"Baiklah sekarang kita satu tim kamu ada masukan buat acara ini?" tanya Jacky melirik remeh Silvi
Silvi tersenyum licik dan berkata "Aku tidak akan menawarkan diri kalau tidak punya rencana."
"woyo.... boleh juga ... katakan apa rencanamu!" Jacky meloncat duduk di meja rapat
Silvi menempatkan dirinya pada kursi diruang rapat itu yang letaknya tak jauh dari tempat dr. Jacky "Kita akan buat acara bernama `Pasar Bisnis' kita akan meletakan acara itu ditengah berita nasional pada jam 8 pagi"
"Lalu apa yang akan kita sajikan di acara itu??? dan mengapa harus pagi?"
"Waaaah..... seorang master ekonomi bisnis menanyakan hal ini padaku yang hanya seorang desainer kelas teri??? aku tak percaya ini." Silvi menunduk menuliskan sesuatu pada note book di pangkuannya.
Jacky menyeringai tak terima diolok oleh Silvi yang bahkan tak pernah belajar tentang dunia ekonomi. "Kamu....!!!" pekik Jacky
Silvi mengangkat tanganya memberikan isyarat agar Jacky tak melanjutkan perkataanya. "Huuuft.... sudahlah aku tahu kamu terlalu banyak belajar jadi kali ini otak mu sedikit kongslet. jadi dalam.acara itu kita akan sajikan pergerakan saham global perlahan kita giring pada statistik kekayaan perusahaan berpengaruh di dunia setelah itu kita kerucutkan lagi membahas nilai sahal global perusahaan cincin emas dunia dimana didalamnya ada Tanaka Grup dan Gloria. pada saat itulah kita bisa memanipulasi berita kita siarkan bahwa kekayaan Gloria sedang mengalami puncak kestabilan maka mereka tidak akan berinvestasi dalam bentuk apapun. jika pernyataan itu di publish maka Tanaka grup tidak bisa mengintervensi keputusan Gloria, dan mengapa harus pagi karena jam 8 adalah jamnya para pengusaha mengamati berita politik dalam dan luar negri di berita- berita nasional." Jelas Silvi mengangkat dagunya tinggi melirik tajam Jacky dan tersenyum meremehkan ke arah dokter muda itu.
Mendengar penjelasan Silvi Jacky tetap bersikap tenang dengan gayanya yang sedikit slengekan dia mengatakan " Sekarang segera buat acaranya...!!!" mereka berdua beranjak dari kantor pusat Tanaka Grup ke sebuah perusahaan TV di bawah naungan Tanaka Grup.
"tapi bagaimana dengan telentnya?? siapa yang akan menjadi Host acara ini???" Silvi mengancingkan sitbelt sembari menatap Jacky yang siap menginjak pedal gas mobil sport miliknya.
"Tenang saja aku akan meminta Ayumi datang ke stasiun TV.!" jawabnya lugas
"Aaaahhh aku lupa kalian juga berteman baik dengan Ayumi" Silvi menepuk jidatnya cukup keras.
"Ha....ha...ha... apa kamu selalu melakukan hal bodoh itu??" Jacky yang tidak pernah serius menghadapi sebuah masalah kembali tertawa terbahak melihat tingkah Silvi
"kamu bilang ini hal bodoh??? Safira jauh lebih bodoh lagi dia selalu ngacak- ngacak rambutnya sampai kayak orang gila kalau sedang malu, marah, merasa bersalah pokoknya kalau emosinya gak stabil pasti gitu."
"Ha....ha...ha... kalian itu mahluk dari mana sih?? kenapa sebodoh itu?? ha...ha...ha..."
"kamu !!!! terus bilang aku bodoh mentang - mentang kamu punya IQ tinggi???!!! itu namanya pelecehan !" Silvi menyilangkan kedua tanganya di dada dan menekuk wajahnya. Jacky masih tertawa melihat tingkah Silvi kemudia ia meletakan tangan kirinya di kepala Silvi mengelusnya.
"sudah sudah kucing liar jangan marah - marah"
lidahnya seketika kaku badanya mematung dan hanya bola matanya saja yang bergerak melirik pria tampan di sampingnya. wajahnya merah padam dan ia merasa daun telinganya pun memanas Silvi tak tahu apa yang sedang terjadi tapi dia merasa waktu lambat berjalan membawa sebagian darinya dalam lamunan, sekejap dia merasa tak berdaya namun ia mengumpulkan keberaniannya menyingkap tangan Jacky yang ada diatas kepalanya.
"Apaan sih!! mau merayuku ya!!" pekik Silvi
"Tidak !!!" Jacku sedikit membetulkan posisi duduknya mengamati kaca spion mobilnya.
"hmmm Jacky kamu orang yang pintar tapi kenapa kamu begitu menuruti Ryuji?? harusnya dengan kemampuanmu kamu bisa punya Rumah sakit sendiri dan punya perusahaan sendiri. lagi pula Ryuji terlihat tak sepintar dirimu?" Silvi mulai penasaran dengan persahabatan Ryuji dan Jacky.
"Bodoh !!! Ryuji adalah orang yang mengantarkan aku sampai pada titik ini bagaimana bisa aku menghianatinya."
"Ceritakan padaku.... ku mohon ... aku dan Safira juga bersahabat baik tapi tidak seperti kalian." Safira mulai menginterogasi Jacky yang sedang fokus mengemudikan mobilnya.
"Kamu bilang Ryuji tidak memiliki kecerdasan??? hah bahkan IQ nya 20 poin diatasku, kalau aku harus masuk setiap hari agar bisa mengerjakan soal- soal ujian maka Ryuji tidak perlu melakukan itu bahkan tanpa belajar sekalipun dia bisa mendapat nilai sempurna, sejak kecil dia sudah berbisnis dia lah yang membiayai sekolahku, memberikanku rumah, mobil dan semua yang kupakai saat ini. dia bahkan pernah mendapat penghargaan pengusaha termuda yang memiliki omset diatas $1000 saat usianya masih 18 tahun."
Silvi terbelalak mendengarnya otaknya bekerja keras mencari pembenaran bagaimana mungkin anak diusia 18tahun sudah menjadi pebisnis handal seperti itu???dalam hatinya ia bersyukur kali ini Safira mendapatkan pasangan yang seimbang denganya, meski sahabatnya itu sedikit lebay, ceroboh dan kekanak - kanakan tapi sebenarnya dia cukup cerdas di bidang akademiknya.
****
Di Kantor Ryuji sedang berusaha mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk keperluan show acara 'pasar Bisnis' sayangnya Ryuji tidak menemukan data yang dibutuhkan dari perusahaan Gloria, perusahaan ini memiliki tingkat keamanan internal yang cukup bagus tidak semua data di buka untuk umum bahkan strategi yang ia gunakan hampir serupa dengan strategi yang digunakan Tanaka Grub batin Ryuji.
"tuan.... perusahaan Gloria telah berinvestasi pada Star Ekspress 5 menit yang lalu. Star Ekspress kini aman di pasar saham." kata Yurin mengagetkan Ryuji
"Kamu tidak salah Yurin???" tanya Ryuji meyakinkan.
"Tidak tuan semua masalah Star Ekspress sudah terkendali. kini tinggal masalah geng mafia dan perusahaan Victory"
Ryuji terdiam ia dalam benaknya satu pertanyaan besar muncul "Ini bukan kebetulan, ini sebuah konspirasi, tapi untuk apa Gloria melakukan ini?? Siapa sebenarnya dibalik perusahaan besar Gloria??"