Jumpa Gama Desi lagi😁..
Makasih ya bagi yang masih mengikuti kisah mereka😉..
Makasih juga karena udah doain aku selalu sehat😊🙏.. Semoga kalian semua juga sehat selalu🤗
Happy Reading 😘
##########
Mereka makan dalam diam dengan pandangan mata Gama yang terus-terusan mengawasi cara makan Desi.
Gama terlihat takut seakan-akan Desi akan tersedak kembali.
Dari sudut mata, Desi hanya dapat menghela napas gugup berkali-kali sampai akhirnya mereka berdua telah selesai menghabiskan makanan mereka masing-masing.
"sudah kenyang? Apa kamu mau tambah pesanan lagi? " tanya Gama lembut yang seketika membuat Desi merona karena mendengar suara lembut Gama yang setengah berbisik.
Dengan menghilangkan kegugupannya, Desi menggeleng kuat yang dibalas tawa tampan pria yang berada di depannya itu.
"eng.. Kak.. Kayaknya Desi harus segera pulang. Soalnya ada urusan. Dan, ini.." Desi menyerahkan beberapa lembar uang kertas setelah merogoh tas dan mengambilnya dari dompet yang membuat Gama menatap tajam kearah Desi.
"apa-apa an kamu!"
"hah? Ya.. Kakak masih mau disini kan? Desi titip bayar pesanan Desi ya. Kalau gitu Desi permisi kak"
Desi hendak beranjak dari duduknya, namun kedua bahunya langsung ditahan Gama sampai Desi terduduk kembali dikursinya.
"kita belum selesai bicara, enak aja kamu main pergi begitu saja. Aku gak akan biarkan kamu ninggalin aku lagi untuk kesekian kalinya, Des. Ingat itu! Dan lagi, ambil uang kamu! Semua makanan ini aku yang bayar. Kamu mau menjatuhkan harga diriku sampai semana lagi?!! "tanya Gama tajam menghunus sambil bersedekap yang membuat Desi gelagapan karena melihat reaksi Gama yang seperti ini.
"D-De-Desi gak ada niat buat jatuhin harga diri Kak Gama kok. Dan maaf, ini Desi ambil lagi uang Desi. Kakak gak usah liatin Desi kayak gitu dong. Desi ngeri.." Desi kembali memasukkan uang yang berada di atas meja kedalam dompetnya, selanjutnya menunduk dengan melirik Gama Sembunyi-sembunyi.
Terdengar helaan napas berat yang keluar dari bibir tipis Gama.
" aku kesini mau nemuin calon istriku"
Desi memutar bola matanya malas.
"Back to that topic again? Seriously? Apa kak Gama gak bisa lihat kalau aku gak tertarik sama sekali sama calon istr.."
"kamu"
"apa?" Desi mengernyit bingung mendengar ucapan ambigu Gama.
"kamu! Yang aku cari di kampus itu ya kamu, Des. Calon istri yang aku bilang itu ya kamu!bahkan bukannya tadi aku juga bilang sama teman pria kamu kalau aku itu calon suami kamu? " ucap Gama tenang yang membuat wajah Desi pias tanpa dapat merespon ucapan Gama.
Lama mereka terdiam dengan wajah pucat Desi dan tatapan datar Gama sampai akhirnya Desi menyeret kasar kursi yang didudukinya dan berdiri dengan wajah memerah.
" sudah cukup ya kak!" Desi menggebrak meja di depannya dengan tatapan tajam menghunus Gama. "Desi lagi gak mau main-main! Waktu Desi gak sebanyak itu cuma buat denger candaan kak Gama yang gak lucu sama sekali!"
Desi beranjak pergi dari hadapan Gama yang sempat tertegun dengan amarah yang dipancarkan gadis polosnya itu.
Dengan langkah tergesa-gesa setelah tersadar, Gama menuju kasir dan memberikan beberapa lembar uang tanpa dihitungnya kembali dan langsung pergi mengejar Desi tanpa mendengar teriakan kasir yang akan memberikannya kembalian.
