Di dalam mobil Eza mengigau. "Syisi ... Syisi ... Syisi ... ". nama itu terucap dari mulut Eza yang tidak sadar dan ditemani butiran demi butiran air mata yang jatuh di pipinya.
Melihat itu Alvin sudah menduga kalau dia mabuk memang karena Syisi, dia benar-benar marah pada kelompok itu, dia tidak terima adiknya yang sedang hancur di siksa lagi. Dengan geram Alvin membuat panggilan internasional.
"Halo ... Kakek ... Bruno!". sapa Alvin setelah seseorang mengangkat telpon nya dari seberang.
"Ada apa Vin?". jawab kakek Bruno.
Alvin pun langsung menjelaskan situasi nya, langsung saja kakek Bruno geram dan mengambil tindakan. Setelah membuat panggilan, dengan segera Alvin meluncur ke rumah sakit elit.
Keesokan harinya di kediaman Stiven Nariya.