Download App

Chapter 3

Pada akhirnya, Vino benar-benar datang di acara Welcoming Party untuknya yang diadakan disebuah tempat karaoke. Semua pegawai dari toko kosmetik asyik bernyanyi didepan, sementara Vino sendiri malah duduk berdua dengan Shani.

Tak sengaja, Vino melihat Shani yang sedang  memijat pelan kakinya sendiri.

"Apa kaki mu sakit?" tanya Vino.

Shani menoleh pada Vino "Ah.. Iya sedikit"

"Kan sudah saya bilang.. Seharusnya kamu jangan terlalu sering memakai sepatu berhak tinggi" ujar Vino.

Melody turun dari panggung dan berjalan menghampiri Vino dan juga Shani yang hanya menonton saja.

"Vino.. Kita disini untuk merayakan bergabungnya kamu dengan toko, mengapa hanya duduk aja. Ayo bernyanyi.. " ajak Melody.

"Ah.. Tidak, saya tidak bisa bernyanyi. Sepertinya sudah agak larut, sebaiknya kita pulang" ucap Vino.

Melody tidak memperdulikan hal itu, ia malah berteriak memanggil nama Vino dengan keras dan semakin keras supaya Vino mau ikut bernyanyi.

Teriakannya itu membuat 3 orang pria yang sedang menggunakan ruangan sebelah menjadi terganggu. Mereka menerobos masuk dan mengutarakan kekesalannya secara langsung, membuat suasana nya jadi menegangkan.

"Apa ini yang akan menyebabkan Shani terluka?" gumam Vino dalam hatinya.

Tanpa pikir panjang, Vino langsung berdiri menghampiri mereka. Terjadi perdebatan yang cukup sengit, Vino diejek karena berada diantara wanita.

"Saya benci berkelahi, lagian berkelahi itu hanya untuk orang yang tidak berpendidikan" ucap Vino.

"Tidak berpendidikan?" geram salah satu pria.

Tak terima dengan ucapan Vino, salah satu pria itu menonjok Vino tepat diwajahnya hingga dirinya pingsan. Merasa geram Melody langsung berdiri dan berteriak kepada para pria itu...

Beberapa saat kemudian,.....

"Vino.. " Shani menepuk dan mengguncangkan pelan bahu Vino.

"Vino bangun.. " Shani membangunkan nya sekali lagi.

Vino terbangun dan langsung melihat kearah sekitar "Apa bos melody baik-baik saja?"

Shani tersenyum nyinyir dan menunjuk ke arah panggung, bos mereka sedang asyik bernyanyi bersama para pria pembuat onar.

"Kan udah aku bilang, pegawai toko kosmetik kita sangat ramah" ucap Shani.

Vino tersenyum kecut melihat bos nya.

"Shani..." teriak Melody tiba-tiba. Dan itu sama persis seperti yang dilihat oleh Vino tadi.

Namun, setelah teriakannya itu Melody langsung melanjutkan nyanyi nya lagi. Membuat Vino tertegun kebingungan.

"Kenapa dia?" tanya Vino keheranan.

Shani tertawa geli "Itulah kebiasaan bos melody, tidak ada maksud apapun dibalik teriakannya"

"Oh.. " ucap Vino seraya berdiri.

"Kamu mau kemana?" tanya Vino.

"Disini berisik dan jenuh, saya ingin keluar mencari udara segar" jawab Vino.

"Aku ikut ya, aku juga sama sepertimu" kata Shani.

Mereka berdua pergi keluar dari tempat karaoke tersebut sambil berjalan berdampingan.

"Apa kepala kamu baik-baik aja?" tanya Shani memastikan.

"Ya, saya sangat baik-baik saja" tegas Vino.

Mereka berdua terus berjalan tanpa tujuan, tapi saat itu juga Shani menghentikan langkahnya dan kemudian ia berlari mendahului Vino.

Ternyata Shani tertarik dengan sebuah ayunan indah didepannya. Dengan semangat ia langsung duduk diayunan itu dan bermain-main dengan riang.

"Apa kamu pernah bermain ayunan?" tanya Shani.

"Tentu saja pernah.. Bahkan saya bisa melakukannya sambil berdiri" jawab Vino.

Vino langsung menaiki ayunan tersebut, namun sebelum mengayunnya ia mengajak Shani untuk naik bersamanya "Akan lebih asyik kalau dilakukan oleh dua orang"

Meskipun sempat terkejut, akhirnya Shani mengiyakan permintaan Vino. Perlahan ia menginjak kakinya diatas bangku ayunan tersebut, dan Vino pun mulai mengayunnya.

Awalnya mereka nampak tertawa dengan lepas. Lama-lama,... Jarak mereka semakin dekat, dan wajahnya hampir bersentuhan. Shani mulai merasa canggung, ia bahkan tidak berani menatap mata Vino.

Shani langsung turun "Sebaiknya kita kembali, sepertinya mereka sedang mencari kita"

Setelah melihat Shani pergi, Vino terdiam, ia merasa jantungnya berdegup dengan kencang "Ada apa denganku???"

---------------------

Keesokan harinya, Vino terus terbayang wajah ceria Shani saat naik ayunan. Hingga membuatnya selalu tertegun saat melihat Shani secara langsung.

"Sadar diri Vino, apa yang kamu pikirkan" gumam Vino dalam hatinya.

Tak sengaja, ia melihat Shani yang sedang memijat-mijat kakinya. Merasa tak tega, Akhirnya Vino langsung menghampirinya.

