Waktu sangat panjang untuk dihabiskan dirumah besar ini untuk Zahra dan Amira.Mereka berdua adalah orang asing yang diperlakukan dengan baik oleh Alex dan keluarganya.
"Zahra...sampai kapan kita akan tinggal disini?"Amira menyandarkan kepalanya pada sofa lembut dan mahal yang kini dia duduki.
"Kita pulang sore ini,biar bagaimanapun kita tidak mempunyai hak untuk terus tinggal disini,lagi pula itu sangat tidak sopan,aku dan Alex belum ada ikatan apapun."
"Setelah aku berpisah dengan suamiku,aku akan pergi keluar negri,aku akan bekerja disana,demi kebaikan semua."Amira mengutarakan rencananya.
"Apakah kamu serius? kemana kamu akan pergi?"Zahra kelihatan syok.
"Mungkin ke korea atau jepang."Amira tersenyum.
Zahra memandangi Amira,perasaannya sangat tidak menentu.
"Kamu akan baik-baik saja bersama Alex,aku akan tenang meninggalkanmu disini."Amira terlihat tenang saat mengatakan itu.
"Apakah harus seperti itu jalan terbaik?"Zahra sedih.
"Aku sudah banyak melakukan kesalahan,jika aku tetap disini aku akan sangat merasa bersalah terhadap Denis dan tante Kartika,terlebih pada oma."Amira meyakinkan Zahra,suaranya yang lembut membuat Zahra semakin merasa sedih.
Zahra tidak berkata apa-apa,ketika bel berbunyi dan pelayan dirumah itu membukakan pintu untuk seseorang yang datang.
"Kemana semua orang?"Terdengar suara seorang perempuan.
Zahra dan Amira datang keruang tamu untuk melihat siapa yang datang.
Disana ada tiga orang dengan barang-barang bawaannya.Sepertinya mereka adalah sepasang suami istri dan putrinya.
"Siapa mereka?"Wanita paruh baya itu bertanya pada pelayan.
"Maaf nyonya,Nona Zahra dan nona Amira adalah tamu tuan Alex."Jawab pelayan dengan patuh.
"Bawa barang-barang kami ke kamar."Gadis itu memerintahkan pelayan seperti seorang putri.Penampilannya sangat menarik,modis dan cantik.
"Halo...perkenalkan saya Bram Setiawan,ini Sukma istri saya dan ini Renata putri saya."Lelaki itu memperkenalkan keluarganya.
"Saya Amira dan ini Zahra calon tunangan Alex."Amira tidak senang dengan keluarga ini.
"Apa...calon tunangan Alex?"Renata bertanya tidak percaya.
Alex datang saat itu.
"Selamat sore...."
Semua mata tertuju pada Alex,
"Alex....apa kabarmu nak?"Baram menyapa Alex.
"Aku baik-baik saja,ada apa om? Kenapa datang tidak memberi kabar terlebih dahulu."Suara Alex terdengar sangat datar dan tenang.
"Alex....aku sangat merindukanmu,kita sudah lama tidak bertemu,kamu tidak pernah lagi mengunjungiku."Renata memeluk Alex dan menciumi pipinya.
Wajah Zahra memerah melihat pemandangan ini tapi dia segera menepiskan fikiran negatifnya,mungkin mereka adalah keluarga.
"Dimana oma dan tentemu?"Sukma celingukkan.
"Mereka tidak dirumah,"Alex menjawab singkat,Renata menggandeng lengannya dengan manja.
"Siapa dia? aku tidak suka."Amira berbisik pada Zahra.
Zahra hanya menggenggam tangan Amira agar tidak menimbulkan keributan.
"Om tante juga Rere pasti sangat lelah,sebaiknya rehat dulu dikamar yang sudah disediakan pelayan."Alex memerintahkan beberapa pelayan untuk mengantar mereka kekamarnya masing-masing.
Tinggal mereka bertiga diruangan tamu itu.Alex,Zahra dan Amira.
