Ana berdiri di dekat jendela, kebetulan ruang dosen ada di lantai 4 dan langsung berhadapan dengan jalan raya sehingga kalau berdiri di dekat jendela maka orang bisa melihat mobil yang berhenti atau berlalu lalang di jalan.
"Ya Allah ada apa dengan hatiku? mengapa aku merasa gelisah dan tak menentu?". Batin Ana.
Setelah membatin, matanya melirik tepat di seberang jalan, Ana melihat Maybach Alvin terparkir. "Apakah aku salah lihat bukankah itu Mobilnya Alvin, ngapain dia di sini?".
"Ms. Ana, ada titipan buat anda?". kata salah satu dosen tiba-tiba memecah lamunannya.
Ana menoleh ke arah kotak kado besar dengan seikat bunga mawar yang baru saja di letak kan di atas mejanya.
Langsung saja semua mata tertuju pada kotak kado besar dan seikat bunga itu, kebetulan ruangan itu sudah dipenuhi oleh banyak dosen.
"Wahhhh ... So sweet ... Apakah ini hadiah dari calon suami barumu Ms.?". tanya Naya dengan polos nya.
Tepat saat itu , dua orang yang tidak asing bagi Ana memasuki ruangan, melihat dua orang itu semua orang terkejut dan mulai membuat tebakan.
"Wahhh ini kan Ceo Aldi mantan tunangan nya Ms. Ana, kenapa datang bersama Ms Violin? ".
Violin tersenyum bangga seraya berkata. "Mmm saya calon istri barunya Ceo Aldi".
Mendengar pengakuan Violin, semua orang tercengang tidak percaya, sedang Ana masih tanpa ekspresi, Aldi menatap Ana dengan ekspresi yang rumit, dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada Ana. Tiba-tiba Aldi merasa penasaran dengan bunga dan kado besar yang sedang di pegang Ana.
"Itu hadiah dari siapa?". tanya Aldi dengan ekspresi penasaran.
Ana mengabaikan pertanyaan Aldi, sedang Violin merasa jengkel melihat Aldi bertanya pada Ana. Ana kembali duduk di mejanya dan membiarkan kado dan bunga itu tetap di tempatnya.
Sementara itu Violin memiliki ide dan segera mendekat ke meja Ana.
"Ok, biar kita tidak penasaran mari kita cek isi kado ini siapa tau ada nama pengirimnya, Ms. Ana bolehkah kami membukanya?". tanya Violin dengan senyum licik.
Ana mendongak ke arah Violin tanpa ekspresi.
"Iya Ms, buka dong kami penasaran nih!". sahut Naya seraya memohon pada Ana.
Karena Ana juga tidak peduli dengan hadiah itu dia mempersilahkan Violin dan Naya membuka kado besar itu. Ada 4 Kotak yang berlapis dan kotak terakhir di temukan berukuran sangat kecil, semua orang fokus memperhatikan dan ketika kotak itu di buka semua orang tercengang kembali melihat isinya.
"Waooo ... Cincin berlian, indah banget ini asli kan?". Tanya Naya kepada seseorang diantara mereka yang sudah akrab dengan perhiasan.
Setelah di cek dia berkata. "Ini nyata berlian asli, sumpah baru kali ini aku melihat cincin berlian seindah ini".
"Tunggu..". kata Aldi sambil mengamati cincin berlian itu. "Bukankah ini Cincin berlian ping 5 karat, yang masuk dalam daftar cincin berlian paling mahal di dunia, harganya sekitar 158 Miliar, dan beberapa hari yang lalu saya mengikuti lelang yang diselenggarakan Gracia di Cina, dan berhasil terjual ke seseorang yang tidak dikenal". lanjut Aldi.
Mendengar penjelasan Aldi semua orang mendadak diam begitupun Ana. "Apa? 158 Milyar.. apakah itu uang?".
"Waoo ... siapa yang membakar uang hanya untuk memberikan seorang gadis hadiah?".
"Pastinya dia orang yang sangat kaya". Violin merasa kesal dan Aldi menatap keheranan pada Ana yang sedari tadi diam.
"Hei ... ada surat di dalam kotak". kata Naya sambil membuka surat itu dan membacanya.
"Sayang semoga kamu menyukai hadiahnya dari pengagum rahasiamu"JF".
"Waoo Ms. Ana, pengagum rahasiamu luar biasa aku jadi iri". ucap Naya sambil menggandeng tangan Ana.
Ana menjepit alisnya dan menatap kertas yang di dalamnya bertuliskan singkatan nama pengirim.
"JF? siapa dia?". Ana sudah tidak tahan dengan kerumunan yang mulai tidak masuk akal, dia mengambil berlian itu dan memasukkannya ke tas lalu bergegas pergi.
"Maaf saya ada kelas, permisi". ucap Ana sembari melewati Violin dan Aldi yang masih diam.
Setelah Ana keluar, Aldi menyusulnya dari belakang, melihat Aldi mengejar Ana hati Violin merasa terbakar dia juga malu kepada rekannya.
"Tunggu Ana!". seru Aldi yang berhasil menyusul kecepatan Ana.
Ana berbalik memandang Aldi tanpa ekspresi. "Ada apa? cepat katakan karena kamu hanya punya waktu 1 menit sebab saya harus segera masuk kelas".
Aldi menarik nafas setelah itu dia berkata, "Ana Maafkan saya, apakah kamu masih mencintaiku?".
Ana mencibir kearah Aldi sembari berkata, "Waktumu tinggal 45 detik lagi".
"Baiklah. Begini, apa kamu bisa memperkenalkan aku dengan seseorang yang memberikanmu cincin itu?".
"Aku tidak kenal dia".
"Jika kamu kenal dia nanti , maukah kamu memperkenalkannya kepadaku?".
"Tidak akan". jawab Ana sinis, setelah itu Ana bergegas meninggalkan Aldi.
Aldi kesal dengan jawaban Ana padahal dia hanya ingin menjalin kerjasama dengan orang yang bernama JF karena menurutnya jika dia bisa membeli cincin berlian itu untuk seorang gadis itu artinya dia layak untuk dijadikan rekan bisnis. Aldi geram dan kehilangan kesabarannya.
"Ana aku sudah berbaik hati padamu, tapi kenapa kamu begitu sombong?, baru saja menerima berlian kamu sudah belagu, siapa yang tau laki-laki tua mana yang bisa kamu pikat sehingga mau memberikanmu berlian itu". ucap Aldi dengan senyum mengejek Ana menatap Aldi dengan jijik seraya berkata.
"Apa kamu sudah selesai? sayangnya waktumu sudah habis". Setelah mengatakan itu Ana langsung melangkah pergi meninggalkan Aldi yang lagi terbakar amarah. Sore Hari. Mata kuliah Ana berakhir di sore hari, dia memberikan panggilan buat Mila bermaksud mengajaknya untuk pulang bersama karena kebetulan motornya masih di bengkel.