Andi dan Desta pergi menghampiri Putra. Desta mengambil ponsel Putra dan memberikannya pada Putra.
"Nih, handphone kamu." kata Desta.
"Kamu kenapa, sih, Put?" tanya Andi sambil menepuk pundak Putra. "Masalah Ditya ya?"
"Aku harus bagaimana lagi untuk meyakinkan dia?" tanya Putra seolah pada dirinya sendiri.
"Kamu pengen balikan sama dia?" tanya Desta.
Putra menganggukkan kepalanya. "Aku pikir awalnya aku hanya penasaran sama dia. Aku nggak pernah ngebayangin betapa senangnya aku waktu Ditya mengatakan ya. Dan aku nggak pernah berpikir akan sesakit ini saat dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini."
"Aku bahkan rindu bertengkar dengannya. Karena itu lebih menyenangkan dibandingkan dengan keadaan seperti ini."
"Sabar. Kamu pasti bisa melupakan dia seiring berjalannya waktu. Bukankah ada begitu banyak wanita yang antri untuk jadi pacar kamu?" Andi menghibur Putra sekaligus menyindirnya.
"Tapi nggak ada yang seperti dia." kata Putra lemah.