Lagi-lagi aku mencuri waktu untuk nulis kelanjutannya. Jadi harap maklum kalau pendek :)
Jangan lupa vote,coment,share,tulis ulasan dan dukung terus dengan cara baca dan tungguin terus bab selanjutnya.
Happy reading!
_______
Di siang cerah di hari ini. Kita sudah bisa mencium berbagai macam bau harum masakan dari arah dapur. Bunyi gemercik air dan minyak terdengar saling bersahutan di telinga dan jangan lupakan suara dentingan keramik dan alat masak yang kadang terdengar samar.
Tangan kecil yang cekatan itu terus bergerak untuk memotong, memutar spatula, mengaduk sesuatu, menaburkan bumbu bahkan membentuk sesuatu. Rambutnya yang panjang sudah tergulung keatas dan menyisakan anak rambut halus yang tidak bisa digulung bersama rambut nya yang lain.
Mulut kecil nya terus menggumamkan alunan melodi lagu baru yang sedang populer di chart music minggu ini. Pinggulnya ikut bergoyang mengikuti melodi yang ia alunkan. Biasanya dia tidak pernah bersenandung apalagi menggoyangkan pinggulnya saat memasak tapi entah kenapa hari ini dia merasa bersemangat sekali.
Hari ini dia memasak berbagai macam makanan untuk makan siang seluruh penghuni-ah.. maksudnya hanya untuk Aiden eh.. Sir Aiden yang terhormat. Tapi Lova tetap memasak lebih untuk bibi Edora dan pegawai lainnya. Apa kalian pikir aku takut dimarahi oleh sir Aiden karena menghabiskan bahan makanan di dapurnya? Jawabannya adalah tidak. Sir Aiden adalah orang paling super sibuk yang memiliki banyak pekerjaan di kantornya jadi dia tidak akan tahu jika persediaan makanan di dapur habis atau tidak setiap harinya. Yang dia tahu hanyalah memberikan uang bulanan untuk keperluan dapur dan menambahnya bila kurang. That's it!
Oh ya!. Sebenarnya Aiden tidak pernah meminta untuk dibuatkan bekal atau semacamnya karena di kontrak hanya tercantum kalau Lova bebas memasak di mansion miliknya terlepas dari ada atau tidak nya Aiden sebagai pemilik mansion. Tapi setelah mendengar cerita dari bibi Edora, pengasuh Aiden sewaktu kecil yang sampai sekarang masih bekerja pada keluarga Abhivandya. Perlu dicatat kalau bibi Edora tidak menjadi pengaduh sir Aiden lagi tapi sebagai maid senior di mansion besar ini.
Bibi Edora bilang kalau setiap jam makan siang, Aiden selalu melewatkan nya dengan alasan waktu bekerja nya jauh lebih berharga daripada ia pergunakan untuk makan. Dia tidak mengerti pemikiran dari mana dan macam apa itu tapi yang jelas kebiasaan itu sangat lah salah dan harus dirubah.
Lova membuka beberapa kotak makan yang tersusun dengan pegangan yang menyambungkan beberapa kotak itu menjadi satu. Err.. bahasa mudahnya dalam bahasa Indonesia mungkin rantang. Aku tidak tau pasti tapi yang jelas aku pernah mendengar mommy menyebutkan kata itu sambil menunjukkan barang yang dimaksud.
Pukul sudah menunjukkan pukul 11 dan itu artinya satu jam lagi waktu istirahat akan dimulai. Dengan cekatan Lova memasukkan beberapa potong Rolade Daging kedalam kotak pertama beserta saus teriyaki dan kentang. Tidak lupa juga potongan wortel dan buncis yang telah ia pisahkan di dalam kotak kecil lain.
Lalu di kotak kedua. Dia meletakkan Salad Caprese. Oke bagi kalian yang tidak tau apa itu. Aku sebagai chef akan menjelaskan. Salad Caprese itu adalah salad sederhana asal Italia yang terbuat dari irisan mozarella segar,tomat dan kemangi manis. Di bumbui dengan rempah dan minyak zaitun. Percaya lah kalau makanan ini sangat lezat sekali!.
Dan yang ada di kotak ketiga atau the last one ada Baguette yang sudah dipotong menjadi beberapa bagian. Tidak terlalu istimewa karena ini roti biasa yang bisa didapatkan di toko roti atau supermarket.
Dan yang terakhir. Sebotol juice buah segar perpaduan antara buah blueberry dan raspberry. Yang dapat menyegarkan mulut setelah makan.
Oke lengkap sudah menu makan siang sehat untuk sir Aiden yang terhormat.
Setelah tersusun rapi dan dimasukkan ke dalam tas kecil. Lova langsung berlari keluar dari dalam dapur dan menuju ke kamarnya yang berada di lantai 1 mansion megah ini. Ia berlari melewati bibi Edora dan beberapa maid lain nya yang terkejut dengan Lova yang tiba-tiba berlarian melewati beberapa ruangan besar yang saling berhubungan itu.
"Maafkan aku bibi Edora." Ucap Lova sambil menatap bibi Edora dengan tatapan bersalah.
Lova kembali berlari namun kali ini dia kembali menabrak seorang pria tua yang bertugas untuk mengurus taman mansion besar dan megah ini.
"Maafkan aku paman." Ucap Lova dengan terburu-buru.
"Maaf teman-teman." Ucap Lova saat dia lagi-lagi tidak sengaja menyenggol pelayan lain.
Lova tersenyum penuh rasa bersalah dan hanya dibalas dengan gelengan lucu para maid lainnya. Tidak ada yang merasa kesal atau marah jika hal itu bersangkutan dengan Lova. Wanita itu ibarat matahari yang muncul setelah gelapnya malam dan pelangi yang muncul setelah hujan. Kehangatan dan keindahan yang wanita itu miliki tidak pernah habis dimakan waktu. Selalu berhasil membuat hati orang terpikat.
"Hati-hati sayang kau akan terjatuh kalau berlarian seperti itu." Teriak bibi Edora khawatir saat melihat Lova masih berlarian.
Bibi Edora tersenyum geli saat melihat tingkah Lova yang dengan patuh nya langsung berhenti dan terdiam di tempatnya. Wanita itu berjalan kearah bibi Edora dengan langkah yang pelan.
"Baiklah bi.. maafkan aku." Ucap Lova merasa bersalah.
"It's oke, dear. Lain kali jangan berlarian seperti itu lagi ya!. Berbahaya." Ucap bibi Edora penuh pengertian sambil memegang bahu Lova dengan lembut.
"Baiklah bi." Jawab Lova sambil tersenyum.
"Kau tau kan kalau aku tidak akan memaafkan mu bila kau terluka." Ucap bibi Edora sambil menatap Lova dengan tatapan sayang.
Lova hanya menganggukkan kepalanya dengan sebuah senyuman tulus lalu berjalan menuju kamarnya setelah berpamitan pada bibi Edora.
____________
To be continuous