Download App

Chapter 22: Anti-Banned

Setelah sehari berlalu, didalam sebuah kamar terlihat zie yang sedang menatap 3 layar monitornya. dengan suara yang begitu indah keluar dari sebuah alat ketik, dan angin pun masuk dari jendela yang berada disamping kamar zie. semakin lama suara yang terdengar dari alat ketik itu pun mulai berhenti.

Tikk...Tiikkk...Tikkk.Tikk...Tiikkk...Tikkk. tikk...tiiikk... tikkkkk...

Tikk...Tiikkk...Tikkk. tikk...tiiikk... tikkkkk...

tikk...tiiikk... tikkkkk... (Sfx : alat ketik)

Zie pun yang kala itu sedang melakukan sesuatu, ia pun berkata:, "akhirnya program ku selesai juga" ungkapnya sambil mencabut "BrainRealty" yang tertancap di kabel micro usb.

"Dengan begini, ID yang kugunakan didalam game tidak akan terdeteksi, dan aku pun bisa bebas bermain tanpa takut terbanned oleh pihak pemilik game ini." ujarnya dengan melihat "BrainRealty" yang saat itu ia pegang.

lalu terdengar suara dari ponsel zie. yang dimana saat itu ponselnya berada di tempat tidurnya. lalu ia pun beranjak dari tempat tidurnya dan melihat ponselnya. ternyata itu pesan dari Nara.

"Zie... kapan kita bisa bermain "The Heaven" lagi??" -isi singkat kata pesan dari Nara.

Dan zie pun teringat akan sesuatu saat memegang ponselnya. dan ia pun berkata:, "Kalau tidak salah kemarin merry memberikan ID Lupsnya, Hmmm... 'Merrymerryme' apakah ini benar", dengan melihat fokus kearah tulisan yang ia ketik di ponselnya.

"Nah ini dia, tapi kok foto yang diprofilnya foto wajah yang ada digame??" ujar zie saat melihat foto profil di aplikasi Lups. dengan penasaran ia pun mengirimkan sebuah kata.

"apa ini merry??" -isi singkat kata pesan dari zie.

Saat itu zie menunggu akan balasan, namun tak ada pesan pun yang masuk di ponselnya. hingga akhirnya ia memutuskan untuk bermain sebuah game yang ada didalam ponselnya.

Setelah ia mulai bosen dengan permainan yang ada didalam ponsel, tiba-tiba ponselnya pun bergetar dan memunculkan sebuah pesan kecil di atas layar ponselnya.

"Ini dari merry" ujarnya sambil membuka pesan yang telah ia terima. dan zie pun mulai membaca pesan itu.

"ia benar, ini merry, ini zie yah? maaf tadi aku sedang ada urusan." isi singkat pesan dari merry.

Dengan melihat pesan dari merry, zie pun mulai membalasnya lagi. hingga mereka berdua pun saling membalas.

"...ia,, aku zie.., Merry sedang sibukkah?" -zie

"Tidak kok!, aku baru saja selesai dari kerjaanku :)" -merry

"Ohh begitu yah, kamu ada waktu??" -zie

"aku sedikit sibuk mungkin nanti malam aku online The Heaven" -merry

"oh, yasudah kalau begitu, aku akan tunggu nanti malam di white ice" -zie

"ok zie :)" -merry

Setelah pesan yang terakhir dari merry, zie pun mengirim pesan untuk nara.

"aku main nanti malam, jika kamu mau ikut dengat ku lagi, datanglah nanti malam di white ice, aku ingin mengajak merry juga" -isi kata pesan dari zie.

saat itu zie pun melihat keluar jendela yang ada dikamarnya. dan ia melihat seorang anak yang digendong oleh ayahnya berjalan melewati rumah zie. ia pun teringat dengan ayahnya. sudah 15 tahun berlalu setelah ayah zie meninggal dunia, namun ia tetap berusaha hidup hingga saat ini.

"ayah.."

"mungkin yang kulakukan saat ini, ayah akan membenciku.."

"aku tau aku melakukan hal yang salah"

"dan disisi lain aku berpikir ini juga bukan hal yang salah"

"terkadang semua yang aku mau itu berbeda dengan apa yang aku inginkan"

"seperti saat ini, aku membuat program untuk yang kedua kalinya hanya untuk kesenangan ku saja"

"meskipun nanti pihak "The Heaven" tau, bawah aku menggunakan program ilegal"

"aku akan dengan sangat bangga mengakuinya"

"ayah.."

"aku kangen ayah..."

"mungkin lusa aku akan kemakam ayah"

"semoga arwah ayah tenang selalu"

Dengan meneteskan air mata, zie pun tertidur di atas tempat tidurnya. hingga malam pun datang dan suara ponsel pun berdering dengan keras sampai membuat zie terbangun dari tidurnya.

