"Ayolah Amira,kami akan membantumu untuk keluar dari permasalahan ini."Alex masih berusaha untuk meyakinkannya.
"4tahun aku sudah menjadi istrinya,4tahun dia membohongiku,aku tidak akan mungkin tega menjadi seorang pelakor."Amira kembali terisak.
"Bagaimana kalian menikah?"Alex sangat kesal ketika mendengar cerita Amira.Anton sangat memanfaatkan situasi dan kondisi Amira.Gadis sepertinya sangat mudah untuk dibohongi.
"Kami menikah secara sirih"Amira masih menangis.
"Apakah ada walimu?,Mmmmm....maksudku alakah ada dari pihak keluargamu yang menyaksikan?"Alex bertanya dengan serius.
Amira hanya menggelengkan kepalanya,sambil tertunduk dan masih larut dengan tangisannya.
"Kalau kamu tidak mau menceritakannya,aku juga tidak bisa membantumu."Alex mulai tidak sabar.
"Alex....mungkin Amira butuh waktu."Zahra mencoba menenangkan mereka berdua.
Telepon Amira berdering,sebuah oanggilan dari seseorang bernama suamiku didaftar kontaknya.Sebelum Amira berniat menerimah panggilan tersebut Alex memintanya untuk menggunakan loudspeaker agar mereka bisa mendengar percakapan antara Amira dan suaminya.Amira hanya mengangguk tanda setuju.
"Sayang.....aku akan menjelaskan semuanya,aku percaya bahwa kamu tidak mempunyai hubungan dengan Denis,sekarang segeralah tinggalkan rumah ini,kita akan bertemu setelah ini."
Amira menatap Alex dan Amira meminta ide untuk perkataan suaminya.Alex menggelengkan kepalanya itu sebagai isyarat agar Amira menolaknya.
"Tapi Zahra meminta padaku untuk menginap malam ini."Suara Amira terdengar gugup,namun karena dia sambil menangis saat mengucapkan itu,Anton tidak sedikitpun menaruh kecurigaan pada Amira.
"Baiklah....tenangkan dirimu,jangan sampai ada yang curiga padamu,kita akan menyelesaikan masalah ini nanti,aku akan tetap mempertahankanmu meskipun mereka akan menendangku keluar dari sini."
"Apa kamu sudah gila?"Amira histerus mendengar ucapan suaminya.
"Ya.....aku memang sudah gila.Aku sangat mencintaimu sayang,aku tidak akan melepaskanmu,aku akan menceraikan istriku,dan segera mendaftarkan pernikahan kita ke KUA agar pernikahan kita kuat."
Mendengar kata-kata Anton Amira semakin panik isak tangisnya semakin jadi.
Sedangkan Alex menjadi lebih dingin,memahan amarahnya yang membuat dadanya terasa terbakar,dia tidak akan membiarkan seorangpun menyakiti salah satu anggota keluarganya.Zahra menggenggam tangannya kemudian menarik tubuhnya untuk duduk disebelahnya.Kini tubuhnya ada ditengah-tengah antara Amira dan Alex.
"Aku tidak ingin jadi pelakor,kamu harus ceraikan aku."Amira berkata dalam isak tangisnya,namun suaranya terdengar sangat jelas oleh Anton.
"Sayang.....aku tidak bisa melakukan itu,aku sudah terlanjur mencintaimu,aku tidak bisa hidup tanpamu,kamu orang yang paling mengerti aku,please.....jangan ada sedikitpun niat untuk berpisah denganku."Anton sangat memohon pada Amira,suaranya sangat lembut,ini menunjukkan betapa dia sangat memanjakan Amira selama ini.
Amira tidak tau harus berkata apa lagi,biar bagaimanapun dia juga tidak bisa memgabaikan hubungan suami istri ini,mereka sudah bersam 4 tahun walaupun mereka jarang bertemu tapi bagi mereka 4tahun bukanlah waktu yang sebentar.
"Sayang....dengarkan aku,jangan menangis lagi,nanti ada yang curiga,sekarang pergilah untuk beristirahat,Kita akan membicarakan ini setelah kamu tenang,okey!"
Anton memutuskan panggilannya.
"Amira....,apakah kamu mencintainya?"Zahra bertanya dengan suaranya yang lembut.Salah satu tangannya masih menggenggam tangan Alex.
Amira tidak menjawab pertanyaan Zahra,perasaannya saat ini kacau,bahkan dia bingung untuk mengatakan ini cinta atau hanya sekedar rasa bersalahnya.Selain memikirkan hubungannya dengan Anton dia juga bingung memikirkan perasaannya terhadap Denis.Amira tidak rela jika suatu saat Denis mengetahui pemasalahan ini,dia tidak akan siap jika suatu saat Denis akan membencinya dan menjauhinya.
"Amira...."Zahra memanggilnya kembali.