"Maaf.. Sedang sibuk?" tanya Vino pada Shani.

"Ah.. Tidak terlalu" jawab Shani.

"Feni, bisa jaga kassa ini sebentar" ucap Vino pada salah satu pegawai toko.

Vino pun langsung menarik tangan Shani untuk pergi ke suatu tempat, dan itu membuat Shani terkejut.

Akhirnya mereka sampai ditoko sepatu wanita. Vino terlihat memilih-milih sepatu yang cocok untuk Shani.

"Ukuran mu berapa?" tanya Vino.

"Apa?" tanya Shani balik.

"Ukuran sepatu, bukannya sudah saya bilang jangan pakai sepatu hak tinggi. Kenapa tidak didengar sih?" ucap Vino.

Vino menemukan sepatu yang cocok untuk Shani "Ayo duduk"

Shani hanya diam, Vino yang melihat itu langsung memegang kedua bahu Shani dan menyuruhnya untuk duduk ditempat untuk mencoba sepatunya.

"Ini ayo coba.. " Vino mempersilahkan Shani untuk mencoba sepatunya.

Shani pun mencoba sepatunya dan terlihat sepatu itu sangat cocok untuknya.

Vino tersenyum melihatnya "Hm.. Bagus juga, berapa harganya"

"Tidak.. Tidak perlu kamu yang membayarnya, biar aku aja" tolak Shani karena merasa tak enak.

"Tidak apa-apa, ini adalah hadiah dari saya" ucap Vino.

Shani pun akhirnya menerima sepatu pemberian dari Vino walaupun merasa tak enak hati.

Mereka kembali ketoko dan disana sudah ada Boby yang tengah menunggu Shani.

"Oh, boby?! Sedang apa disini?" tanya Shani pada Boby.

"Ada hal yang harus diurus didekat sini, jadi aku pikir untuk mampir dan makan siang bersamamu" jawab Boby.

"Masih ada sisa waktu istirahat kan?" lanjutnya.

Shani melihat jam tangan yang dia pakai dan mengangguk "Iya.. "

"Kalau begitu ayo kita makan siang" ucap Boby.

Shani dan Boby pergi untuk mencari makan siang, sedangkan Vino hanya melihat kemesraan mereka dari jauh.

Tiba-tiba Nadse datang dan menghamipirinya "Jawab dengan jujur, apa kamu menyukai shani?"

Vino tersenyum nyinyir "Tidak, bukan seperti itu"

"Apa maksudmu tidak?, apa boleh buat shani sudah mempunyai pacar. Aku pun iri padanya, diumur ku yang sekarang tak ada pria yang mendekatiku. Bisa-bisa aku mati karena kesepian.. " curhat Nadse sambil memegang pipi Vino.

Sekilas Vino berhasil melihat masa depan Nadse "Kamu tidak perlu khawatir, nanti akan ada pria yang menyatakan perasaannya pada mu. Tapi pria itu agak aneh, ia akan melakukanya sambil menari dan menyanyi"

Nadse tersenyum geli "Kamu sungguh lucu, baru kali ini aku bertemu pria sepertimu. Mana ada orang menyatakan perasaannya dengan menari dan menyanyi"

Nadse pun masuk kedalam toko untuk melanjutkan pekerjaannya dengan masih tertawa.

"Itu kenyataannya kok.. " gumam Vino pelan.

---------------------

"Ah.. Lelahnya" ucap Vino sambil meregangkan otot-otot nya yang terasa kaku.

"Kamu sudah bekerja keras" ucap Nadse.

"Hm.. Kamu juga" kata Vino.

Dari kejauhan, Vino melihat Shani yang naik kedalam bis.

"Nadse, saya duluan ya" ucap Vino.

"Iya. Hati-hati ya.. " ucap Nadse.

Dengan sigap, Vino pun berlari untuk bisa menaiki bis yang sama. Bahkan ia berhasil duduk tepat disamping Shani.

Shani merasa terkejut "Vino?, kamu naik bis ini juga? Tapi kenapa kita tidak pernah bertemu sebelumnya ya?"

"Ah, tapi bukannya kamu akan pulang bersama dia? Pacarmu.. " jawab Vino.

"Kami tadi sudah bertemu tadi siang, dia ada janji malam ini" ucap Shani.

"Oh iya! Kepalamu gimana? Sepertinya kemarin ada benjol besar" lanjutnya.

Vino memegang kepalanya "Saya masih ingat nama, tempat tinggal, dan ulang tahun saya"

"Jari-jari tangan saya juga masih berfungsi.." lanjutnya sambil menggerakkan jari-jari tangannya.

Setelah mengobrol, Shani merasa ngantuk. Secara tak sadar, ia tertidur dan menjatuhkan  kepalanya dipundak Vino. Suasana berubah jadi canggung, Vino lagi-lagi merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya, jantungnya berdegup dengan kencang tanpa bisa dikontrol oleh dirinya sendiri.

"Tenang.. Ingatlah, aku melakukan ini hanya mengetahui masa depannya.." gumam Vino dalam hatinya.

Perlahan, Vino mulai menyentuh tangan Shani. Dalam hitungan detik, ia langsung bisa melihat kejadian saat Shani terjatuh dari sebuah tangga yang cukup tinggi.

Kali ini, ada informasi baru yang didapatkannya. Ia melihat kaki seseorang yang berjalan menghampiri Shani yang sudah tergeletak dengan berlumuran darah.

"Ada seseorang,... Ada seseorang ditempat itu..." ujarnya.

-

-

-

---------------------------------------


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login