Amira hampir saja menyemprotkan air putih dari mulutnya,sedangkan Denis terbatuk-batuk seperti tersedak makanan padahal dia sudah selesai dengan makannya.Zahra kehabisan suara untuk kata-katanya.
"Hahahahahaha,ada apa?Ayolah aku hanya mengajakmu menikah,bukan memaksamu.Kalau kamu belum siap kamu bisa menolakku."Denis berkata dengan tenang.
"Kakak....apa kau sudah gila?"Denis menendang kaki Alex dari bawah meja,memberikan isyarat padanya untuk tidak melakukan hal yang ceroboh.Tapi Alex tidak memperdulikan itu.
"Jujur.....aku jatuh cinta padamu dari sejak pertama kita bertemu.Kamu adalah satu-satunya wanita yang pernah aku temui yang membuatku merasa lebih baik."Alex membuat suasana menjadi tegang dengan kata-katanya.
"Aku tidak akan memaksa kamu untuk jatuh cinta padaku,karena rasa itu tidak bisa dipaksa,aku akan menunggumu sampai kamu memiliki perasaan itu."Alex membuat Zahra semakin membisu,wajahnya memerah seketika,jantungnya berdetak tak beraturan.Dia tidak tau lagi harus memanggapi bagaimana setiap kata-kata Alex.
"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu,aku akan melindungimu mulai dari sekarang,jika kamu menganggap itu berlebihan atau kamu takut merepotkanku maka anggap saja ini perbuatan baik dari seorang sahabat,aku akan menunggu sampai kamu jatuh cinta padaku."Alex tersenyum setelah selesai dengan kata-katanya.
Zahra menatap Alex,kata-kata Alex begitu menyentuh hatinya,namun saat ini dia tidak bisa menerimah cintanya karena menurutnya,Zahra tidak atau belum merasakan jatuh cinta pada Alex,namun kata-katanya tertahan,Zahra tidak ingin membuat Alex merasa kecewa setelah memberi harapan padanya.
"Mmmmm...aku...."Zahra belum menyelesaikan kata-katanya,namun Alex menarik tangan Zahra dan mengenggamnya.
"Sudah aku katakan bukan? Aku tidak akan memaksamu,rasa itu akan datang dengan sendirinya padamu setelah kamu mengenalku lebih jauh.Saat ini anggap aku seperti sahabatmu,berikan kesempatan untuk kita saling mengenal."Alex menatap mata Zahra,begitu menyejukan hatinya saat melakukan itu.
"Ehem...ehem,apa kalian lupa ada kami disini?"Amira sengaja terbatuk.
"Jangan mengganggu."Denis menarik Amira untuk bangkit dari tempat duduknya dan membawanya keluar dari tempat itu.
"Aw....apa yang kamu lakukan?"Suara Amira terdengar menolak.
"Sudahlah ikut denganku,aku akan melihatkan sesuatu padamu."Denis membawa Amira.
"Kami akan menunggu kalian di taman restaurant ini."Denis tersenyum pada Alex.Dia tidak menyangka kalau Alex bisa bersikap dewasa seperti ini,Denis fikir Alex akan berubah jadi gila setelah penolakkan Zahra.Tapi Alex sudah melakukan hal yang luar biasa,sebelum Zahra menolaknya dia sudah mengatakan sesuatu yang membuat hati Zahra tersentuh.
"Alex.....aku sangat terharu dengan kata-katamu,kamu sangat baik padaku bahkan terlalu baik.Biarkan kita menjadi teman dulu,karena jujur...."Zahra menghentikan kata-katanya kemudian melanjutkannya kembali.
"Saat ini aku belum mempunyai perasaan itu untukmu,karena aku fikir kita baru mengenal satu sama lain,jadi mari....kita gunakan kesempatan ini untuk saling mengenal terlebih dahulu."Zahra menggigit bibirnya setelah berkata-kata seperti itu.
"Baiklah,aku yakin tidak sampai hitungan 1bulan kamu akan tergila-gila padaku?"Alex dengan percaya diri mengatakan itu sambil tersenyum.
"Hei tuan...kepercayaan dirimu sangat bagus,tapi aku takut kamu kecewa dalam waktu 1bulan ini."Zahra juga tersenyum saat mengatakannya.Kemudian mereka tertawa bersama.
"Ayo ceritakan semua tentangmu dan masalahmu pada sahabat barumu ini."Alex sangat tulus saat mengatakannya,wajahnya terlihat sangat tampan,ini membuat Zahra kembali merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya,tapi entah apa perasaan itu Zahra sendiri bingung.
"Hei....jangan menatapku seperti itu,aku takut kamu akan jatuh cinta padaku dalam waktu yang secepat ini."Alex menatap Zahra dengan semua perasaan cintanya,walau kata-kata yang dikeluarkan dari mulutnya bernada guarauan.
Zahra jadi salah tingkah setelah mendengar perkataan Alex,entah mengapa jantungnya menjadi tidak beraturan setiap kali matanya bertemu dengan mata Alex.
