Penerbangan yang nyaman bagaimana tidak?? semua sudah diatur dengan matang oleh Ryuji. Safira tertidur pulas sesaat setelah pesawat lepas landas dari bias wajahnya nampak jelas tenaganya telah terforsir untuk sederet aktivitas barunya sebagai Mrs. Tanaka.
"Tuan, supir akan menunggu dari stasiun 3 dan akan mengantar kalian langsung ke Kantor pusat Tanaka Grup." jelas tuan Tomo pada bosnya
Ryuji melirik istrinya yang masih terbuai mimpi dia terdiam sejenak dan dengan tegas mengatakan "Minta padanya mengantarkan Safira ke rumahku, aku akan menghadiri acara dikantor pusat sendiri lagipula pestanya diadakan malam nanti."
tuan tomo membungkukan badanya dan kembali ketempat duduknya.
***
Safira membuka matanya perlahan saat seseorang mengotak tubuhnya beberapa kali
"Siapa kalian?? dimana Ryuji dan tuan Tomo??"
pria berpakaian rapi lengkap dengan topi mirip pilot itu hanya membungkukan badanya, seorang wanita paruh baya mengenakan baju berwarna navy dengan clemek putih menghampirinya
"Maaf nyonya supir kami tidak bisa berbahasa inggris, Tuan Tanaka dan tuan Tomo langsung menuju kantor untuk melakukan perjamuan internal mari silahkan masuk nyonya saya akan menunjukan jalanya."
Safira berjalan dibelakang wanita paruh baya itu sembari melihat sekitar rumah Ryuji yang sangat luas, setelah meninggalkan parkiran mobil bawah tanahnya Safira disuguhkan dengan taman yang luas dengan dua pohon bunga sakura dibagian depanya, kemudian safira memasuki rumah yang minimalis khas Jepang yang bersih dan tertata rapi, sebuah kolam renang dan taman kecil dibagian belakang rumah terlihat dari ruang tengah rumah besar itu bersekatkan dinding kaca.
"Oh tidak ... benarkah ini rumah Ryuji?? mengapa aku merasa seperti berada dalam drama korea??" gumam Safira menikmati rumah megah suami barunya.
Safira kembali berdecak kagus saat ia memasuki kamar yang sangat luas terpampang sebuah foto berukuran besar menyambutnya dalam kamar, dia menelisik memasuki ruangan dalam kamar itu matanya terbelalak melihat empat almari besar direkati cermin tertata rapi disana bahkan ada satu meja rias disudut ruangan itu.
Safira kembali memasuki ruangan ketiga di dalam kamar utama itu dia menjumpai sebuai bethup berukuran besar, shower dan tiloilet disana.
"Seandainya Ryuji adalah orang yang manis aku akan sangat bersyukur hari ini menjadi ratunya." kata Safira menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk di kamar Ryuji yang kini juga menjadi kamarnya.
Setelah puas beristirahat Safira mandi dan bersiap kesebuah pesta perjamuan untuknya di Negara kelahiran suaminya, Nyonya Mo menghadap padanya dan menyampaikan peruntah majikanya "Nyonya... tuan sudah menunggu dibawah andi diminta untuk segera turun."
"baiklah... hmmm siapa nama anda nyonya??" tanya Safira
"panggil saja saya nyonya Mo"
Safira tersenyum dia menjinjing tas kecil dimeja riasnya "baiklah nyonya Mo mari kita temui Tuanmu."
"Baik nyonya.... " nyonya Mo berjalan di belakang Safira tak lupa dia menjinjing koper kecil yang telah disiapkan untuk dibawanya turun.
"tunggu.... mengapa harus membawa koper? apa itu?"
" ini adalah baju ganti untuk Nyonya selama pesta penyambutan di resort."
"apa???? resort?" bola mata safira hampir meloncat dari kelopaknya mendengar penjelasan asisten rumah tangga Ryuji, dalam hatinya dia terus menghardik suaminya.
Pria yang ingin sekali ia temui kini berada dimobil yang sama denganya, ada banyak pertanyaan yang mulai berjamur dikepala Safira.