*************
"Calon istri?? Ha.. Ha.. Ha.. Lucu banget tuh orang gila!" gerutu Desi yang tanpa sadar mengeluarkan air mata yang tidak dapat di cegahnya.
Desi terus berjalan menuju jalan besar untuk segera mencari transportasi.
Entah itu angkot, bis, taksi, atau becak sekalipun Desi tidak peduli.
Yang dia pedulikan dia harus pergi dari hadapan Gama sesegera mungkin.
Tiba-tiba, Desi dikejutkan dengan berhentinya mobil Range Rover di sampingnya yang membuat Desi malah mempercepat langkah kakinya yang dibalut high heels setinggi 10cm.
Desi sangat tahu siapa pemilik mobil itu, karena tadi dia sempat naik di mobil mantan kakak kelas sialannya itu.
"Des, tunggu." Gama yang sudah turun dari mobil berhasil mengejar Desi dan menarik lengan kiri Desi sampai tubuh Desi berbalik dan menghadap Gama.
"APAAN SIH KAK !!! DESI MAU PULANG !!!" teriak Desi sambil mengusap kasar air mata yang keluar dengan tangan kanannya.
"Aku antar, okay..." ucap Gama lembut karena tiba-tiba Gama merasa hatinya sakit melihat air mata yang keluar dari mata wanita itu dan penyebabnya adalah dirinya.
"Gak!! Desi mau pulang sendiri aja!! Please kak... lepasin!"
"Gak, Des!! Aku sudah bilang gak akan lepasin dan biarin kamu ninggalin aku gitu aja. LAGI! Sekarang ikut aku!" ucap Gama sambil setengah menyeret wanita itu.
"Aku akan teriak kalau kak Gama gak mau lepasin aku!" desis Desi yang masih berusaha melepas cekalan tangan Gama yang setengah menyeret langkahnya.
"Teriak sesuka kamu aku gak peduli!"
"Kakak bakal dikeroyok massa kalau aku teriak. Dan aku gak main-main kak. Aku akan teriak sekarang! TOL..."
"Silahkan kamu teriak, aku gak pa-pa dikeroyok massa kalau itu buat kamu puas, Des." Gama memotong suara Desi yang sudah akan berteriak dan menatap dalam mata Desi setelah menghentikan langkah mereka.
Desi melihat tatapan Gama yang sulit diartikan.
Menghela napas gusar, Desi mengalihkan pandangannya.
"Aku antar pulang, ya.." ucap Gama kembali lembut sambil menarik pelan lengan Desi yang sudah tidak lagi memberontak.
***************
Di dalam mobil Gama, mereka sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya Gama mengeluarkan suara memecah keheningan yang tercipta.
"aku serius, Des. Jadiin kamu calon istriku"
"kenapa? Karena Gara? Dengar ya kak Gama, Gara itu bukan anak kakak! " ucap Desi tajam kearah Gama yang terlihat konsentrasi menyetir.
"lalu.. Dia anak seorang pelaut yang lagi sibuk nyari baby shark and family?"
Desi terkejut mendengar sindiran Gama.
"kakak kok.."
"maaf, aku menemui Gara di sekolahnya. Dan dia yang bilang sendiri kalau ayahnya seorang pelaut. Dan kamu.. Adalah pembohong ulung. Selamat, Hon.."ucap Gama sambil menoleh sebentar kearah Desi dengan seringainya dan setelahnya kembali fokus pada jalanan.
" berani-beraninya kakak kesekolah anakku! "emosi Desi menatap Gama tajam.
" anak kita Des.. Anak kita.."ralat Gama.
" dia anakku!!! Bukan anak kita!! Apalagi anak kakak!! Jadi jangan ngarang deh!! " bentak Desi murka. " Apa guru Gara biarin orang asing nemuin Gara? Ck.. Sekolah apaan itu! Pengawalannya gak ketat sama sekali! "ucap Desi gusar sambil menghempas kasar tubuhnya dan mengusap wajahnya dengan kedua tangan kasar.