"Kamu sangat suka bercanda rupanya."Zahra berkata dengan wajah yang memerah.
Alex hanya tersenyum melihat wajah merah Zahra,keyakinan bahwa Zahra sudah mempunyai rasa untuknya namun dia masih ragu tentang perasaan itu membuat Alex bahagia didalam hatinya.Alex akan menunggu waktu dimana Zahra sendiri yang akan mengatakan perasaan itu padanya.
"Kita sudah selesai makan bukan,ayo...pulang."Zahra melarikan diri dari pembicaraan.
"Kita akan berikan waktu untuk mereka berdua sedikit lagi."Alex memberi alasan untuk menunda waktu pulang.
"Apakah Denis menyukai Amira?"Zahra bertanya pada Alex.
"Sepertinya begitu?"Alex tersenyum.
"Tapi mereka selalu bertengkar dari awal mereka bertemu."Zahra mengerutkan alisnya seakan tidak percaya.
"Cinta datang dengan cara yang berbeda-beda."Alex menjawab pertanyaan Zahra dengan tenang.
"Sepertinya kamu sangat berpengalam sekali dibidang ini."Zahra mengejek Alex.
"Aku tidak mempunyai pengalaman dalam cinta,kamu wanita pertama yang membuatku jatuh cinta."Alex memberikan tatapan yang membuat Zahra seperti terhipnotis untuk terus memandangi bola matanya yang indah.Pria ini sangat tampan sekali.
"Apa tatapan ini berarti kalau kamu sudah jatuh cinta padaku."Alex mulai memberanikan dirinya untuk menggoda Zahra.
"Apa....apa yang kamu katakan?"Zahra tidak tau lagi harus berkata apa.Berkali-kali Alex sudah berhasil membuatnya gugup dan salah tingkah.
"Baiklah...ayo kita lihat mereka berdua."Alex sengaja mengalihkan pembicaraan karena tidak mau membuat Zahra semakin salah tingkah dan merasakan malu didepannya.
Ditaman tempat ini...
Denis sedang berbicara dengan Amira.Mmmm....berdebat tepatnya.
"Ini yang ingin kamu tunjukkan padaku?"Amira terlihat sangat jutek.
"Hei....tidak bisakah kau bersikap sedikit lembut padaku."Denis tersenyum pada Amira.
"Jangan tersenyum padaku,kamu terlihat seperti kambing."Amira masih ketus.
"Apa yang kamu katakan,coba saja ulangi kata-katamu itu,aku akan membuatmu menyesal."Denis tidak terimah dengan kata-kata Amira kepadanya.
"Kamu memang seperti kambing."Amira terdengar semakin menantang dan tidak takut dengan ancaman Denis.
"Hei....nona berhati-hatilah dengan kata-katamu,kalau tidak maka aku akan..."
"Akan apa?"Amira memotong kata-kata Denis.
Denis maju selangkah demi selangkah sampai tubuhnya dekat sekali dengan Amira,tangannya memegang kedua lengan Amira dan mencengkeramnga dengan sedikit tenaga.
"Hei....itu sakit..."Amira belum selesai dengan kata-katanya saat tiba-tiba bibir Denis mendarat dibibirnya dan melumatnya dengan lembut.
Saat itu Alex dan Zahra datang dan menyaksikan adegan itu.
"Dasar...anak itu."Alex bergumam dan ingin menghampiri mereka namun Zahra menarik tangannya dan itu menghentikan gerakannya.
"Jangan mengganggu mereka,sepertinya mereka berdua sedang menikmatinya,kamu akan membuat mereka salah tingkah jika kamu datang kesana."Zahra mencoba memberikan pengertian pada Alex.
"Ayo kita kesana,disana ada tempat duduk,kita bisa duduk disana sambil menunggu mereka selesai dengan urusan mereka."Zahra berbisik pada Alex dan memarik tangan Alex.Ini membuat Alex seperti membeku dan menurut saja dengan gerakan tubuh Zahra.
Kita kembali pada Amira dan Denis.
Denis masih melakukan itu pada Amira,sudah 3menit,walaupun Amira tidak melakukan balasan atas setiap gerakan bibir Denis,namun dia juga tidak melakukan perlawanan atau menolak untuk diperlakukan seperti itu.
Denis menghentikan sentuhan bibirnya pada bibir Amira dan melepaskannya.
Amira hanya mengedipkan matanya berkali-kali tidak percaya dengan apa yang terjadi,dan tidak percaya pad dirinya bahwa dia tidak melakukan penolakkan sedikitpun.Amira membalikkan tubuhnya dan membelakangi Denis,lalu menggigit bibirnya dan menutup wajahnya kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.
Denis melihat tingkah Amira hanya tersenyum,kemudian memeluj tubuh Amira dari belakang.
"Hentikan itu...dasar manusia cabul."Amira menginjak kaki Denis,lalu pergi meninggalkan Denis yang meringis kesakitan.