"Aku kekamarku."Amira memberi kesempatan pada Alex dan Zahra untuk berbicara.Biar bagaimanapun Zahra pasti menuntut penjelasan pada Alex.
Setelah Amira masuk Zahra tidak berbicara begitupun Akex.
"Aku juga akan masuk,kami akan pulang sore ini."Setelah beberapa menit mereka saling membisu akhirnya Zahra membuka suaranya.
"Zahra tunggu dulu."Alex menarik tangan Zahra ketika Zahra berbalik dan melangkahkan kakinya.
Zahra menghentikan langkah kakinya namun tidak memutar tubuhnya.Mulutnya juga terdiam.
"Apakah kamu cemburu...?"Alex bertanya dengan sangat hati-hati.
"Hahahahaha.....cemburu?"Zahra tertawa kaku.
Alex membalikkan tubuh Zahra untuk berhadapan dengannya.Saat keduanya saling menatap tidak seorangpun membuka suaranya sampai beberapa menit.
"Jangan konyol Alex,kamu membuang waktuku saja?"Zahra berbalik dan jembali melangkahkan kakinya.Namun sekali lagi Alex menghentikannya.
"Kenapa marah?"Suara alex terdengar sangat datar dan dingin.
"Siapa yang marah?"Zahra sedikit menekan suaranya,alinya juga terlihat berkerut.
"Lalu?"Alex masih bertanya dengan raut wajahnya yang dingin.
"Lalu?"Zahra mengerutkan keningnya,kemudian memutarkan tubuhnya kembali dan melangkahkan kakinya untuk pergi kekamarnya.
Alex menarik tangan Zahra untuk menghentikannya kembali,kemudian memeluk tubuhnya yang mungil dari belakang.
"Cuma kamu,jangan marah lagi."Kata-kata Alex sangat singkat namun mampu menyejukkan hati Zahra.
"Hei....nanti dilihat orang."Zahra berusaha melepaskan tubuhnya yang tenggelam dari pelukan Alex.
"Aku tidak perduli,biar mereka tau."Alex semakin mempererat pelukkannya,kepalanya tertunduk diatas bahu Zahra.hembusan nafasnya membuat Zahra nyaman dengan posisi itu.
"Masih banyak yang harus kita kerjakan,jangan buang waktu,ayolah..."Zahra menepuk-nepuk kepala Alex dengan lembut.
"Sudah tidak marah lagi?"Alex bertanya dengan suara yang sangat lembut.
"Aku tidak marah?"Suasana hati Zahra berubah saat diperlakukan Alex seperti itu.
"Benarkah?"Alex berbisik tepat ditelinga Zahra.
"Jangan seperti itu,kamu membuatku takut."Zahra mengelak setelah merasakaan sesuatu pada dirinya.
"Ayo lepaskan Alex..!"Zahra berusaha membuka pelukan Alex.
"Aku tidak mau,aku takut kamu akan meninggalkanku."Alex memberi ciuman lembut dibelakang daun telinga Zahra.
"Alex jangan lakukan itu."Zahra memberontak,takut tidak bisa mengendalikan dirinya setelah Alex memberikan ciuman itu.
Zahra menginjak kaki Alex dengan sengaja.
"Aduh...."Alex melepaskan pelukannya.
Zahra berhasil melarikan diri.
"Rasakan itu,jangan coba-ciba berbuat mesum padaku."Zahra menjulurkan lidahnya sebelum pergi meninggalkan Alex.
"Hey....jangan kabur kamu."Alex berlari mengejar Zahra.
"Hey pergi sana,jangan ikutin aku."Zahra berlarian menghindari Alex.
"Aku akan terus mengikutimu,jangan kabur kamu."Alex terus mengikuti Zahra dari belakang dengan berlari-lari kecil,jika Alex mempercepat laju larinya pasti dengan mudah tangannya menangkap tubuh Zahra,tapi dia sengaja tidak melakukannya.
