Download App
8.33% Journey of Ara / Chapter 10: Freedom

Chapter 10: Freedom

Freedom atau kebebasan adalah hal yang sangat menyenangkan bagi anak muda. Kebebasan membuat semua hal di dalam kehidupan Ara menjadi indah. Bebas berpacaran dengan 10 orang sekaligus dan jika ada pacar Ara yang marah, maka Ara mengambil sikap bahwa dia suka dengan kebebasan.

Kebebasan dalam memilih teman tanpa perlu dimarahi oleh pasangan hidup, inilah hal yang selalu menarik buat seorang Ara dengan jiwa muda.

Setelah melalui masa-masa kebebasan melebihi 6 tahun, maka Ara mulai berfikir mengapa dia belum juga menikah dan usainya mulai memasuki 27 tahun dan akan terus berjalan menjadi 28 tahun. Dia ingin di usia dia nanti, yaitu 28 atau 29 tahun, maka dia sudah menentukan pilihan dan segera menikah. Namun, hal yang paling menghambat keputusan nya untuk berkomitmen adalah karena Ara masih suka dengan kebebasan. Maka terkadang, difikiran Ara, dia mulai mencari sosok wanita yang akan membolehkan di memiliki 4 orang istri sekaligus. Dia mulai bertanya kepada semua wanita yang ada di dekatnya. Dan ternyata tidak satupun memberikan ruang kepadanya untuk memiliki 2 orang istri, apalagi 4 istri. Ara mulai galau dan mulai bingung harus memilih yang mana.

Getar-getar cinta yang Ara rasakan tidak dihiraukannya. Fikirannya mulai menghitung pasangan dari aspek materi yaitu yang paling cantik, orang tuanya kaya dan karir pasangannya pun harus terbaik. Ara memilih yang paling terbaik secara logika. Maka dia mulai mengabaikan isi hatinya terhadap Rania. Dia memilih tunangannya yaitu calon dokter dengan kecantikan yang sangat cantik bak model paling cantik di Indonesia yaitu Raisa, dan usianya pun masih dibawah usia Ara bernama Aisyah. Dia pun mulai menghitung-hitung bahwa dia akan segera melepaskan kebiasaannya untuk berpacaran dengan banyak wanita dan mulai belajar secara bertahap membangun komitmen dan belajar bagaimana caranya membangun rumah tangga.

Setiap kali dia ingin menyampaikan maksud hatinya untuk menikah, maka dia akan mundur lagi ke belakang dan berfikir untuk membatalkan komitmen dengan tunangannya. Dia merasa bahwa hatinya masih ingin memiliki Rania namun langkahnya mundur dan maju seperti layang-layang yang putus dari talinya. Ara sering galau kalau harus memutuskan kapan dia akan menikah dan bersama dengan siapa. Hatinya memilih Rania namun ia takut jika orang tuanya tidak mengizinkan dan logikanya memilih Aisyah seorang calon dokter.

Ditengah kegalauan, maka dia menyibukkan diri dengan kuliah. Satu kampus dimana seharusnya dia hanya fokus 6 bulan lagi menuntaskan studi Master nya dalam bidang Psychology, tidak mampu membuatnya cukup sibuk. Maka langkah dramatis diambil oleh Ara yaitu dia mendaftar kuliah yang kedua yaitu di bidang Hukum , juga di jenjang Master. Lengkap sudah kesibukannya yaitu kuliah di 2 kampus dan bekerja secara part-time. Waktunya menjadi sangat sempit dan tidak lagi bisa untuk berpacaran. Hampir semua kesibukannya adalah ke Perpustakaan, Kuliah, mengerjakan PR dan mencari uang. Tidak ada hal lain yang dia lakukan lagi. Fikirannya fokus hanya pada 2 hal yaitu Kuliah dan memperbaiki kondisi finansial nya. Tidak ada lagi waktu tersedia untuk Cinta.

Maka secara perlahan, kebiasaan buruknya yang suka dengan kebebasan, hilang. Dia mulai belajar bagaimana caranya menjadi seorang Leaders dan seorang suami yang baik. Dia ingin menjadi sosok manusia yang berkualitas dan jika suatu saat dia menjadi populer, disebabkan karena dia suka belajar dan suka kuliah. Dia tidak ingin orang lain mengenalnya sebagai Playboy atau lelaki yang memiliki kebebasan dengan bermacam macam wanita. Dia ingin mengubur masa lalunya yang kelam dan hitam dengan masa depan yang putih dan penuh cahaya. Dia berusaha menjadi sosok Ara yang baru, Ara yang tidak lagi egois dan materialistis namun Ara yang merupakan sosok lelaki Sholeh, Cerdas dan Mempesona. Brand baru dia mulai ciptakan pada sosok dirinya yang baru, maka itulah persiapannya menuju sebuah langkah baru yaitu dia akan menikah. Waktu dua tahun, adalah yang dia sepakati untuk melakukan transformasi dirinya agar menjadi pribadi unggul dengan jati diri yang baru. Maka dia berkata kepada wanita pujaan hatinya yaitu Aisyah, bahwa kamu boleh menikah dengab orang lain, jika selama 2 tahun ini ada yang ingin mengajak kamu menikah, maka aku merelakan kamu pergi dan kamu boleh memilih untuk tetap bertahan dengan aku, yaitu bertahan lah selama 2 tahun atau pergilah dengan lelaki lain yang sudah melamarmu karena aku belum akan melamarmu sampai 2 tahun yang akan datang. Kalimat ini kemudian membuat Ara tidak bisa tidur karena dihatinya masih menginginkan untuk mendapatkan Rania, dan bukan Aisyah. Namun Ara masih bingung, bagaimana menyatakan hal tersebut kepada kedua orang tuanya. Ara hanya bisa berdoa dan berpasrah semoga Rania adalah jodohnya, karena ada "rasa terhubung" yang sangat intense, antara jiwanya dan jiwa Rania. Ara mulai merasa bahwa Rania adalah true love atau soulmate nya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C10
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login