" kamu gak takut make up kamu luntur kalau kamu usap kasar begitu? Hmmm?? "tanya Gama jahil yang berhasil membuat Desi memelototkan matanya garang.
" gak penting make up Desi mau luntur atau hilang sekalipun!! KAKAK JANGAN LAGI NEMUIN ANAK AKU!!!! "teriak Desi frustasi yang berhasil membuat Gama menutup sebelah telinganya karena suara nyaring yang di keluarkan wanita itu.
Napas Desi tersengal-sengal setelah berteriak seperti telah berlari 200 meter.
Dada Desi naik turun dengan wajah merah padam sepenuhnya karena amarah yang membara.
Gama menghentikan laju mobilnya dipinggir jalan yang dirasanya lumayan sepi.
"aku baru mau lamar kamu loh, Des. Tapi kok napas kamu sudah putus-putus kayak kita habis malam pertama berkali-kali?" tanya Gama sambil tersenyum miring setelah menumpukan sebelah tangannya yang berada di kemudi pada dagu pria itu.
"ekspresi kamu yang seperti ini mengingatkanku pada Desi lima tahun yang lalu di kamar hotel itu. Apa kamu juga ingat?" tanya Gama kembali yang semakin memancing amarah Desi.
Ketua OSIS sialan!! Si mesum yang sayangnya Desi cinta itu!!
Brengsek!!
Desi semakin menatap Gama tajam dan setelahnya melepas seat belt dengan kasar lalu membelakangi Gama untuk membuka paksa pintu mobil Gama.
" BUKA KUNCINYA!!! BUKA!!"teriak Desi sambil memukul kaca mobil Gama tanpa menatap pria yang berada di belakangnya.
"sssttt...kalau minta sesuatu itu bisa baik-baik kan, Sayang?"
Desi terdiam mendengar bisikan Gama di samping telinganya dan jangan lupakan tangan pria itu yang sudah memeluk erat perut ramping Desi.
Tubuh Desi meremang merasakan napas hangat pria itu di telinganya.
" k-kak.. "bisik Desi tercekat.
"biar begini sebentar, Desi. Aku rindu aroma ini..aroma yang kamu tinggalkan di hotel.. " balas Gama berbisik sambil menghirup dalam ceruk leher Desi yang mengeluarkan aroma bunga Lily yang sudah menjadi candunya sejak beberapa tahun yang lalu.
Desi terdiam dengan jantung yang berdetak sangat kencang.
Setelah beberapa lama, terdengar isakan kecil yang keluar dari bibir Desi dan air matanya pun jatuh membasahi lengan Gama yang memeluk perutnya.
Gama tersentak dan langsung membalikkan tubuh Desi kearahnya dan menatap mata Desi yang berair.
"sssttt... Hon.. Jangan nangis.. Please.."
Gama menghapus airmata Desi yang malah semakin deras karena bujukan Gama.
Melihat tangisan Desi yang semakin menjadi, Gama memeluk Desi erat sambil mengusap punggung Desi berharap tangisan wanita itu mereda.
"k-kak.. Hiks.. Lepas.." bisik Desi sambil memberontak di pelukan Gama.
"nggak akan, sebelum tangisan kamu berhenti, Hon.. "
Desi semakin menangis kali ini dengan suara jeritan tertahan sampai air matanya membasahi kemeja yang dipakai Gama.
Dengan sabar Gama mengelus rambut panjang dan punggung rapuh Desi.
Setelah hampir 20 menit, tangis Desi mereda lalu Gama melonggarkan pelukan mereka dan menghapus sisa air mata di pipi wanita itu.
"haus?"tanya Gama lembut yang hanya dibalas anggukan lucu Desi yang membuat Gama tertawa.
" siapa suruh nangisnya lama banget. Untung aku selalu sedia air mineral di mobil. minum dulu, sayang"
Gama menyodorkan air mineral kemasan tanggung kearah bibir Desi setelah Gama membuka tutupnya.
