Wenda merinding dan menggeleng dengan cepat. "Kenapa?" tanya Axton bingung.
"Sakit." jawab Wenda malu-malu. Axton tergelak, dia mengecup bibir Wenda. "Aku akan melakukannya pelan-pelan." rayu Axton.
Wenda memasang raut wajah ragu, dia memandang Axton yang tersenyum manis sambil mengangkat salah satu alisnya. Dia terlihat sangat lucu di mata Wenda.
Mau tak mau Wenda tertawa dan keraguannya hilang seketika. Axton kembali menggendongnya setelah mematikan shower, menuju ranjang melakukan aktivitas layaknya pasangan suami istri sekali lagi.
💘💘💘💘
Axton dan Wenda sama-sama mengatur napasnya akibat "kegiatan" yang mereka lakukan. Bulir-bulir keringat nampak di wajah keduanya yang lelah. dengan sisa tenaga yang ada, Wenda mengelap keringat yang berada di wajah Axton.
Axton tersenyum lemah, dia mengecup kening Wenda dan membaringkan tubuhnya di samping istri tercinta. Wenda mendekat memeluk tubuh Axton menghirup aroma maskulin Axton yang sangat dia sukai.
Keduanya hanya diam menikmati ketenangan yang mereka rasakan. Pintu kamar diketuk tiba-tiba, Keduanya sontak duduk sambil memasang telinga baik-baik. "Pelayan, cleaning service."
Wenda cepat-cepat mengambil pakaiannya yang berada di lantai sejak tadi malam mengabaikan rasa sakit walau sudah berkurang rasa sakitnya.
Axton juga segera memakai pakaiannya sambil berseru agar menunggu sebentar. Setelah keduanya memakai pakaian, pintu dibuka oleh Wenda. Pelayan tersebut tersenyum ramah dan dibalas oleh Wenda dengan senyuman tipis.
Smartphone Axton berdering dan diangkatnya. Pria itu keluar ingin mendapat ketenangan untuk berbicara. Pelayan itu awalnya nampak biasa saja melihat ranjang berantakan namun begitu melihat bekas noda merah di seprai, dia sontak memandang Wenda dengan senyuman.
Wenda tersenyum kikuk dan menunduk malu. Dia lalu berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri. Setelah beberapa menit, Wenda keluar dari kamar mandi. Ranjang yang awalnya berantakan sekarang rapi dan seprainya telah diganti begitu juga dengan lantai sudah bersih dan semua lilin beraroma mawar telah hilang.
Wenda segera memakai baju dan berkeliling mencari Axton. Di hotel yang besar ini, Wenda tak yakin bisa menemukan dengan cepat Axton.
Nyatanya, Dewi Fortuna berpihak pada Wenda. Dia menemukan Axton sedang berbincang dengan Cody, langkahnya mantap menghampiri Axton yang nampak serius berbicara dengan Cody. "Tinggal sebulan lagi, pernikahanku dengan Wenda akan berakhir."
Wenda berhenti begitu mendengar ucapan Axton. Tinggal sebulan? pernikahannya dengan Axton akan ...
Wenda tak berminat mendengar lagi ucapan Axton, dia mengambil langkah seribu meninggalkan tempat itu kembali ke kamar hotel. Pikirannya kembali berkelabat dengan ucapan Axton. Dia tak mau berpisah dengan Axton, Wenda mencintai Axton begitu juga Axton mencintai Wenda.
Tapi jika Axton ingin berpisah, Wenda akan menurut walau hatinya akan pedih dan mencoba melupakan pria itu. Axton terkesiap mendapati Wenda tengah menangis. "Wenda, ada apa? Kenapa kau menangis?" tanya Axton.
Wenda memandang Axton yang menatapnya cemas. Tanpa aba-aba, dia memeluk Axton dengan erat. "Apa kau diganggu oleh seseorang?" Wenda menggeleng.
Dia tak ingin mengatakan pada Axton bahwa Wenda tak ingin kehilangan Axton dan tak ingin berpisah. Dia ingin terus bersama dengan Axton. Tapi ...
Tinggal sebulan lagi.