Download App

Chapter 91: Serbuan Hadiah

"Apa-apaan ini?"

Wataru memandang kesal dengan mata menyipit pada tumpukan hadiah yang memenuhi lantai depan pintu apartemen Misaki. Ukurannya bermacam-macam, mulai dari seukuran ponsel sampai seukuran mesin cuci. Juga terdapat beberapa buket bunga di atas hadiah-hadiah itu.

"Eng... kau sudah pulang?"

Sebuah suara cempreng laki-laki terdengar tiba-tiba diikuti suara deritan pintu terbuka di belakangnya.

Wataru berbalik, raut wajahnya terlihat tak suka. Pemilik suara itu adalah seorang lelaki kurus urakan dengan penampilan mirip gembel. Rambutnya agak panjang sebatas telinga dan terlihat tak terawat.

Kedua pipinya ceking dengan mata panda menghiasi kedua bola matanya.

"Kau siapa?"

"A-aku Ya-yamabe! Yamabe Tokuma! Tetanggamu di sebelah!" jawabnya dengan gugup.

"Tetangga?"

"A-aku jarang keluar. Mungkin itu sebabnya kau tak mengetahuiku, tapi aku mengetahuimu. Seluruh apartemen ini mengetahuimu."

"Lalu, ada urusan apa kau berbicara denganku?"

"Ah! I-itu! Kiriman!"

"Apa?"

"Beberapa hari belakangan ini tetanggamu mendapat banyak hadiah setiap hari. Si perempuan hantu itu, loh! Kami yang kebingungan sampai tak tahu harus berbuat apa dengan jumlah hadiah yang semakin hari semakin bertumpuk itu, akhirnya hanya bisa meminta pemilik apartemen menyimpannya sebagian di gudang penyimpanan."

Wataru memiringkan kepalanya, bertanya dengan nada kesal, "dari siapa hadiah-hadiah itu? Apa tidak salah kirim?"

"Tidak! Tentu saja tidak! Para pengantar paketnya bilang itu untuk Fujihara Misaki, perempuan yang mirip hantu. Mereka menyebut ciri-ciri fisik Fujihara-san jadi pasti tak salah lagi."

"Kau tidak tanya pada mereka siapa yang mengantarkan hadiah-hadiah itu?"

Tokuma menggelengkan kepala cepat-cepat, agak ketakutan pada nada bicara Wataru yang sedikit menggelegar.

"Ambil saja semua hadiah itu! Jika ada yang datang lagi, suruh buang ke tempat sampah atau kembalikan ke pengirimnya!"

"Anu... itu... sepertinya itu bukan kiriman biasa."

"Apa maksudmu?"

"Eng... orang-orang yang membawa hadiah-hadiah itu berpakaian seperti agen rahasia dengan alat komunikasi di telinga mereka. Mungkin semacam bodyguard yang ada di film-film."

Mendengar itu, pikiran Wataru mengarah hanya pada satu orang: Ishikawa.

Benarkah lelaki 100 juta dollar itu mengirimi Misaki hadiah seperti orang yang dimabuk asmara? Seberapa jauh hubungan mereka berdua? Wataru menahan napas kaku. Ia menyeringai aneh. Isi kepalanya seperti akan meledak. Seluruh warna di wajahnya seperti habis terhisap tak bersisa.

Dengan cepat, ia memutar tubuhnya dan memeriksa hadiah-hadiah itu. Kedua tangannya sibuk mencari-cari catatan atau tulisan yang ada di sana. Selang beberapa saat, ia menemukan secarik kartu pada sebuah hadiah kecil seukuran nasi kepal.

[ Untuk belahan jiwaku yang telah lama hilang, Misaki.

by S. M ]

Kedua bola mata Wataru menjadi gelap tak bercahaya. Hatinya secepat kilat menjadi dingin, seolah cahaya lari dari setiap inci tubuhnya.

S. M?

Ini bukan dari lelaki 100 juta dollar itu! Ini lelaki lain!

"Siapa lagi ini? Tsk! Dasar murahan! Awas saja kalau kau sudah sadar, Misaki!" tatapannya berubah dalam dan penuh makna, gigi dikertakkan kuat-kuat seraya meremas kartu ucapan itu.

"To-toshio-san?" tegur Tokuma takut-takut.

Wataru memalingkan wajah mengerikannya pada Tokuma hingga lelaki kurus itu berjengit kaget.

"Kapan mereka biasa mengantarkan barang-barang ini?"

"Apa?"

"Aku tanya, kapan mereka biasa mengantarkan barang-barang ini? Jam berapa mereka datang ke mari?"

"Ah! Itu! Pagi-pagi sekali! Sekitar pukul 7 atau 8 pagi."

Wataru merasakan seluruh darahnya mengalir naik di belakang kepalanya. Buku-buku jarinya memutih oleh kepalan yang diperkuat.

"Jal*ng! Aku setengah mati merawat dan gelisah dibuatnya, dia malah membuat pria lain memperlakukannya bak ratu dan menolak semua tawaranku? Seberapa jauh kau ingin menguji kesabaranku, Misaki?" kepalannya dipukulkan pada sebuah kotak hadiah besar dan menimbulkan bunyi 'bam' yang cukup keras. Entah apa isi hadiah itu.

"To-Toshio-san?"

"BAKAR SEMUA BENDA INI!"

"A-apa?"