"Aku bingung" Amira membuka suaranya.
"Terus bagaimana perasaanmu terhadap Denis,kamu memberikan harapan padanya,kamu sudah berciuman dengannya malam itu."Suara Alex terdengar sangat kesal.
Alex tidak bisa membaca seperti apa sebenarnya Amira.Dia terlihat sangat plin plan.Keserakahannya membuat Alex menilai Amira begitu murah.
"Aku tidak ingin seperti ini!"Amira tidak senang dengan kata-kata Alex.
"Hey....bisakah kalian berdua tenang dan jangan saling menyalahkan?"Zahra menengahi keduanya.Suaranya yang lembut mampu menghipnotis Alex,setiap kali amarah hinggap di dirinya akan lenyap begitu Zahra menenangkannya.
"Aku menikah dengannya karena tidak ingin Bapak bekerja keras untukku,aku tidak ingin kuliah,tapi bapak tetap memaksa,aku tidak mau bapak menderita karenaku,aku berbohong pada bapak,ketika kampus menolakku."Semua terdiam saat Amira bercerita dengan isakkannya.
"Aku bertemu dengannya saat aku melamar pekerjaan disebuah restaurant,dia melihatku keluar dari tempat itu,dia memberikan kartu namanya dan ingin aku segera menemuinya."Tangisan Amira meredah.
"Saat aku menemuinya dia berterus terang padaku,kalau dia tertarik padaku,dia bilang sudah menyelidiki aku beberapa hari sebelumnya.Dia langsung memintaku untuk menikahiku.Dia akan membiayai kuliahku dan semua kebutuhanku jika aku bersedia menikah dengannya."Amira menatap lurus dengan tatapan kosongnya.
"Lalu kenapa kamu tidak bisa membayar kontrakkan?"Zahra bertanya heran
"Bapak pernah mencurigaiku,jadi aku tidak ingin membuatnya terulang kembali,Aku hanya bilang pihak kampus memberikan bea siswa dan biaya ooerasional setiap bulannya."Amita terlihat sangat tertekan.
Zahra menarik nafasnya dalam-dalam setelah mendengar cerita Amira,sedangkan Alex masih berkompromi dengan kekesalannya terhadal Anton.
"Kamu ingin berbuat apa untuk kedepanna?"Alex bertanya pada Amira.
"Aku tidak tau?"Amira menggelengkan kepalanya.
"Jika aku memintamu untuk meninggalkan om Anton apa kamu bersedia?"Zahra bertanya dengan lembut pada Amira.
Amira menatap Zahra dengan bimbang.
"Biar bagaimanapun kamu tetap bersalah,perbaiki kesalahanmu,jangan mencari kebahagiaan diatas penderitaan orang lain,kamu sudah menyakiti tante kartika juga Denis."Zahra menasehati Amira dengan suara yang sangat lembut,kesabarannya memghadapi masalah ini memberikan jalan keluar untuk Amira.
"Mulailah hidupmu yang baru dengan baik,kamu punya aku sekarang,percayalah....apapun kesalahan yang sudah kamu buat,aku akan tetap menjadi keluargamu."Zahra meyakinkan Amira.
Kata-kata Zahra mampu mempengaruhi Amira walaupun saat ini belum 100 persen yakin dengan usulan Zahra namun Amira melihat ketulusan Zahra berkali-kali.
"Kamu percaya denganku? Ayo buka lembaran baru!"Zahra menatap wajah Amira yang mulai menaruh harapan padanya.
"Kata-kata Zahra sanga benar,kamu harus berani bertindak,"Alex juga meyakinkan Amira.
Amira melihat kedua orang itu dengan penuh keyakinan.
"Apakah kalian akan menolongku untuk melakukan itu?"Amira bertanya pada Alex dan Zahra dengan keyakinannya.
"Pasti."Zahra menjawabnya dengan hati yang mantap.
"Kami bersamamu."Alex membuat kata-kata Zahra semakin meyakinkan Amira.
"Bisakah aku meminta satu hal pada kalian berdua,untuk tidak memberitahukan ini pada siapapun termasuk Denis?"Suara Amira sangat memohon.
Zahra memandang Alex dan memberikan isyaratnya,Zahra menyerahkan jawabannya pada Alex.
"Baiklah,kami akan menjaga rahasia ini untukmu."Alex berjanji pada Amira.
"Terimakasih."Amira meneteskan air matanya kembali,walaupun permasalahan ini belum selesai namun hatinya mulai lega mendengar pernyataan Alex.
Amira bertekad setelah permasalahan ini selesai dia akan menjaga jarak dengan Denis.Amira tidak akan sanggup mengingat kesalahan yang telah diperbuatnya.Walaupun saat ini dia mengakui mempunyai sedikit perasaan terhadap Denis namun dia juga tidak bisa mengabaikan kesalahannya.