Desi merebut botol itu dari tangan Gama dan meminumnya dengan rakus seakan-akan sudah lama tidak menemukan air minum.
Gama hanya dapat menyembunyikan tawanya melihat cara minum Desi.
Desi menyerahkan minuman yang sisa setengah botol ke tangan Gama dan adegan selanjutnya yang membuat Desi melongo, Gama menghabiskan sisa minuman yang di sodorkan Desi.
"kak.."
"memang kamu aja yang haus? Aku juga haus Des. Apalagi melihat cara kamu minum seperti tadi. Membuat tenggorokanku kering aja! " ucap Gama santai setelah meletakkan botol kosong dibawah kakinya.
"tapi.. Tapi.. I-itu bekas Desi"
"hah?? Oh.. Pantes.."
"pantes?" tanya Desi karena Gama menggantung ucapannya.
"Pantes air mineralnya jadi manis." ucap Gama enteng yang membuat wajah Desi merona malu.
Desi mengalihkan pandangannya ke depan menutupi wajah meronanya dari tatapan jahil Gama.
"oke.. Sekarang serius deh aku tanya. Kenapa kamu tiba-tiba nangis?" tanya Gama dengan raut wajah serius sambil kembali menopang dagunya seperti posisi sebelum memeluk Desi.
"Desi gak mau jadi calon istri kak Gama! " ucap Desi lugas sambil masih menatap kearah depan yang berhasil membuat Gama menegang.
***********************
Sabar ya bebeb Gama..
Perjuanganmu menuju bahagia masih jauh..
Si Seksi gak mau tuh jadi calon istri lo😂..
Gimana part ini? Si Gama mah emang gitu, suka curi2 kesempatan dalam kesempitan 🤣🤣..
Bagi yang gak kuat sama kemesuman Babang Gama, bisa lambaikan tangan ke arah kamera & jangan dipaksakan😀..
Karena dari awal eike udah bilang kalau Babang Gama tuh Liar😂😂..
Salam sayang selalu😘
###################
Update ke 2 ya guys..
Si Babang Gama yang Liar balik lagi😂😂..
################
"oke.. Sekarang serius deh aku tanya, kenapa kamu tiba-tiba nangis?" tanya Gama dengan raut wajah serius sambil kembali menopang dagunya seperti posisi sebelum memeluk Desi.
"Desi gak mau jadi calon istri kak Gama" ucap Desi lugas sambil masih menatap kearah depan yang berhasil membuat Gama menegang.
Gama mengerutkan alisnya seperti sedang berfikir sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke dagu pria itu.
"hhh.. Oke kalau begitu" ucap Gama setelah menghela napas panjang.
Desi menengok cepat kearah Gama karena jawaban pria itu.
Ada perasaan perih ketika Gama dengan gampangnya menyerah untuk membujuknya menjadi calon istri seorang Gama Handoko.
Namun Desi mencoba untuk tidak memperlihatkan kesedihannya dengan mengangkat dagu angkuh kearah Gama.
"kalau begitu, bisa buka pintu mobilnya kak? Desi mau pulang"
"aku akan antar kamu dan kebetulan aku mau bertemu sama orang tuamu"
"ber..te..mu? Bu-buat apa??" tanya Desi bingung.
"untuk meminta izin pada mereka agar aku bisa menikahi kamu hari ini juga" balas Gama enteng lalu Gama bersiap memakaikan sabuk pengaman pada tubuh Desi namun pergerakannya di tahan oleh Desi dengan menekan dada Gama dengan kedua tangan halus wanita itu.
"maksud kak Gama apa?? Bukankah tadi kak Gama bilang oke? " tuntut Desi gusar.
"kamu gak mau cuma jadi calon istriku kan? Kalau begitu OKE kita menikah hari ini, itu akan buat kamu jadi istriku, bukan lagi calon istri" ucap Gama tepat didepan wajah Desi yang menatapnya dengan terkejut.
