kamar. Berusaha mencari kamar Nadin dengan tergesa-gesa, jika dia melarikan diri sekarang, maka penjaga keamanan yang selalu berpatroli, akan dengan mudah menangkapnya.
Jadi pilihan yang harus dia ambil adalah mencari Nadin secepatnya, untung saja Nadin telah memberitahunya letak kamarnya sebelumnya. Meskipun dia masih mengalami sedikit kesulitan, karena penjaga yang berpatroli hampir mendapati dirinya berkeliaran di tengah malam.
Setelah menemukan Nadin, Indah memohon untuk mencarikannya sesuatu yang dapat membuat tubuhnya menjadi hitam kembali. Cukup lama mereka mencari dan akhirnya menemukan sesuatu yang cocok, setelah indah mengambilnya, dia segera berlari ke dalam kamarnya.
Melumuri tubuhnya dengan bercak hitam, dan memakai pakaian yang perna dia kenakan saat pertama kali datang ke rumah ini. Saat Indah hampir selesai merias tubuhnya, sebuah suara seseorang yang mengeluh terdengar. Dengan cepat Indah membuang benda di tangannya di balik tumpukan pakaian kotor dan berjalan ke samping Rafael.
Tanpa Indah sadari, dia lupa untuk mengubah bentuk rambutnya. Rambutnya masih terlihat sangat indah, terurai dengan cantik di belakangnya.
"Bagaimana sekarang? Apakah dia akan curiga denganku?" kali ini Indah tak ingin membuat kesalahan, setelah kepergian Rafael dengan segera dia mengunci pintu kamarnya.
___tiga hari setelah kejadian itu, Indah tak perna bertemu dengan Rafael. Meskipun dia masih merasa sedikit khawatir, namun rasa lega menyelimuti hatinya. Informasi yang diberikan Nadin kepadanya, mengatakan bahwa tuan Rafael sedang sibuk mengurus perusahaan yang telah di tinggalkan selama tiga bulan terakhir, dalam kendali orang kepercayaannya di perusahaan.
Hari-hari berlalu begitu saja, Nadin masih setia menemani Indah, meskipun tak sesering dulu, saat tuan Rafael tak berada di rumah. Nadin takut, jika tuan mengetahui hal itu, maka dirinya akan mendapat masalah.
Saat Indah duduk termenung di depan jendela, sebuah keributan terdengar dari balik pintu. Dia sedikit penasaran, namun tak berani untuk melihat keluar, dengan tanda tanya besar di kepalanya, dia hanya bisa menunggu Nadin untuk memberitahunya.
Baru kali ini keadaan rumah menjadi begitu sibuk di luar sana, biasaanya hanya sebuah kesunyian yang tenggelam dari balik pintu. Dan itu berlangsung dari pukul satu siang hingga tujuh malam. Membuat rasa penasaran Indah semakin membesar.
Baru kali ini Nadin datang cukup terlambat kekamarnya, biasanya sebelum pukul tujuh Nadin akan membawakannya makan malam. Dengan gelisa Indah mondar-mandir di depan pintu, menunggu kedatangan Nadin dengan tidak sabar.
Ada yang tau benda apa yang di pakai oleh Indah untuk menghias tubuhnya menjadi hitam???
jika author diberi jawaban yg benar, maka hari ini up datex 2x...`(*∩_∩*)′