tiik..tikkk..tikk... suara jari jemari yang sedang beradu dengan keyboard komputer, waktu menunjukan pukul 08:15 pagi, meja Yulita masih kosong dia sudah terlambat 15 menit,
Pa.Husdi masuk memeriksa ke ruang komputer.
"Yulita mana? kok belum dateng?" tanya Pa.Husdi ke teman-teman Yulita.
"kurang tau pak, Yulita gak ngasih kabar sama kita" Jawab Anggoro.
"Owh gitu, ya udah nanti saya telpon deh" Pa.Husdi jalan keluar ruangan dan mengeluarkan HP dari kantong celananya untuk menelpon Yulita.
"Halo..lagi di mana Yul? oh gitu..oke-oke ya udah.." Pa.Husdi terlihat sudah selesai bicara dengan Yulita.
"kenapa sih si Yulita?" tanya Anggoro kepada Rudi.
"yehh mana Gw tau..mungkin dia gak enak badan atau telat bangun kali" Jawab Rudi kepada Anggoro, dan mereka melanjutkan pekerjaannya.
20 menit pun berlalu, Yulita baru sampai tempat kerjanya, terlihat lesu dan matanya sembab.
"heiiii tumben lo kesiangan?" tanya mytha kepada Yulita,
"Iya Mba Myt, lagi ada urusan dulu tadi" Jawab Yulita lemas, dan Mytha sadar kalo temannya habis nangis.
bisik-bisik antara Mhyta dan Wulan pun terjadi mereka menebak-nebak kenapa Yulita menangis. Anggoro dan Rudi juga ikut bertanya-tanya.
...
Tiba jam makan siang, Yulita tidak seperti biasanya dia menolak untuk di ajak makan siang bersama teman-temannya, dia memilih untuk kerja, dengan alasan masih kenyang.
dan teman-temannya pun makan siang tanpa Yulita.
Sepanjang Jalan mereka membicarakan Yulita dengan berbagai spekulasi masing-masing.
Sampai sore hari Yulita masih memilih untuk diam, dan waktu pulang kerja tiba dia masih murung di meja kerjanya.
"Guys kita duluan yah.." kata Wulan dan Mytha mereka pulang bersamaan.
Anggoro terlihat bersiap-siap untuk pulang juga, dia sudah mematikan komputernya.
"Yul, diem aja dari tadi..kalo ada masalah cerita sama Rudi, dia pakar percintaan hahaha.." celetuk Anggoro sambil berdiri dari kursinya dan siap-siap keluar ruangan.
"hahaha lo kira Gw dokter Boyke.." kata Rudi menimpali.
Yulita cuma tersenyum melihat candaan Rudi dan Anggoro, sampai akhirnya tinggal Rudi dan Yulita di dalam ruangan.
sambil menoleh ke arah Yulita, Rudi memberanikan diri untuk bertanya.
"Yul, lo kenapa sih kayanya lagi galau yah??"
Yulita yang lagi setengah melamun sambil melihat layar monitor akhirnya bersuara.
"lagi ada masalah aja Rud.." Jawab Yulita singkat.
"semua masalah pasti ada jalan keluarnya Yul, gimana tunangan lo sehat?" Rudi coba menenangkan Yulita, dan Yulita sedikit kaget dengan pertanyaan Rudi, sambil memegang kepalanya yang sepertinya mau meledak Yulita menjawab
"itu dia Rud, sebenernya Gw lagi pusing ama Dia..sifat aslinya baru ketauan akhir-akhir ini..tiap kali Gw tegur, dia selalu ngancem mau ngebatalin pernikahan kita.." mata Yulita berkaca-kaca, dia seakan mau nangis saat itu juga.
"Ya ampun Yul, kok dia bisa gitu sih?" jawab Rudi, tiba-tiba ada yang masuk ke ruang komputer, ternyata Pa.Husdi.
"kok berdua belum pada pulang?masih betah di kantor?" tanya Pa.Husdi ke Yulita dan Rudi.
"ini kita udah mau pulang kok Pa, ayo Yul" jawab Rudi sambil beres-beres dan matiin komputer, Yulita pun merapikan meja kerjanya dan siap-siap untuk pulang.
