10 tahun kemudian alias kembali ke masa sekarang.
"Mau kamu beri apa nama perusahaanmu?"
"PT. Mencari Dewa Sejati."
"Pffttt..."
"Ada yang lucu?"
"Tidak ada ... nama itu hanya mengingatkanku pada sesuatu."
"..."
Sang dewa diam sejenak. Dia mungkin berpikir dua kali untuk mengganti nama yang sebelumnya dia anggap keren. Kimansu merasa segan karena telah membuat suasana gembira jadi tidak nyaman. Dia mengakhiri kebekuan itu dengan membahas sesuatu yang 10 tahun lalu dewa janjikan.
"10 tahun ini aku sibuk menyelesaikan quest-quest rahasia yang kamu bocorkan. Kamu sudah melihat pencapaianku?"
"Iya, kamu menyelesaikan 12 dari 15 quest rahasia yang tersembunyi di balik quest keduamu. Tidak rugi aku membocorkan semua petunjuknya. XPmu pasti sudah cukup untuk mengubahmu menjadi manusia lagi. Selesaikan quest-mu. Kamu akan tahu sendiri hasilnya."
Tanpa menundanya, Kimansu menjatuhkan batang kayu tepat di jidat seseorang yang baru lewat. Ketika pria itu terkapar, notifikasi pun berbunyi yang menandakan Kimansu tidak perlu lama-lama jadi pohon lagi.
CLINK!!!
[Membongkar kedok penjahat kelamin, 1 QP diterima. Total 1000 QP terpenuhi. Quest kedua selesai. Reward 500 XP diterima]
CLINK!
[Tiga jalur Evolusi tersedia]
[A. Kayu pohon diambil pengerajin. Kamu menjadi busur yang dipegang prajurit pemanah]
[B. Kayu diambil warga desa untuk menyalakan api. Kamu menjadi asap]
[C. Biji pohon dimakan burung. Kamu menjadi burung yang bebas di angkasa]
Kimansu tidak memusingkannya. Dia menunggu notifikasi selanjutnya yang jauh lebih baik dari reward quest utama.
CLINK!!!
[Quest rahasia selesai, melindungi desa dari serangan bandit. Reward 4.000XP]
CLINK!!!
[Quest rahasia selesai, melindungi desa dari banjir. Reward 5.000XP]
CLINK!!!
[Quest rahasia selesai, melindungi desa dari amukan badai, Reward 7.000XP]
CLINK!!!
[Quest rahasia selesai, menyatu dengan alam selama 10 tahun. Reward 50.000XP]
CLINK!!!
[Quest rahasia selesai, menjadi ayah pengganti bagi seorang gadis. Reward 500.000XP]
Kimansu terbelalak andai dia punya mata. Bonus XP itu cukup banyak hingga dia tidak harus menyelesaikan quest-quest utama yang terlalu pelit memberi XP. Jalur evolusipun menyala satu persatu sehingga dia tahu ke mana arah evolusinya menuju.
Namun sayangnya, notifikasi selanjutnya memiliki bunyi yang berbeda.
CLINK!!
[Error ... Error ...]
"Huh? Kok error?"
"..."
Sang dewa tidak menjawabnya. Kimansu mulai cemas ketika notifikasi selanjutnya mengundang firasat yang lebih buruk.
CLINK!!!
[Sistem error. Kami mendeteksi kegiatan ilegal di server Tyr Artifex. Sistem akan mati dalam hitungan 60 ... 59 ... 58 ...]
"Huh? Ada apa ini?"
Dengan nada panik, Sang dewa spontan menjawab,
"Cepat habiskan XPmu!!! Jangan buang waktu!!! Segera evolusi!!!"