Desi mendorong dada Gama kencang agar posisi mereka jadi menjauh, namun karena tenaganya kalah kuat dengan Gama, tubuh Gama tidak bergeser sedikitpun.
Malah mata Gama yang menatapnya tajam seolah menyihir Desi agar tidak mendorongnya lagi.
Karena kesal dengan sikap Gama yang mendominasi, Desi memukul-mukul dada Gama kencang dengan kedua tangannya yang sudah terkepal.
"kenapa?? Hah??!!!kenapa mau jadiin Desi istri kakak? Kalau hanya untuk Gara, kakak gak perlu lakuin itu!! Karena Gara bukan anak Kakak!"
"kalau begitu, biarkan aku dan Gara tes DNA agar aku yakin dia bukan anakku. Walaupun aku yakin 100% kalau Gara itu pasti anakku!!" tuntut Gama dengan wajah mengeras yang membuat Desi menghentikan pukulannya dan menatap kosong dada Gama.
Tangan Desi merosot ke sisi tubuhnya masing-masing.
" Gara anakku kan, Des? Semua orang pasti bisa lihat kemiripan kami. Wajah Kami layaknya kembar beda usia, bahkan Guru Gara pun tidak ragu menyerahkan Gara padaku. Karena apa? Karena Guru Gara pun bisa melihat itu semua, Sayang!" Bisik Gama tajam tepat di telinga Desi dengan posisi memojokkan Desi sampai punggung wanita itu menempel pada pintu mobil.
" Gara buk.."
"sampai kapan kamu akan menyembunyikan kenyataan ini?"
"tapi dia buk.."
"percuma jika kamu terus bersikeras berbohong, Des. Kebohongan tidak akan selamanya bisa tertutupi"
"bukan.. Gara bukan.." ucap Desi tergugu sambil menggelengkan kepalanya frustasi.
"mata, hidung, serta bibir Gara sangat mirip denganku!! Semuanya yang ada di diri Gara sangat, sangat, sangat MIRIP denganku!!" bisik Gama semakin tajam dan semakin memojokkan Desi sampai Desi tak sanggup lagi menjawab ucapan Gama.
Desi memejamkan matanya dengan air mata yang kembali turun tanpa bisa di cegahnya lalu kembali membuka mata dan menatap Gama tajam yang dibalas Gama dengan tatapan serupa.
" kalau kamu terus bersikeras Gara bukan anakku, kita atur jadwal agar aku dan Gara bisa tes DN.."
" IYA!!! IYA!!! GARA ANAK KAMU!! DARAH DAGING KAMU!! DIA HASIL DARI HUBUNGAN TERLARANG KITA!! PUAS KAMU HAH???!!! PUAS KAN KAK SUDAH TAHU KEBENARANNYA???" teriak Desi frustasi memotong ucapan Gama tepat di wajah pria itu yang membuat Gama tertegun dan merasa senang luar biasa karena dugaannya benar jika Gara adalah darah dagingnya.
"sekarang.. Biarkan.. Biarkan aku keluar dari sini..hiks.. Please kak.. Please.. Kamu.. Kamu gak perlu nikahi aku..hanya untuk.. Bertanggung jawab.. Hiks.. Kamu ingat kan? Dulu.. Aku.. Aku bilang tidak akan meng.. Hiks.. Mengganggu hidup kamu lagi.. Gara.. Hiks.. Sepenuhnya tanggung.. Jawabku.. Kak.. Hiks.. " Desi berbicara dengan tersendat-sendat karena tangisannya.
Setelah mengucapkan itu, Desi menunduk dan menangis pilu sambil memukul dadanya sendiri.
Mata Gama berkaca-kaca mendengar ucapan Desi dan melihat kondisi kacau wanita di depannya ini.
Dandanan Desi sudah sangat berantakan, dengan maskara yang mulai luntur karena menangis berkali-kali.
"Des.."
"BUKA KUNCINYA SEKARANG!!!"
ketika Gama ingin memeluk Desi, Desi berteriak nyaring dan mendorong Gama yang tidak siap dengan serangan Desi.
