Menjauh dan terus berlari menjauh, itulah yang dilakukan oleh Ara. Ara tidak ingin mendekat lagi dengan ibu Rania karena adanya perbedaan finansial. Ara merasa belum menjadi lelaki yang mapan secara finansial walaupun sudah bekerja. Income yang Ara bisa dapatkan sangat tidak sebanding dengan income nya ibu Rania. Ara belum bisa membeli mobil, apalagi rumah. Bahkan untuk menabung saja, demi persiapan menikah di usianya yang menapak angka 30 tahun, maka Ara belum mampu melakukan nya. Ara semakin merasa tidak mungkin akan bisa menikah dalam waktu dekat. Ara mulai melupakan semua kenangan dan harapan yang pernah ada di hatinya.
Ara menengok ke belakang namun hanya dimalam hari. Adapun pagi hari, maka dia terus saja berlari menjauh dari ibu Rania. Ara merasa malu karena belum bisa menjadi lelaki yang sukses dalam karir dan finansial nya. Ara lebih baik mencari wanita yang lebih muda usianya dari dirinya dan juga belum mapan secara finansial agar lebih bisa menghargai dia sebagai suami. Ara semakin takut melihat bahwa dirinya bukanlah Ara yang bisa membuat bangga pasangan hidup dan Ara tidak mungkin melamar satu pun wanita di dunia ini, karena kondisi finansial nya belum membaik. Ara memiliki kebiasaan untuk dikejar oleh wanita dan bukan mengejar. Ara juga menyadari bahwa dirinya belum cukup dewasa sehingga masih terlihat dengan sikap anak-anak. Maka Ara belum bisa menjadi Lelaki yang menjadi dambaan Wanita yang Sholehah m Ara masih ingin mengubah dulu sikap dan perilaku nya dan cara terbaik adalah dia harus melupakan ibu Rania dan pergi sejauh mungkin. Hampir setiap malam Ara masih memikirkan Ibu Rania namun sekarang ini, dia mulai berjuang untuk tidak lagi melakukan usaha apapun untuk mendekati ibu Rania.. ....Ara sudah pergi dari hati nya ibu Rania dan sebaliknya, ibu Rania pun sudah pergi. Maka untuk menghibur dirinya, dia membaca buku Novel agar bisa melupakan ibu Rania selamanya.