Tidak berbosa- basi lagi Safira memiringkan duduknya menghadap Ryuji "Mengapa kamu tak mengatakan padaku tentang resort?"
Ryuji masih sibuk dengan beberapa dokumen dipangkuanya namun ia masih menjawab pertanyaan istrinya "bagaimana aku mengatakanya jika kamu terlelap sepanjang perjalanan."
Wajah Safira memerah amarah dan kebencianya pada lelaki disampingnya ini benar- benar tak terbendung lagi, Safira memukul dokumen dipangkuan Ryuji hingga membuat beberapa file hampir terjatuh. Sigap Ryuji mempertahankan file-file itu berada ditempatnya, dia menutup map hitam itu dan meletakan dibangku depan samping kemudi
"Aku tahu kamu begitu membenciku tapi nikmatilah hari- hari bersamaku karena ini akan berlangsung untuk waktu yang lama." kata Ryuji meluapkan kemarahanya. pandangan mata Ryuji kembali kosong melihat suasana jalanan kota Tokyo yang indah dengan gedung -gedung pusat perbelanjaanya.
dua jam menuju Resort milik Ryuji Tanaka yang berada di pinggiran laut nan indah di Jepang.
Seluruh kolega dan karyawan Tanaka Grup begitu antusias menyambut nyonya Tanaka, satu persatu Safira menemui dan bercengkerama dengan mereka dia larut bersama orang- orang Jepang itu hingga tak sadar telah menghabiskan dua gelas minuman beralkohol.
"Tuan Tanaka mari lakukan ritual pengantin baru yang biasa dilakukan karyawan Tanaka Grup" teriak salah seorang pegawai yang telah hanyut dalam pengaruh alkohol.
semua karyawanya menyarankan hal yang sama, namun Ryuji tak bergeming dari tempat duduknya disebuah mini bar yang berada tepat di tengah kerumunan karyawan dan koleganya itu.
saat Ryuji tak memberikan jawaban Safira berjalan mendekati Ryuji dan bertanya " ritual apa yang harus kita lakukan?"
sorot mata Ryuji tajam mengarah pada Safira namun bibirnya masih terkunci rapat-rapat, hingga seorang karyawan lain menyeru dari kejauhan "Ciumlah bos besar dihadapan kami nyonya!!"
mendengar kalimat itu Safira yang sedang mabuk mendekatkan tubuhnya dan melingkarkan tanganya pada leher Ryuji "Ayo kita tunjukan pada mereka cara berciuman yang benar." katanya sambil mendekatkan bibirnya pada Ryuji, lelaki yang masih sadar itu menolak dan menahan tubuh Safira namun safira berbisik " bukanya beberapa kali kamu hampir menciumku?? mari lakukan sekarang" pintanta pada Ryuji.
Sekuat tenaga Ryuji berusaha menolak Safira dengan tetap menjaga harga dirinya dihadapan para orang- orang penting di perusahaanya itu karena Ryuji tahu Safira sedang dikendalikan alkohol, namun Safira terus berusaha mendekatkan wajahnya pada Ryuji dihadapan orang banyak membuat tatapan orang- orang itu berubah menjadi tatapan penuh kecurigaan. untuk menjaga harga diri Safira Ryuji mengambil tindakan layaknya seorang lelaki, kedua tanganya memegang erat wajah Safira dan perlahan ia mendaratkan ciuman itu dibibir mungil Safira. Sepasang suami istri itu tampak menikmati ciuman pertama mereka, mereka saling melumat bibir pasanganya dengan penuh gairah.
Ryuji menggendong tubuh mungil Safira ke kamar mereka sesaat setelah mereka melepaskan ciuman panas khas pengantin baru, Diruangan yang hanya di sinari lilin -lilin beraroma terapi itu Ryuji membaringkan Safira di tempat tidur mereka, Ryuji memandangi wajah cantik istrinya alisnya yang tak terlalu tebal meruncing, mata kecil nan indah, hidung mancungnya dan bibir tipis kecil berwarna merah. memandangnya membuat Ryuji kembali ingin melumat habis bibir indah menggairahkan itu, diapun mendekatkan kembali bibirnya pada bibir Safira.