Tulit...tulit..Tulit...tulit..Tulit...tulit.. (sfx : suara ponsel yang berdering)

"Nara.." ujar zie yang saat itu melihat kearah layar ponselnya. lalu ia pun mengangkat panggilan dari Nara.

"Hoiii....!!! gimana?? jadi tidak bermain game 'The Heaven'..?!" terdengar suara Nara dengan berteriak dari ponsel zie. dan zie pun menjauhi ponsel dari telinganya saat nara berkata seperti itu.

Dengan menghusap kotoran yang ada di matanya zie pun berkata:, "Ohh, maaf... aku ketiduran..." dan ia pun beranjak dari tempat tidurnya.

"Mungkin setelah mandi aku akan login" ujarnya dengan mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu kamarnya.

lalu nara dengan nada keras yang terdengar dari ponsel pun berkata:, "Jangan lama-lama yah..!!!" dan zie pun tanpa menjawabnya lagi, ia menutup panggilan dari nara.

Seusai mandi, ia pun berbaring diatas kasurnya dan memasangkan "BrainRealty" kebagian belakang kepalanya. setelah ia masuk kedalam game, ia pun berlari kearah kota "White ice" untuk menemui Nara dan Merry.

"Max Speed" ucap zie untuk menggunakan skill buff yang serang ia gunakan untuk menambah kecepatnya saat berlari dalam sebuah game.

Hingga akhirnya zie pun sampai di kota "White ice". dan terlihat Nara yang sedang menunggu di tengah-tengah perkotaan. disana terlihat lingkaran kolam air mancur yang besar, dan para NPC yang berdagang pun mengelilingi kolam tersebut. cuaca yang sangat dingin dan salju yang selalu turun membuat pemandangan di kota ini sangat menakjubkan.

Ketika Zie berjalan kearah Nara, tiba-tiba muncul merry dihadapannya persis, dan mereka pun bertabrakkan dan jatuh. tanpa zie sadari, ia memegang buah dada milik merry. perlahan zie pun sedikit meremas-remas, dan ia pun melihat kebawah sambil membuka matanya.

Zie pun Terkejut malu saat ia melihat dua tangannya yang berada diatas buah dada merry. lalu merry yang saat itu menahan diri dengan sedikit memerah di wajahnya. merry pun menendang kearah burung kesayang zie.

"Awwww...!!!" bergumam zie yang menahan burung kesayangnya. Zie pun tau, apa yang dilakukan merry itu tidak mengurangi HPnya, namun rasanya saat menerima tendangan kearah burung kesayanganya terasa seperti nyata.

Lalu merry pun berdiri dan meletakkan tangan di pinggang sambil berkata: "Zieeeeeeeeee...!!!"

"Maaf, merry aku tidak tau, kamu tiba-tiba muncul didepanku.." ujar zie yang masih berbaring dijalan.

Merry sedikit kesal dan memalingkan wajah dari zie dan berkata; "Itu hanya alasan mu saja.." dan merry pun berjalan kearah Nara.

Zie yang saat itu berbaring dijalan pun berdiri dan berbicara kepada mereka berdua; "Oke, saat ini kita sudah berkumpul disini, aku ingin kamu menerima party yang telah kubuat merry." ungkapnya sambil melihat kearah merry.

"sudah ku terima.. huuuuh.." ungkap merry dengan kesal terhadap zie.

Nara pun tertawa saat melihat mereka berdua bertengkar dan berkata; "Hahaha..!!!, lebih baik kalian menikah saja..!!"

"Diam kau Nara..!! ingin kubuat kamu logout dari game ini secara paksa???" ujar zie dengan tegas dan sedikit meledek.

Nara tau itu hanya candaan, ia pun berkata; "aku hanya bercanda zie, hahaha..."

"Sekarang saatnya kita kedungeon dan menaikan level" -ujar zie sambil berpaling dari mereka dan menuju kedungeon.

Mereka bertiga pun berjalan kesebuah dungeon yang terletak di pinggiran area "White Ice". dan hingga akhirnya mereka sampai di dungeon itu.


CREATORS' THOUGHTS
Azhiez Azhiez

Untuk kalian yang sudah membaca novel ini hingga saat ini, saya sangat berterimakasih sekali kepada kalian. dan jika kalian tidak keberatan saya berharap kalian meluangkan waktu untuk memberikan ulasan untuk novel ini dan saya sangat menghargai itu.

[✓] Share

[✓] Komentar

[✓] Review

[✓] Batu kuasa

Terimakasih atas bantuan kalian selama ini, dan semoga novel ini menjadi lebih menarik lagi.

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C22
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login