»Flas Back«
Raka paham jika gadis nya nampak bingung, secara ini bukan hari ulang tahunya sehingga Raka membawanya ke sebuah Resort yang indah untuk memberikannya kejutan.
"Sayang ada apa?" pertanyaan Nana menambah keresahan yang coba di kemas Raka dalam senyumannya.
Bagi Nana empat tahun bukan waktu yang sebentar, bayak kisah yang sudah mereka jalani dan pernikahannya dengan Raka tinggal sebentar lagi.
Raka sengaja membawa Nana ke sebuah resort tempat pertama kali mereka bertemu empat tahun yang lalu, wajah Nana yang biasanya tenang sedikit tersipu malu dengan perlakuan romantis Raka, namun ada sedikit yang mengganjal di hati Nana ketika melihat gelagat Raka.
Nana mengenal Raka dengan sangat baik, sehingga dengan sekali tatap saja Nana bisa tau kalau Raka sedang bermasalah.
Tiba-tiba suasana ganjil semakin terasa, Raka mencoba membentuk kata-kata yang lebih baik untuk disampaikan, namun tidak ada cara lain untuk menyampaikan kabar buruk yang dibawanya.
"Sayang kenapa kamu diam saja, please..! jangan membuatku bingung" kata Nana.
Mendengar perkataan gadisnya, Raka mengumpulkan keberaniannya dengan susah payah, dia mencoba memalingkan pandangannya pada gadis yang sangat di cintainya itu.
"Nana? "
"Ya sayang"
Keheningan kembali menyelimuti mereka..
"Raka sangat mencintaimu, hanya kamu yang ada di hatiku, kamu tau itu kan? " ucap Raka, kemudian Nana langsung mengangguk.
"Dan sekarang aku minta Nana harus janji, tidak akan meninggalkan Raka jika mendengar apa yang akan Raka sampaikan sekarang" Raka menarik nafas beberapa kali dengan ekspresi iba.
Nana menatap lekat wajah Raka sambil bergumam. Apakah Raka ingin membatalkan pernikahan? sedangkan pernikahan kami tinggal dua minggu lagi?.
"Apa kamu ingin membatalkan pernikahan kita? " tanya Nana dengan deg degan.
Raka langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Itu tidak akan pernah terjadi"
"Jadi? " tanya Nana.
"Aku hanya ingin menikah dengan Nana, cuman Nana yang ada dalam hidupku, aku tidak akan sanggup kehilanganmu, tapi Raka ingin minta maaf terlebih dahulu, sebenarnya Raka telah khilaf, Raka sudah menghianati cinta Nana" jelas Raka dengan nada sedih dan lemah.
"Maksud kamu apa? " tanya Nana dengan ekspresi tegang.
Sebelum Raka mampu menjawab tiba-tiba Nana menerima satu pesan. "Sebentar aku ada pesan".
Setelah itu Nana membuka pesan dan itu dari Dania yang tak lain adalah sepupunya yang terkenal cantik dan seksi serta wanita karir yang sukses, Nana langsung membuka pesan itu, seketika itu matanya terbelalak dia kaget bukan main melihat gambar tespek dengan keterangan.
"Nana aku hamil, dan anak ini adalah anaknya Raka, jadi aku mohon berikan Raka padaku demi anak ini..!"
Ketika melihat Nana terdiam, Raka langsung menundukkan wajahnya seperti menahan tangis. "Nana boleh benci sama Raka, dan Raka tidak apa-apa jika Nana mau mukul Raka, tapi tolong jangan tinggalkan Raka, tetaplah menikah dengan Raka!"
Setelah mengatakan itu, Raka meraih jari mungil Nana, tapi dia mengurungkan niatnya ketika dia melihat buliran air mata mengalir di pipi Nana.
Nana tau betul bagaimana Dania begitu jatuh cinta pada Raka, tapi dia tidak menyangka kalau Dania dan Raka akan melakukan suatu perbuatan yang di benci oleh agama dan orang-orang yang sedang jatuh cinta.
Nana melirik Raka sambil memperlihatkan gambar yang baru saja di kirim oleh Dania. "Apakah soal ini yang ingin kamu sampaikan?"
Raka kehilangan ketenangan. "Nana tolong dengarkan penjelasanku, aku khilaf dan aku tergoda oleh setan, harusnya malam itu aku tidak minum terlalu banyak dan Dania mengantarku pulang, aku kehasut setan, aku melihat Dania seperti melihatmu, dan terjadilah hal itu"
Nana langsung geram. "Apa kamu bilang?, kamu minum? bukankah aku sudah bilang jangan menyentuh minuman keras dan sekarang kamu tau kan akibatnya"
"Aku tau aku salah, itu sebab nya aku ingin jujur padamu agar kamu tidak mendengar dari orang lain, agar kita bisa tetap menikah" kata Raka dengan lantang.
Nana menatap wajah Raka, kenyataan itu terlalu sulit untuk diterimanya, dan jika boleh dia tidak ingin mempercayainya.
Nana menunduk dalam diam, dia berusaha mengumpulkan kepingan hatinya yang melayang, dia berusaha mengerti kalau lelaki yang teramat dia cintai dan berhasil menghiasi mimpi -mimpinya selama ini telah menghianatinya bahkan lebih dari itu.
'Ya Allah.. katakan padaku kalau ini hanya mimpi'. batin Nana.
Raka menatap wajah Nana yang berderai air mata tanpa suara, dia berharap kalau Nana tidak akan membatalkan pernikahan mereka.
Raka benar-benar berharap agar Nana bersikap egois untuk kali ini saja, dia mencintai Nana sangat dalam, hanya Nana gadis yang dia cintai, namun sebagai lelaki Raka harus mengakui anak dalam rahim Dania meskipun itu hanya sebuah kesalahan.
Di dalam sebuah kamar di resort itu, Nana dan Raka tertunduk diam, setelah lama terdiam Nana bangun dari duduknya sambil berkata, "Bertanggung jawablah..! "
Setelah mengatakan itu Nana melangkah menuju pintu keluar tapi dengan segera Raka memeluknya dari belakang.
"Tolong sekali ini saja kamu egois, aku akan tetap bertanggung jawab tapi tetaplah menikah denganku sesuai rencana kita"
"Lepaskan aku!" kata Nana sambil mencoba melepaskan diri dari Raka."Kamu tidak bisa mengubah keputusanku"
Raka semakin mempererat pelukannya. "Jika tidak bisa dengan kata-kata maka aku terpaksa melakukan ini agar kamu tidak akan pernah meninggalkanku".
Setelah Raka mengatakan itu, Raka langsung menyeret Nana ke tempat tidur, dia merayapi tubuh Nana dengan kasar karena Nana terus membrontak.
"Aku akan menjadikanmu milikku" kata Raka sambil menindih tubuh Nana.
Nana meronta sambil menangis dan memohon. "Raka tolong sadar, apa yang kamu lakukan ini salah, lepasin aku..! "