Chapter 44: Lelah

Bertahun tahun hidup dengan upaya mencari cinta, berpacaran, menikmati keindahan wanita dan menemukan cinta sejati namun tidak bisa memiliki adalah semua journey yang dilakukan oleh Ara selama 10 tahun dan akhirnya Ara merasa lelah. Dia menyendiri di kampung halaman bersama orang tuanya dan menolak setiap ada tawaran cinta yang datang. Ara mulai menjaga perilaku nya untuk tidak menjadi lelaki yang nakal. Ara mulai bosan dengan semua wajah cantik wanita yang mendekatinya dan mulai tidak peduli dengan peluang nya akan muncul wanita baru lagi karena sudah merasa cukup dengan perjalanan hidup yang rumit dan konflik yang tidak pernah selesai. Ara mulai melakukan introspeksi diri bahwa dia tidak bisa bersikap kasar kepada wanita dan ingin selalu mengendalikan hubungan. Ara merasa bahwa ketidaksetiaan yang dia buat selama dia berpacaran dengan beberapa wanita membuat terjadinya konflik. Ara berusaha menutupi semua kebohongan yang dia lakukan dan merasa bahwa dia berhasil membuat semua wanita tetap mencintai nya. Setiap kali ada wanita yang dia cintai memiliki lelaki lain selain dirinya maka Ara akab bersila kasar dan memutuskan hubungan karena Ara tidak mau di duakan. Namun sebaliknya, Ara ingin bersikap tidak setia dan menjadi Playboy tanpa dikritik sama sekali oleh pacarnya. Akhirnya Ara mengaku kalah dengan semua permainan yang dia buat. Ara mengakui bahwa wanita pun perlu lelaki yang setia dan dirinya sama sekali tidak bisa diandalkan untuk urusan kesetiaan. Ara mulai membuka hatinya untuk bisa bertemu dan menjalin hubungan dengan ibu Rania dan Ara menjadi ketakutan sekali jika ibu Rania menikah dengan orang lain atau dimilki oleh lelaki lain karena dia ingin meminta maaf kepada ibu Rania dan ingin memberikan pernikahan yang indah dan penuh kebahagiaan. Ara sangat bergairah ketika berada di dekat ibu Rania. Ara masih bisa merasakan indahnya cinta yang pernah dia alami dan dia hanya tidak mampu membendung rasa tersebut kemudian dia memutuskan untuk menjauhi ibu Rania adalah untuk membuktikan bahwa dia bisa hidup tanpa bantuan ibu Rania. Dia bisa mandiri tanpa uang dari ibu Rania. Ara mencari jalan sendiri untuk menata hidupnya tanpa ibu Rania dan dia berhasil namun tiba-tiba setelah 1 tahun, wanita yang dia jadikan pacar mengkhianati dia dan Ara menjadi bangkrut. Semua jalur karir yang sudah dia lakukan dan juga termasuk bisnis nya kandas dan dia tidak mungkin meminta bantuan kepada ibu Rania karena Ara harus terlebih dahulu sukses jika ingin melamar ibu Rania. Ara membutuhkan waktu untuk menyusun keberanian dan menyusun kekuatannya kembali karena dia sedang rapuh dengan kehidupan rumit yang sedang dia jalani. Jika dia dahulu pernah bertemu dengan ibu Rania pada kondisi dia masih punya harga diri karena dia pintar, punya karir dan masa depan yang gemilang maka kondisi hari ini adalah seorang Ara adalah lelaki pengangguran yang tidak punya income sama sekali. Dia berusaha mencari pekerjaan namun belum ada yang sesuai dengan harapannya dan dia malu untuk berkata kepada ibu Rania bahwa dia adalah seorang yang jobless dan gagal. Ara mencoba mengenang senyum dan tawa ibu Rania dan masih berharap ada jalan untuk mencari kesuksesan seperti yang ibu Rania bisa dapatkan dalam hidupnya. Ara semakin jatuh cinta kepada ibu Rania karena Ara mendapatkan kabar bahwa ibu Rania semakin sukses dalam karir dan bisnisnya. Ara hanya ingin punya titik balik dalam hidupnya dimana dia tidak lagi menjadi musibah bagi hidup orang lain. Ara tidak ingin juga menjadi benalu dalam kehidupan orang orang yang dia cintai. Ara pernah memberikan luka kepada ibu Rania kemudian Ara pergi menjauh dan Ara menjadi lelah dan menerima karma atas semua kelakuan buruk yang pernah dia lakukan. Ara tidak bisa menolak bahwa sekarang dia hidup dalam kesulitan yaitu kesulitan finansial dan karir. Kesombongan yang pernah terjad membuat Ara harus melepaskan sisi buruk dalam karakternya dan menjadi Ara yang baru dengan karakrer yang positif.