Kini posisi mereka berbalik, punggung Gama yang menempel pada pintu mobil samping kemudi dengan Desi yang mengurung tubuh Gama.
Tangan Desi yang hendak menggapai tombol kunci terhenti karena Gama berhasil menahan pergelangan tangannya.
"LEPA... HHHMMMPPP...."
Dengan Gerakan cepat, Gama menarik tengkuk Desi dengan tangannya yang bebas lalu melumat bibir tebal wanita itu tanpa mempedulikan tubuh Desi yang menggeliat minta dilepas.
Gama terus mencium dan melumat bibir Desi dengan kasar memaksa lidahnya masuk ke dalam mulut wanita yang sedang meronta itu menuntut dan mengoyak seluruh bagian mulut Desi sementara Desi masih tetap menggeliatkan tubuhnya minta di lepaskan.
Tanpa Desi sadari, kini kedua pergelangan tangan wanita itu telah berada di genggaman tangan Gama dan sebelah tangan Gama memeluk erat pinggang Desi agar semakin merapat ke tubuhnya.
Ciuman yang tadinya kasar berubah jadi lembut dan memabukkan.
Gama merayu bibir tebal Desi dengan bibir tipisnya perlahan dan sesekali menggigit kecil bibir bawah Desi sampai membuat Desi yang tadinya meronta, terdiam karena terhanyut oleh ciuman manis yang diberikan Gama walaupun tanpa ada niat untuk membalas karena terlalu terkejut atas perubahan ritme yang di ciptakan seorang Gama Handoko.
Apalagi Desi tidak pernah lagi berciuman sejak lima tahun yang lalu sampai sekarang.
Dan satu-satunya Pria yang pernah menciumnya adalah Pria yang saat ini kembali mengoyak bibir tebalnya dengan lembut.
Ciuman yang memabukkan, ciuman seorang Gama Handoko.
Gama melepas ciumannya setelah beberapa menit dan menelisik wajah Desi yang masih sangat dekat dengan wajahnya.
"bibir ini masih sama rasanya..." bisik Gama parau di depan bibir Desi dengan napas terengah sama seperti napas Desi dan kembali melumat lembut bibir wanita itu.
Desi tersadar dari keterkejutannya dan kembali mencoba meronta sampai akhirnya ciuman mereka terlepas.
"KURANG AJ.."
"Kalau kamu terus bergerak seperti ini, bukan hanya ciuman yang akan kamu dapatkan. Kamu tahu? Bagian 'inti' tubuhku sudah mulai 'menegang'. Jadi tolong bekerja sama lah untuk tidak meliuk-liukkan badan seksimu itu Des.." Gama menyela teriakan Desi dan sukses membuat Desi terdiam seperti patung karena mendengar ucapan vulgar pria tampan itu.
Melihat tubuh Desi yang kaku, membuat Gama terkekeh dan tanpa aba-aba meniupkan napasnya di wajah Desi.
" Bernafas , Hon.. Aku suruh kamu diam bukan berarti kamu berhenti bernafas" ucapan Gama seketika membuat Desi mendengus kesal sambil memalingkan wajahnya kesamping.
Gama perlahan menarik Desi masuk kedalam pangkuannya setelah sebelumnya memutar tubuh Desi agar membelakanginya.
"apaan lagi ini!" berontak Desi dipangkuan Gama.
"ough.. Des.. Tolong jangan bergerak! 'milikku' sudah semakin menegang! Dan ini sangat menyiksaku! "
"makanya turunin Desi!!! Desi bisa duduk sendiri! Gak perlu pakai dipangku segala!!"
"No!! Nanti kamu akan coba buat berulah lagi! Kerjasama, Des! kecuali kalau kamu mau aku hilang kendali karena pergerakan bokong seksi mu" ucap Gama sambil menekan kedua tangannya yang berada di pinggang Desi.
"hah!!! Ternyata tingkat kemesuman kak Gama bertambah ya setelah sekian lama!" sindir Desi tajam sambil menatap Gama yang berada dibelakangnya.