"Alex....pergi sana."Zahra mulai kelelahan.
"Kamu berhenti disitu,atau aku akan terus mengejarmu."Alex tidak memperdulikan peringatan Zahra.
Cukup lama mereka berlari dan mengejar,sampai akhirnya Zahra kelelehan dan berhenti.
"Kemarilah."Alex merentangkan kedua tangannya memberikan isyarat untuk Zahra agar datang ke pelukkannya.
"Aku tidak mau."Zahra menolak dengan nafasnya yang terengah-engah.
"Kamu sangat seksi jika seperti ini."Alex memaksa Zahra saat memeluknya.
"Kamu mendengar itu?"Alex bertanya sambil memeluk Zahra.
"Apa?"Zahra keheranan.
"Detak jantungku......"Alex terdiam kemudian melanjutkan kata-katanya.
"Dia akan berhenti jika kamu pergi,Cuma kamu yang ada dihatiku."
"Gombal...."Zahra mencubit pinggang Alex.
"Cubitlah sepuasmu,aku tidak perduli rasa sakitnya,"Alex tidak memperdulikan cubitan Zahra.
Zahra menghentikan aksinya setelah mendengar kata-kata Alex.
"Apa kamu serius dengan semua kata-katamu?"Zahra melingkarkan tangannya pada pinggang Alex.
"Tentu saja."perasaan Alex hanyut semakin dalam bersama pelukannya oada Zahra.
"Aku tidak percaya?"Zahra masih meletakkan kepalanha di dada Alex yang bidang.
"Aku lebih baik mati,dari pada hidup tanpamu."Alex memejamkan matanya.
"Bicara apa kamu?"Zahra memukul punggung Alex.
"Apa kamu takut jika aku mati?"Alex tersenyum menerimah pukulan dipunggungnya.
"Tutup mulutmu."Zahra memarahi Alex.
Keduanya merasakan kenyamanan satu sama lain dalam pelukan itu.
"Hei....bagaimana jika suatu saat aku berselingkuh?"Alex tiba-tiba memberikan pertanyaan konyol.
"Kalau kau berani berbuat itu,maka aku akan membunuhmu!"Zahra berkata tegas.
"Kejam sekali."Alex masih menggoda Zahra.
"Jangan macam-macam denganku."Zahra tedengar sangat galak.
Alex mendaratkan ciuman lembut di kening Zahra.
"Aku sangat menyayangimu."Alex berkata dengan suara lembut.
"Kamu bohong."Zahra membalikkan keadaan.
Alex:"..."
"Walaupun aku berbohong kamu akan tetap percaya."Alex membalas Zahra.
"Kamu..."Zahra memukul punggung Alex.
Lalu keduanya tertawa bersamaan.
"Ehem...ehemmm.."Renata datang dan melihat pertujujan itu.
Zahra ingin melepaskan tubuhnya darinpelukan Alex,tapi Alex menolaknya.
"Biar saja seperti ini,aku tidak keberatannjika orang lain melihatnya."Kata-kata Alex membuat wajah Renata merah menahan marahnya.
"Siapa perempuan ini?"Renata melotot pada Zahra.
"Calon istriku."Alex menjawab singkat tanpa melepaskan Zahra dari pelukannya.
"Apa maksudmu? Aku calon istrimu,apa kamu lupa?"Renata berteriak pada Alex dan Zahra.
Zahra bingung mendengar itu,wajahnya mendongak keatas melihat wajah Alex.
"Apakah aku pernah menyetujui perjodohan yang tidak masuk akal ini? Bahkan kedua alm orang tuaku juga tidak pernah memberitahukan siapapun termasuk oma.Bukankah oma juga sudah menolak ini sebelumnya sampai orang tuamu memberikan bukti pada kami?"Alex berkata dengan emosi.
Zahra khawatir melihat Alex dengan keadaan seperti itu.
"Hey....jangan marah-marah."Zahra berusaha membuat Alex meredakan amarahnya.