"eh Yulita mau nangis, Lo apain dia Rud??" tanya Pa.Husdi ke Rudi.
"Enggak Pa, Yulita abis nonton Film korea..Ya udah kita pulang dulu Pa" Jawab Rudi.
Yulita dan Rudi pun pergi meninggalkan ruang komputer dan Pa.Husdi.
"Yul, lo mau ke mana hari ini?" tanya Rudi ke Yulita
"Enggak ke mana-mana Rud, Gw sebenernya males di kostn, kalo udah di kostn pasti bawaanya pengen nangis.." Jawab Yulita sambil menekan tombol lift ke Lt.1
"Ya udah kalo mau kita makan aja gimana? sambil nanti lo cerita, kali aja w bisa kasih solusi, Gw yang traktir deh.." Rudi coba untuk menghibur Yulita.
"Hmm Gaya.. ya udah yuk.." Jawab Yulita.
Mereka pun sampai di Lt.1, Yulita ikut bersama Rudi mencari tempat makan menggunakan motor Rudi, dan pilihan jatuh ke Restoran FastFood.
setelah memesan makanan dan memilih tempat duduk Rudi bertanya kepada Yulita
"sebenernya calon laki lo tuh gimana sih Yul kok bisa gitu?" tanya Rudi dengan penasaran
"dia ternyata brengsek Rud, gaul sama temen-temen cewenya akrab banget, sampe saling pegang gitu, dia bilang cuma becanda tapi ya gak gitu juga kan Rud? dia juga komentar penampilan Gw kampungan lah, komen rambut gak modis, dan dia suka komen-komen jorok sama temen cewenya di sosmed. Pas Gw tegur, dia jawab terserah, kalo kamu gak suka kita batal nikah aja.." Jelas Yulita panjang lebar, dan Yulita menangis, dia seka air matanya pakai tissue yang di ambil dari dalam tasnya.
"Hadeuhhh..lo yang sabar yah Yul, trus orang tua udah di kasih tau?" tanya Rudi lagi.
"itu yang jadi masalah Rud, Gw bingung apa harus bilang sama orang tua? kasian mereka takutnya malah jadi pikiran.." jawab Yulita sambil nangis.
"Ya kalo menurut Gw sih dia udah keterlaluan, belum jadi suami aja udah kayak gitu, tapi semua keputusan ada di tangan lo Yul, sekiranya dia bisa berubah ya lanjut, tapi klo masih gitu-gitu aja ya harus di pikirin..Nikah itu bukan perkara gampang loh, gak kaya orang pacaran, gak cocok putus..tapi nikah itu keputusan seumur hidup..kalian harus saling memahami satu sama lain, dia itu calon Nahkoda yang bakal bawa kapal rumah tangga kalian, kalo Nahkodanya ngawur, kapal bisa tenggelam"
Yulita terdiam mendengar kata-kata Rudi, seketika air matanya berhenti mengalir.
"Rud Gw gak nyangka pemikiran lo lebih dewasa..emang dari kemaren Gw bingung harus gimana, tapi kalo udah ngobrol gini Gw jadi sedikit lebih tenang, makasih ya.." Jawab Yulita.
"Ya Gw sih bilang apa yang Gw pikirin aja hehe, kalo ada masalah tuh jangan di pendem, nanti jadi penyakit, lo kan punya banyak temen, bisa cerita ama Gw, Mba.Mytha, Wulan atau Anggoro.."Jelas rudi sambil memakan makanan yang di pesannya.
"Oh iya Rud, jangan cerita sama siapa-siapa dulu yah, Gw malu..Gw baru cerita sama lo doang.." Pinta Yulita kepada Rudi untuk tidak bercerita kepada siapapun.
"Oke santai aja lo bisa percaya sama Gw, ya udah makan dulu nanti keburu dingin gak enak.."
Yulita dan Rudi pun melanjutkan makan, setelah itu mereka pulang, dan Rudi mengantarkan Yulita ke tempat kostnya.
"makasih ya Rud, maaf udah ngerepotin.." kata Yulita kepada Rudi.
"Enggak kok, lo bisa cerita kapan aja, jangan di pendem.. ya udah Gw pulang dulu yah..bye.." Rudi menjalankan motornya pulang ke kostn.