"well, sudah lima tahun aku hilangkan jiwa mesumku. Salahkan diri kamu yang memancingnya kembali" bisik Gama sambil tersenyum licik.
"hhh.. Aku capek kak. Tolong deh sekarang mau kakak apa Biar aku bisa pulang? Kita daritadi bahas sesuatu yang gak penting. Dan tenagaku sudah terkuras habis karena menghadapi kak Gama" ucap Desi lirih dan membiarkan dirinya dalam pangkuan Gama tanpa memberontak kembali.
Jujur Desi amat sangat lelah menghadapi Gama yang seperti ini. Gama yang memaksanya, seolah-olah benar-benar menginginkan Desi.
Padahal Desi yakin, Gama ingin menikahinya hanya karena Gara. Karena tanggung jawabnya sebagai seorang ayah yang tak pernah di duga Gama.
Pasti Gama sangat terpukul karena kehadiran Gara. tapi mengapa bukannya marah, malah terlihat Gama senang mengetahui dia memiliki seorang putra.
Bolehkah Desi berharap jika Gama benar-benar menginginkan anaknya?
"Gak penting? Ini sangat penting, Sayang.." jawab Gama yang dibalas Desi dengan dengusan malas.
"Dan Kamu tanya mauku kan? Mauku kita menikah! " lanjut Gama santai tanpa beban.
Desi memejamkan matanya lelah sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya dengan posisi tubuh sedikit membungkuk.
"pembicaraan kita kembali berputar ke arah sini lagi? Kak.. Kakak gak perlu merasa bertanggung jawab atas Gara. Desi sudah katakan tadi. Kakak bebas menjalani hidup kak Gama. Ini semua kesalahan Desi kak, bukan kak Gama. Desi harap kak Gama buang rasa bersalah ka.. "
" bersalah? Aku Nikah sama kamu memang untuk tanggung jawab sama Gara dan.. "
" nah!!! Kakak mau tanggung jawab sama Gara? Oke.. Kakak boleh tanggung jawab. Kakak boleh ketemu sama Gara, kakak boleh ajak dia main, kakak boleh buat dia senang! Desi tidak akan menghalangi. Tapi kakak gak perlu nikah sama Desi" ucap Desi frustasi sambil menolehkan kepalanya kebelakang.
"kenapa aku gak boleh nikah sama kamu?? kamu sudah punya kekasih? Iya?? Yang tadi di kampus ajak kamu jalan itu?? " tuntut Gama dengan nada cemburu dan rahang mengeras.
Desi menghela napas panjang.
"kak.. Bisa gak turunin Desi? Desi capek kalau harus liat kebelakang terus!"
Bukannya melepaskan Desi, Gama malah semakin mengeratkan pelukannya di perut Desi yang membuat jantung Desi kebat kebit sendiri Karena perilaku Gama yang kekanakan.
"kamu jangan mengalihkan pembicaraan!!! Jawab aja pertanyaanku yang tadi!"
"dia bukan siapa-siapa Desi. Sudah puas dengan jawabannya kak Gama yang terhormat?" tanya Desi namun kali ini tidak menoleh kearah belakang karena lehernya benar-benar pegal jika harus terus menerus menjawab ucapan Gama dengan menolehkan kepalanya.
Jujur saja Posisi mereka saat ini membuat Desi tidak nyaman karena takut Gama mendengar detak jantungnya yang tak beraturan karena terlalu dekat dengan Pria itu.
"trus kenapa kamu gak mau nikah sama aku?" tanya Gama kembali kali ini dengan nada merajuk seperti anak kecil yang tidak dituruti keinginannya yang semakin membuat Desi merindukan anaknya-Gara- karena nada merajuk ayah dan anak itu sama persis.
"kak Gama usianya berapa sih? Pernikahan bukan cuma buat permainan kak! Di dalamnya harus berlandaskan cinta agar pernikahan bisa langgeng sampai akhir hayat" ucap Desi geram sambil membalikkan setengah badannya kearah Gama sehingga saat ini posisi duduk Desi menyamping.
