Kota Telidon
22 Juni 1670 AD
-----------------------------
Ketakutan, hal itulah yang saat ini sedang dirasakan oleh 10 orang tawanan yang merupakan prajurit dan petualang itu, mereka didudukan secara berjajar ditengah alun-alun kota dengan tangan terikat dan mata tertutup kain hitam. Dihadapan mereka, berdiri 5 orang anggota Al-Jihad yang sudah siap mengeksekusi mereka dengan shotgun.
Di sisi lain, para warga yang rumahnya menghadap langsung kearah alun-alun cuma bisa memperhatikan tanpa melakukan apapun. Para prajurit dan petualang yang ada saja dengan mudahnya dihabisi oleh mereka 2 hari lalu, bagaimana dengan mereka yang cuma warga biasa?
Ke 5 orang anggota Al-Jihad mulai membidikan senjata mereka kearah tawanan yang berada dihadapan mereka.
DRAR!
Suara tembakan terdengar keras, disaat itu pula kelima orang tawanan itu tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan, yakni kepala yang hancur.
Sementara itu, 5 tawanan yang tersisa hanya bisa pasrah dan berdoa sebisa mereka, mereka pun tidak tau cara teman-teman mereka mati seperti apa dikarenakan tidak ada suara teriakan sedikitpun, ditambah mata mereka tertutup.
Ke 5 anggota Al-Jihad pun mengalihkan fokus mereka kearah 5 orang yang tersisa. Keringat dingin pun keluar dari tubuh kelima tawanan saat mendengar langkah kaki yang mendekat kearah mereka.
"Kalian takut tapi berani melawan kami." Ejek seorang anggota Al-Jihad dalam bahasa Arab.
DRAR!
5 orang tawanan kembali tewas dengan cara yang sama. Eksekusi yang mengerikan itupun telah berakhir.
"Minta seseorang untuk membereskan mayat-mayat ini, minta juga dia untuk membuangnya jauh-jauh." Ujar seorang anggota Al-Jihad yang masih melihat mayat dari para tawanan.
***
27 Juni 1670 AD
Ibukota Peacen
--------------------------
5 hari kemudian, di Serikat Petualang...
Pengelihatan dan pendengaran seluruh petualang tertuju pada 3 orang prajurit istana yang dimana salah satu dari mereka tengah membacakan sebuah pesan yang berasal dari Sang Raja.
"... Diharapkan bagi para petualang yang mempunyai rasa nasionalisme untuk ikut membantu istana dalam merebut kembali Telidon."
Dari sana, kita sudah bisa mengetahui bahwa pesan tersebut adalah ajakan dari istana kepada para petualang untuk membantu pasukan kerajaan dalam penyerbuan yang bertujuan merebut Kota Telidon. Hal ini juga berarti bahwa istana, bahkan seluruh kota telah mengetahui mengenai insiden yang menimpa Telidon satu minggu lalu.
"Berapa harga yang akan dibayar oleh istana bagi kami yang ikut?"
"Betul itu, berapa harga yang berani istana bayar?"
Yang ada dipikiran sebagian besar Petualang hanyalah uang, jelas saja mereka harus tau berapa banyak uang yang akan mereka terima jika ikut dalam tugas ini.
"2 Koin platinum!" Jawab prajurit pembawa pesan itu dengan lantang.
Itu adalah tawaran yang sangat menggiurkan bagi sebagian besar Petualang, sebab bayaran seperti itu biasanya didapatkan oleh petualang peringkat A dalam satu tahun.
"Luar biasa!"
"Segera mulai pendaftarannya!"
Ketiga prajurit itupun duduk di kursi yang ada dan mengeluarkan kertas serta alat tulis. Pendaftan pun dimulai.
Disisi lain, dua orang petualang yang sama-sama berambut hitam terlihat tidak tertarik dengan tugas tersebut, mereka malah lebih fokus kepada minuman mereka masing-masing.
"Untuk apa ikut jika kemungkinan mati saat perang lebih besar ketimbang pulang hidup-hidup?"
"Hadiahnya besar, tentu saja orang-orang tertarik."
Jean dan Simon, itulah nama panggilan mereka. Mereka sendiri adalah sepasang adik-kakak yang memutuskan menjadi Petualang 2 tahun lalu. Walau umur mereka masih tergolong muda, mereka cukup terkenal dilingkaran orang-orang serikat.
"Kalian berdua nampak tidak tertarik."
Seorang pria berotot besar yang duduk tidak jauh dari mereka rupanya tau bahwa Jean dan Simon tidak tertarik dengan tugas tersebut.
"Tentu saja, aku maupun Simon tidak ingin mati konyol, terlebih tidak ada yang tau seberapa kuat pasukan misterius itu." Ujar Jean mengutarakan alasannya.
Hal itu memang benar, orang-orang dari istana, militer, maupun petualang hanya mengetahui bahwa Kota Telidon diserang dan diambil alih oleh pasukan misterius. Mereka semua juga tidak tau seberapa kuat kekuatan yang harus mereka lawan.
"Tapi aku dengar kalian berdua orang yang cukup hebat dalam urusan otak." Balas pria berotot itu.
"Jika Jean bilang tidak mau kenapa kau seakan memaksa? Memangnya dia lahir dari sperma yang ada didalam biji milikmu?"
Simon rupanya jengkel, dia merasa baik dirinya maupun Jean dipaksa ikut secara tidak langsung oleh pria berotot itu.
"Aku cuma bertanya, bocah tampan."
"Nah, kalau begitu aku harap kau berhenti bertanya hal itu lagi."
Pria berotot itu bisa saja menghajar Simon sampai tak berdaya, namun saat ini sedang ada 3 orang prajurit istana yang tentu saja tidak akan segan jika melihat perkelahian.
"Kau memang selalu menjagaku ya, walaupun kita sudah remaja seperti ini."
"Kau tetaplah adikku, aku akan tetap melindungimu apapun yang terjadi."
***
5 jam kemudian...
"Pendaftaran telah usai hari ini, 500 orang yang telah mendaftarkan dirinya harus datang besok pagi ke halaman istana untuk bergabung dengan pasukan istana. Sekian dari kami semua."
Ke 3 prajurit istana itupun keluar dari bangunan serikat setelah berucap demikian, para petualang pun langsung bersorak-sorak setelah itu.
"Kita akan kaya!"
"Aku sudah tidak sabar!"
"Hidup Sang Raja!"
Para petualang pun memesan minuman untuk diri mereka masing-masing, mereka berpesta sebelum tugas istimewa ini dilakukan esok hari. Disisi lain, mereka tidak tau apa yang sedang menunggu mereka di Kota Telidon.
— New chapter is coming soon — Write a review