Download App
27.52% Memory Of Love / Chapter 30: CLBK

Chapter 30: CLBK

Waktu berlalu dengan cepat Salsabila sudah kembali ke sekolah dan beraktivitas selayaknya siswa kelas XII dengan bejibun ulangan dan jam pelajaran tambahan.

Tanpa terasa hubungannya dengan Edwin akhir-akhir ini lebih minim komunikasi, biasanya dalam sehari bisa hampir setiap jam Edwin memberi kabar, atau pada malam hari mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk chatting.

Namun beberapa bulan terakhir komunikasi diantara mereka semakin jarang, walau begitu Salsabila tetap berfikir positif bahwa ini semua karena kesibukan perkuliahan Edwin yang sudah memasuki semester 4.

Bila duduk duduk dibawah pohon ditaman belakang sekolah, setelah shalat Dzuhur ia memutuskan untuk beristirahat disana sambil menikmati camilan dan jus yang ia beli di kantin

Fani menghampirinya dengan membawa dua kotak sterofoam berisi mie ayam dan air mineral, ia duduk disamping Bila dan meletakkan satu seterofoam disamping Bila, namun Bila yang sedang melamun tak menyadari kehadiran Fani.

Bila sedang merasakan sebuah kehampaan sudah tiga bulan lebih ia tidak bertemu Edwin, bahkan pesannya kemarin belum dibalas olehnya, setiap ada pesan masuk ia langsung membuka dan berharap kalau itu dari Edwin tapi seketika itu kekecewaan juga menyergapnya.

Fani yang sadar bahwa sahabatnya sedang melamun, tanpa mendengarkan ocehannya langsung memasang muka kesal, dan mengagetkaannya.

" Bila.....kamu kenapa? ngelamun aja ada masalah?" Tanya Fani sembari mengguncang pundak Bika.

"Ya ada apa Fan?" Bila menjawab sekenanya dengan muka kaget.

" Ya.....Allah Bila, kamu lagi mikir apa sih? tuh mie ayamnya dimakan keburu dingin"

Bila menghembuskan nafas panjang lalu mengambil makanannya dan segera memulai melahapnya dengan pelan.

" Fan.... aku kok ngerasa hubunganku dengan kak Edwin semakin jauh" Bila berkata dengan nada lesu.

"Emang kenapa? Bil itu resiko LDR aku sih belum pernah ngrasain tapi kalau kamu merasa ada sesuatu yang tidak nyaman kamu obrolin deh" Fani menyarankan.

" Aku chat kak Edwin dari kemarin ga dibales, dibacapun ga, padahal kita sudah berbulan-bulan ga ketemu, apa....mungkin.....," tanpa terasa air mata menetes dari sudut matanya. "apa mungkin kak Edwin sudah melupakan aku" Bila berkata sambil mengusap air matanya.

" Bil.... kalau saran aku kamu selesain deh masalah kamu sama dia, jangan sampai masalah ini mengganggu pelajaran kamu, ingat..... kak Edwin mungkin memang sekarang jadi penyemangat kamu, tapi kamu jangan lupa orang tua kamu sudah bersusah payah nyekolahin kamu supaya kamu bisa memberi mereka kebanggaan, bukan memberi mereka drama cinta yang bisa merusak prestasi kamu" Fani mengingatkan Bila sambil memegang tangannya " Bil.... kamu coba berpikir positif mungkin kak Edwin memang sedang sibuk, ayo.....Bila semangat jangan biarkan rasa itu menghancurkan masa depan kamu" Fani memberi semangat.

Air mata bila menetes semakin deras seolah mengeluarkan beban yang selama ini ia pendam sendiri, juga mengingat perjungan orang tuanya demi menyekolahkannya.

Di kantin sebuah universitas ternama nampak Edwin sedang duduk menikmati makan siang bersama Vita, dari hari ke hari mereka semakin dekat mereka sering bertemu untuk sekedar makan atau pergi keperpustakaan bersama.

Seandainya mereka belum memiliki kekasih pasti mereka sudah jadi sepasang kekasih, namun mereka tetap menjalani hubungan tanpa setatus tanpa mengetahui bahwa Edwin sudah memiliki Bila yang setia menunggunya dan Vita juga sudah bertunangan dengan seorang dokter muda bernama Dimas.

Edwin dan Vita seolah menyembunyikan setatus mereka, yah memang mereka tidak sengaja menyembunyikan kenyataan tersebut namun memang tak ada pertanyaan tentang itu.

Kebersamaan yang semakin sering mau tidak mau menumbuhkan perasaan lain dalam hati mereka, apalagi dulu mereka pernah menjadi sepasang kekasih yang harus putus ketika mereka sedang mulai mencapai kebahagiaan.

Jadi kedekatan mereka seolah menjadi obat dan penebusan kebahagian yang seharusnya mereka rasakan dari dulu yah.... bisa dibilang kalau diantara mereka telah tumbuh sebuah rasa dengan bergelar Cinta Lama Bersrmi Kembali.