"KENAPA SEMUA ORANG MEMBUATKU HARUS MENGULANGI SETIAP PERKATAANKU, SIH?!" ia bangkit, dan menendang kotak terdekat, berteriak kembali dengan nada suara penuh nada memerintah yang gelap, "AKU BILANG, BAKAR SEMUA BENDA INI, TERMASUK YANG ADA DI GUDANG PENYIMPANAN!"

"A-apa? Ta-tapi Toshio-san, itu punya Fujihara-san?!"

"BAKAR SEMUANYA! ATAU KAU YANG AKAN AKU BAKAR! PAHAM?!"

Wataru meraih kerah baju Tokuma dan menghempaskannya ke dinding dengan kasar, lelaki ceking itu gemetar dengan wajah memutih.

"A-akan aku lakukan! Akan aku lakukan!"

"Bagus, cepat singkirkan benda-benda merusak mata itu!"

"Ba-baik!"

Tokuma bergegas membawa beberapa kotak hadiah dan menuruni tangga. Ia lumayan tahu soal tabiat playboy itu dari gosip-gosip di apartemen dan sekitar lingkungan mereka. Toshio memang tampan, tapi seorang playboy menawan dengan reputasi buruk di mata para pria.

Lelaki tampan itu tak akan segan-segan melukai siapa pun yang mencari gara-gara dengannya. Bahkan ia pernah mendengar gosip bahwa di awal-awal kedatangannya di daerah mereka, lelaki itu pernah terlibat perkelahian dan membuat lawannya dalam keadaan kritis.

***

Wataru berdiri di area pintu masuk, kepalanya tertunduk dengan sorot mata kosong.

Suasana apartemennya sunyi dan sedikit gelap.

Cukup lama lelaki itu berdiri dengan posisi demikian layaknya sebuah patung.

Sudut-sudut matanya terasa panas, tapi air mata tak kunjung juga keluar. Sementara rasa di dadanya kini dipenuhi oleh emosi jungkir balik yang siap mengoyaknya dari dalam.

"Jika saja semuanya berbeda. Jika saja aku hanyalah anak laki-laki biasa dari keluarga miskin, semua ini tidak akan pernah terjadi... tidak akan pernah terjadi... tidak bisakah aku hanya memilikinya seorang? Hanya dia yang tersisa di ujung jemariku...," Wataru jatuh berlutut, hatinya terasa tertusuk setitik jarum panas yang menjalar ke seluruh bagian jantungnya. Menyiksa dengan rasa sakit menyengat dan membuatnya susah untuk bernapas, "...bisakah aku memilikinya tanpa menghancurkannya? Bisakah aku memilikinya tanpa menyakitinya? Bisakah ia hanya melihatku satu-satunya tanpa membenciku? Aku? Aku dengan keadaan yang sudah seperti ini? Aku benar-benar tak bisa mundur lagi, Misaki... jalanku sudah terlalu jauh... Maafkan aku... maafkan aku telah menyeretmu dalam masalahku yang rumit ini...."

Wataru merebahkan sisi kanan tubuhnya ke area genkan dengan perasaan lemas, pandangan matanya terlihat jauh.

"Ibu... benarkah cinta sejati itu sungguh tak ada di dunia ini?" ucapnya dengan suara serak berbisik, air mata menetes pelan menuruni wajahnya.

"Ibu... bisakah aku belajar mencintai perempuan itu? Walau hanya sebentar? Misaki membuatku benar-benar seperti orang gila... lebih buruk dari Aiko... entah sejak kapan, tapi sepertinya hatiku telah menjadi miliknya..."

Wataru memejamkan mata, lagi, bulir-bulir air mata menetes dari tepian bulu-bulu matanya.

"...ibu... kau bilang bahwa laki-laki tak boleh menangis. Tapi kenapa sejak kecil hanya rangkaian derai air mata dalam diam yang selalu menjalin membentuk takdir untukku? Kenapa, bu? Salah siapa? Apa karena aku anak haram?"

Dada Wataru seolah dipelintir oleh sesuatu yang kuat, membuatnya mengerang dan menjerit oleh rasa sakit mental yang dirasakannya. Ingatan kelam dan gelap yang selalu ditekannya dengan berbagai cara kini meluber seolah melahap tubuhnya perlahan.

Dari tenggorokan sampai ke perut, semuanya terasa pahit dan mengganjal. Rasa mual menerjangnya dan membuatnya ingin memuntahkan sesuatu tapi tak kunjung keluar juga apa pun itu. Sudut-sudut matanya semakin berair dan panas.

"AKAN KUHANCURKAN MEREKA SEMUA! SEMUA YANG TELAH MEMBUATKU SEPERTI INI!" raung Wataru murka dengan suara berat dan serak, detik berikutnya ia berteriak histeris penuh gemuruh amarah di dadanya. "ARRGGGHHH! TAK AKAN PERNAH KUMAAFKAN KALIAN SEMUA!!!"

***


CREATORS' THOUGHTS
NatsuHika NatsuHika

Ingat untuk terus vote SSP dengan batu kuasa!

Kalian malas vote, saya juga jadi ikutan malas update bab baru!

(ಥ﹏ಥ)

Kalian bisa cek novel saya yang lain kalo lagi nunggu up SSP. Ketik aja nama saya di pencarian: NatsuHika

Ketik sampai habis, ya! Jangan klik pop up-nya, nanti hasil pencariannya berbeda.

Sampai jumpa 10 hari lagi dengan crazy update!

Terima kasih telah membaca!

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C91
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login