"lalu?" tanya Gama polos yang membuat Desi tak percaya pada apa yang di dengarnya.
"cih.. Lalu??" retoris Desi sambil tertawa kesal.
"Ya.. Ya.. Lalu kita gak bisa menikah dong!" lanjut Desi kembali dengan tegas.
"kenapa? Karena kamu gak cinta sama aku? Bukankah kamu dulu menyerahkan 'mahkota' mu Karena kamu cinta sama aku, Des? Apa aku yang terlalu percaya diri? Trus buat apa kamu dulu sampai bertindak nekat, Des? Apa cuma rasa penasaran? Kamu fikir aku bahan percobaan ya untuk menuntaskan rasa penasaranmu?! "tanya Gama bertubi-tubi setengah emosi.
Wajah Desi sepenuhnya memerah karena amarah mendengar pertanyaan Gama yang seolah maha tahu tentang dirinya.
"AKU CINTA KAKAK DARI DULU SAMPAI SEKARANG!!! KAK GAMA SATU-SATUNYA PRIA YANG AKU CINTA!!! TAPI KAK GAMA YANG GAK CINTA SAMA AKU!!! MEMANG KAK GAMA FIKIR AKU SERENDAH ITU, SAMPAI BUAT AKU NEKAT NGELAKUINNYA SAMA KAKAK HANYA KARENA RASA PENASARAN? IYA? HAHAHA!!! OH IYA AKU MEMANG SERENDAH ITU!! BUKTINYA AKU NEKAT NGEGODA KAK GAMA, BOHONGI KAK GAMA SAMPAI.. SAMPAI.. hiks.. Sampai aku kehilangan.. "Desi berteriak frustasi dan lemah di akhir kalimatnya tanpa sanggup melanjutkan ucapannya karena rasa perih yang tiba-tiba datang.
Wajah ayahnya yang kecewa ketika mengetahui anak kesayangannya berbadan dua terbayang kembali di ingatan Desi membuat jantungnya serasa diremas karena harus diingatkan atas perbuatan bodohnya.
Bukan karena adanya Gara dihidup Desi yang membuat Desi menyesal, tapi perilaku bodohnya semasa remaja sehingga menghadirkan Gara di dunia ini dengan cara yang salah sehingga membuat hati sang Ayah hancur berkeping-keping.
" sssttt.... Sayang.. Honey.. Dengar.. Aku cinta kamu, Desi.. Sangat.. "bisik Gama sambil mengubur Desi kembali ke dalam pelukannya dan mengusap punggung Desi lembut.
" hiks.. Jangan bohongi perasaan kak Gama sendiri.. Hiks.. Cukup kak.. Cukup semua ini. Case close! Hiks.. Biarkan aku pergi" ucap Desi sambil mencoba kembali membebaskan dirinya.
"case close kalau kita sudah menikah, Desi!" ucap Gama tegas sambil mengurai pelukan mereka "Sekarang, dengarkan dongengku dan pasang telingamu baik-baik gadis parfum Lily ku.. SASMITA DESI NINGRUM .." bisik Gama sambil menatap mata Desi yang membelalak mendengar nama lengkapnya di panggil Gama.
Selama ini Gama tidak pernah tahu nama panjangnya.
'mungkinkah?' lirih Desi dalam hati.
Gama tersenyum misterius ke arah Desi dan mulai bercerita masa lalunya.
***************
Masa lalu apa kiranya Bebeb Gama?? 😱😱😱
Yang penasaran tunjuk tangan dong😂..
Tapi UP nya di tunggu besok ya ayang2 embeb gw😘😘😘😘...
Kalian pasti tahu kalau aku tuh kebiasaannya buruk banget.
Suka gantungin cerita 😋😋😋...
Maafkan diriku ya.. Karena kebiasaan buruk susah buat dirubah😅..
Salam sayang selalu😍😍😘😘..
You may also Like
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT