Download App
75% Death Note : L Another Note / Chapter 15: Saya Suka dengan Komik ini

Chapter 15: Saya Suka dengan Komik ini

Misora menutup teleponnya.

Ia harus kembali secepatnya, sehingga tidak akan tampak mencurigakan, tapi ia telah meninggalkannya dengan waktu yang kurang tepat, pergi ke kamar mandi.

Ryuzaki sedang berdiri tepat di depan pintu. "Eek…!"

"Misora. Anda ada di atas sini?"

Ia tidak sedang merangkak, tapi meskipun begitu, Misora menelan ludah. Sudah berapa lama ia ada di sana?

"Setelah anda keluar dari ruangan, saya menemukan sesuatu yang menarik dan tidak bisa menunggu. Jadi saya menyusul. Apakah anda sudah selesai?

"Y-ya…"

"Kemarilah."

Ia berderap keluar, masih membungkuk, menuju tangga. Masih terguncang, Misora mengikutinya. Apakah ia telah mendengarkan semuanya dari balik pintu? Pertanyaan ini menyiksanya. Ia menemukan sesuatu yang menarik? Itu mungkin saja hanya beberapa kalimat… ia telah menjaga suaranya sangat pelan sehingga tidak mungkin ia bisa mendengar, tapi bagaimanapun ia telah hampir pasti mencoba untuk menguping. Yang berarti…

"Oh, Misora," kata Ryuzaki, tanpa berbalik.

"Y-ya?"

"Kenapa saya tidak mendengar suara siraman toilet sebelum anda keluar ruangan?"

"Sepertinya terdengar kasar untuk menanyakan hal seperti itu pada seorang gadis, Ryuzaki," ucap Misora akhirnya, agak canggung karena kesalahannya. Ryuzaki tidak tampak terpengaruh.

"Benarkah? Bagaimanapun… belum terlambat kalau anda belum menyiramnya. Anda masih bisa kembali. Gender dianggap sama saja kalau berhubungan dengan kebersihan."

Cara yang benar-benar menyeramkan untuk menyimpulkannya.

Dalam setiap katanya.

"Aku tadi sedang menelepon. Laporan teratur untuk klien-ku. Tapi aku tidak ingin kau mendengarnya."

"Oh? Tapi tetap saja, mulai sekarang, lebih baik anda menyiramnya. Untuk kamuflase juga bagus."

"Sepertinya begitu."

Mereka sampai di kamar tidur. Ryuzaki langsung merangkak setelah melewati ambang pintu. Terlihat lebih seperti kegiatan religius pembawa sial daripada penyelidikan Sherlock Holmes.

"Di sebelah sini." Ryuzaki meraih dirinya sendiri melewati karpet ke arah rak buku.

Rak buku milik Believe Braidsmaid, dengan lima-puluh-tujuh buku yang tertata rapi. Itu adalah tempat pertama yang diselidikinya setelah berbicara dengan L.

"Kau bilang kau menemukan sesuatu yang baru?"

"Ya. Sesuatu yang baru—tidak, lebih tepatnya begini. Saya sudah menemukan fakta penting."

Usaha Ryuzaki untuk terlihat keren mengganggunya. Ia mengabaikannya.

"Jadi, maksudmu, kau menemukan semacam petunjuk, begitu?"

"Lihat," kata Ryuzaki, menunjuk sisi kanan rak kedua dari bawah. "Ada sebelas seri dari komik Jepang terkenal bernama Akazukin Chacha."

"Lalu?"

"Saya suka komik ini."

"Benarkah?"

"Ya."

Bagaimana ia harus merespon? Berlawanan dengan harapannya, ia merasakan ekspresinya melembut, namun tidak berusaha untuk memeriksa penolakan dalam dirinya, saat Ryuzaki melanjutkan.

"Kau Nikkei, bukan?"

"Nikkei…? Kedua orangtuaku berasal dari Jepang. Pasporku sekarang memang Amerika, tapi aku tinggal di Jepang hingga setelah SMA…"

"Jadi anda pasti tahu komik ini. Ciptaan legendaris Min Ayahana. Saya membaca semua serinya. Shiine benar-benar mengagumkan! Saya suka anime-nya juga. Cinta dan keberanian dan harapan—Holy Up!"

"Ryuzaki, kau mau seperti ini dulu beberapa saat? Kalau begitu, aku akan menunggu di ruangan lain…"

"Kenapa anda melakukannya saat saya bicara denganmu?"

"Er, um… maksudku, aku juga menyukai Akazukin Chacha. Aku menonton anime-nya. Aku juga mengalami cinta, keberanian, harapan dan Holy Up."

Ia benar-benar ingin memberitahu Ryuzaki tepatnya betapa sedikit kepeduliannya pada hobi Ryuzaki, namun diragukan apakah detektif pribadi ini bisa mengerti pendapat yang ditujukan padanya masuk akal. Meragukan seperti Ryuzaki sendiri.

Atau apakah itu terlalu membesar-besarkan?


Chapter 16: Seri Keempat dan Kesembilan

"Bagus. Kita harus membicarakan detil kesenangan yang diberika anime di lain waktu, tapi untuk sekarang, lihat di sini."

"Hunh…" ucap Misora, melihat serial Akazukin Chacha di rak buku dengan patuh.

"Menyadari sesuatu?"

"Tidak juga…"

Itu hanyalah setumpuk komik. Pada dasarnya mereka dapat menyimpulkan Believe Braidsmaid pintar berbahasa Jepang, dan menyukai komik… tapi banyak orang seperti itu di Amerika. Membaca versi Jepang asli dan bukan terjemahannya juga bukan hal yang benar-benar aneh. Dengan adanya jual beli Internet, sangat mudah untuk mendapatkannya.

Mata bertepi-gelap Ryuzaki menatap lurus padanya. Merasa tidak nyaman, Misora menghindari tatapannya, memeriksa setiap seri. Namun bahkan setelah ia selesai memeriksa semuanya, ia tidak menemukan fakta yang menarik atau apapun yang bisa dijadikan petunjuk.

"Aku tidak melihat apa-apa… ada sesuatu tentang satu dari komik-komik ini?"

"Tidak."

"Hah?" Ada lebih dari nada marah dari suaranya. Ia tidak suka dipermainkan. "Tidak? Apa maksudmu?"

"Bukan salah satu," kata Ryuzaki. "Sesuatu yang seharusnya ada di sini, tetapi tidak ada. Misora, anda lah yang menemukannya—pesan apapun dari sang pembunuh menunjukkan apapun yang seharusnya ada menjadi tidak ada. Anda  lah yang menemukan bahwa ini berarti tubuh Believe Braidsmaid. Saya tidak berpikir saya harus menjelaskan ini padamu—lihat baik-baik, Misora. Tidak semua ada di sini. Seri keempat dan kesembilan hilang."

"Eh?"

"Akazukin Chacha ada tiga belas seri. Bukan sebelas."

Misora melihat buku-buku itu lagi, dan nomornya berurutan dari satu, dua, dan tiga ke lima, enam, tujuh, dan delapan ke sepuluh. Jika Ryuzaki benar, dan ada tiga belas seri, jadi dua seri menghilang—seri empat dan sembilan.

"Hmm… benar. Tapi… Ryuzaki, lalu kenapa? Maksudmu pembunuhnya mengambul dua seri itu bersamanya? Itu memang mungkin, tapi sepertinya mereka memang menghilang dari awal. Mungkin ia bermaksud mengambilnya nanti. Tidak semua orang membaca komik berurutan, kau tahu. Maksudku, mungkin ia berhenti di tengah-tengah bagian Dickwood, di sini…"

"Mustahil," kata Ryuzaki, yakin "Tidak ada yang akan melewati dua seri di tengah-tengah Akazukin Chacha. Say benar-benar yakin fakta ini dapat diterima di pengadilan."

Pria ini pernah ada di pengadilan?

"Atau paling tidak, jika anggota jaksa tahu banyak tentang komik Jepang."

"Jaksa yang buruk."

"Pembunuhnya jelas-jelas membawa buku-buku itu bersamanya," kata Ryuzaki, terang-terangan mengacuhkannya. Misora tidak akan membiarkan ini. Kakinya tertanam di tanah yang lebih realistis.

"Tapi kau tidak punya bukti sama sekali, Ryuzaki. Sama mungkinnya jika ia hanya meminjamkannya pada seorang teman."

"Akazukin Chacha?! Anda bahkan tidak akan meminjamkannya pada orangtuamu! Anda akan menyuruh mereka membelinya sendiri! Satu-satunya penjelasan yang mungkin adalah pembunuh itu mengambilnya!" Ryuzaki bersikeras, cukup memaksa.

Ia tidak berhenti di sana.

"Lagipula, tidak ada seorangpun yang hanya ingin membaca seri keempat dan kesembilan—saya berani mempertaruhkan selaiku!"

"Jika maksudmu selai yang tadi kau makan, setoples hanya berharga sekitar lima dolar."

Min Ayahana pasti akan menjadi sangat kecewa.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

>15,000 words needed for ranking.

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C15
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank N/A Power Ranking
Stone 0 Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login

tip Paragraph comment

Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

Also, you can always turn it off/on in Settings.

GOT IT