Malam Minggu di taman Edwin sedang duduk disebuah bangku panjang, ia sedang menunggu kedatangan seseorang, setelah menunggu kurang lebih 10 menit, gadis yang ia tunggu akhirnya muncul dengan memakai dres bermotif polos selutut dipadu dengan rompi kecil, dipadu dengan sepatu hak tinggi dan riyasan natural membuat gadis itu terlihat semakin cantik.

Vita mendekati Edwin dari belakang dan menutup matanya, Edwin yang kaget hanya tertawa sambil meraih tangan Vita dan menariknya untuk duduk disampingnya, otomatis Vita duduk disampingnya seraya mengaitkan kedua tangannya pada pinggang Edwin, jelas siapapun yang melihatnya pasti berfikir bahwa mereka adalah sepasang kekasih.

Datu jam berlalu, dan mereka memutuskan untuk meninggalkan taman menuju sebuah restoran steak untuk mengisi perut mereka.

Setelah menemukan tempat, seorang pelayan mendatangi mereka dan mencatat pesanan mereka, beberapa saat kemudian makanan yang mereka pesan datang dan segera mereka nikmati, hampir satu jam mereka berada diresto tersebut dan tanpa disadari jam sudah menunjukan pukul 20.00.

" Win... aku capek, anter aku pulang ya" Vita meminta dengan manja.

" Ok...sekarang?"

" Ummmmm maunya seminggu lagi, tapi aku capek banget..... Edwin ya sekarang dong, kamu masih belum puas ya jalan sama aku?" Vita bertanya sambil menggoda.

Edwin hanya mencubit hidung Vita lalu menggandengnya keluar dari resto tetsebut menuju keparkiran dimana sepedanya.

15 menit kemudian mereka sampai didepan sebuah rumah mewah, wajah Vita sedikit nerubah masam ketika melihat mobil milik Dimas sudah terparkir didepan rumahnya.

Setelah turun dari motor Edwin dengan segera ia berlari dan hanya mrngucapkan " thanks buat hari ini ya, see you"

Vita dengan anggun masuk kerumahnya, diruang tamu Dimas sudah menunggunya ditemani mamanya, melihat Vita dimas langsung tersenyum.

" Vit udah pulang?" Dimas bertanya.

" Mas Dim.... udah lama, maaf aku habis jalan sama temen"

" Vita nak Dimas sudah sejam lebih nunggu kamu, kamu ditelfon HPnya ga aktif" mama segera mencerca Vita.

" Maaf sayang....Hpku mati" Vita menjawab dengan agak ragu karena sesungguhnya ia sengaja mematikan Hpnya demi quality time bersama Edwin.

Dengan muka berseri Edwin masuk kedalam kamar kostnya, ia merebahkan tubuhnya dikasur sambil memikirkan betapa bahagianya ia waktu yang telah ia lalui bersama Vita, mengingat Vita segera ia mengambil ponselnya bermaksut untuk mengirimnya pesan.

Ketuka membuka lock ponselnya ia melihat selintas wajah imut dan lugu Salsabila pada wallpapernya, terlintas perasaan bersalah saat mengingat wajah lugu Bila dan ketulusannya, baru ia teringat sudah berbulan-bulan lamanya mereka tak bertemu, ia juga tersadar akhir-akhir waktu belakangan ia mereka senakin jarang berkomunikasi.

Setelah mengirim pesan pada Vita ia menscroll daftar pesan masuk dan tampak satu pesan dari sebuah akun dengan nama "my anggel" dalam daftar tersebut dan ketika ia lihat ternyata pesan tersrbut sudah lima hari yang lalu.

Rasa bersalah semakin menggerogoti prasaan Edwin, ia segera ia menekan nomor Bila dan menelfonnya.

Bila sedang duduk dikamarnya ia sedang belajar, walaupun besok adalah hari Minggu ia tetap belajar demi meraih nilai terbaik, ibu membuka pintu kamar membawakan segelas teh hangat dan kue lalu meletakkan dimeja samping tempat tidurnya, melihat ibu yang memeluknya dengan penuh kasih sayang ia menghentikan belajar.

" Ibu ga usah repot bawain teh, kalau Bila haus bisa buat sendiri kok" dengan manja Bila memeluk ibunya.

" Ga papa kok nak, ya sudah lanjutkan belajar kamu" lalu ibu melangkah keluar dan menutup kembali pintu kamarnya.

Bila melanjutkan kembali belajarnya ketika ia sedang berkonsentrasi mengerjakan soal rente nada panggil ponselnya berbunyi ia melihat nama Edwin tertera di ID pemanggil, bukannya segera mengangkat Bila memilih untuk mendiamkan panggilan tersebut.

Sudah tiga kali panggilan dari Edwin ia abaikan dan sesaat kemudian ponselnya kembali berdering, namun ia tetap pada pendiriannya untuk mengabaikannya.

Edwin menjadi semakin gusar, ia semakin merasa bersalah membuatnya hampir putus asa ua memukul tembok kamar sembari berkata " Edwin...lo kok bisa sampai melupakan Bila, dimana otak lo Win" pikirannya semakin tidak karuhan.


CREATORS' THOUGHTS
Bubu_Zaza11 Bubu_Zaza11

Up pelan-pelan ya kak.

Happy reading ???

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C30
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login