Download App
51.28% WEDDING (ENDING) / Chapter 20: PART 21

Chapter 20: PART 21

hai hai maapin slow up.kalian tau sendiri kan gmna susah nya ngerangkai kata" dalam cerita? oke langsung aja nih cekidot!

" ateu.. ciapa meleka? " Tanya Caca menatap June dan Chen yang duduk dibelakang seulgi dan Sana.

June maupun Chen tersenyum manis tapi ditatap takut oleh Caca.

" jangan takut sayangg. kita ga gigit kok " ucap Chen menatap lembut Caca. Sana tertawa melihat Caca yang takut melihat Chen dan June.

" hehe iya sayang jangan takut yaa " dukung June.

" ateu eulgi.. Caca. Caca takut cama meleka " Caca memeluk seulgi erat, tawa Sana semakin keras

" makanya June kalo punya muka tuh gantengan dikit kaya gue jadinya si Caca gak takut sama lo " ledek Chen

" apaan . sama lo juga dia takut Chen berarti dengan kata lain lo itu jelek hahahaha "

" ngomong apa lo? "

" eehh eenggaengga hehe "

Sana tertawa, seulgi juga dan mengelus punggung Caca yang memeluknya erat.

" ateu Ulgii... Caca takut "

Chen mengelus rambut Caca yang kriting nan hitam itu. tetapi Caca semakin memeluk seulgi erat.

" jangan dielus yangg dia makin takut tuh hahahaha " tawa Sana melihat Caca semakin membenamkan kepalanya kedalam pelukan seulgi.

" iyatuh Chennn lo itu gimana sih masa wajah setampan lo ditakutin sama anak kecil kaya Caca sih? Jadi buat apa lo punya wajah tampan kalo percuma " Dukung June, Seulgi tertawa melihat Chen memanyunkan bibirnya.

" sialan lo. elo itu sahabat gue bukan sih? bukannya bantu gue buat ngedapetin hati Caca yang notabenenya adalah Ponakan bini gue. ehhh elo mah jatohin semangat gue. ahh tau ahh gue ngambek " Kesal Chen. June nyengir kuda dan mendorong pelan tubuh Chen.

" yaelah Chenn jangan marah dongg "

" taunihh Chen ngambekan mulu. kenapa sih dia San? " Tanya seulgi pada Sana. Sana menatap Chen yang berbalik menatapnya, mengisyaratkan untuk Sana tidak menjawab pertanyaan seulgi.

" Hehe gak tau tuh mungkin dia lagi Pms, jadi kaya gitu tuhhh adatnya hahaha "

Seulgi tertawa, Chen semakin merasa kesal pada June, Seulgi dan juga Sana.

" kamu itu sebenernya istri aku bukan sih yang hem? " Chen mencubit gemas pipi Sana.

" isssh lepasin sakit. "

" lagian kamu ini istri aku, harusnya ngebela kalo suaminya lagi di bully. inimah malah ngedukung mereka. tau ahh aku ngambek. "

June tertawa melihat Chen dan Sana. memandang jauh kebelakang, June merasa Insiden penembakan itu berhasil mendekatkan mereka yang awalnya berjauhan, tak saling suka apalagi cinta. tapi saat ini apakah mereka berdua samasama memiliki perasaan cinta?

~~~

Mama menyambut Chen, Sana, Seulgi, dan juga June. mereka berempat tidak menginap di rumah dimana Mama dan Papa tinggal. tetapi menempati Rumah keluarga seulgi yang tidak ditempati.

Rumah itu terletak di Bogor, Kota.Rumah milik keluarga seulgi itu berada di atas bukit tetapi masih dalam keadaan Ramai. artinya tidak hanya ada rumah seulgi, tetangga lain pun ada yang menetap didaerah itu.

" mama udah siapin semua kebutuhan kalian " Ucap Mama dan mengelus Caca yang tidur di sofa.

"Makanan ma? " tanya Sana, Sana yang sudah selesai membersihkan diri duduk di sofa yang bersebrangan dengan sofa yang ditiduri Caca.

" Udah sayang... "

Sana memandang Caca yang tertidur sangat pulas. Pipi Cubby itu sedikit tertutup rambut kritingnya. Caca sangat cantik, Alisnya murni hitam seperti alis milik Sana.

" oh ya tante sila mana ma? Kok Caca sama mama terus sih? " Tanya Sana. Mama memandang anaknya sendu, dan beralih menatap Caca yang tertidur.

" sila Meninggal. " ucap mama parau. Tante sila adalah adik dari Mama. tante sila adalah tipe orang yang tidak mau menyusahkan keluarganya. dan tante sila seorang single parent karna suaminya meninggal ketika Caca masih berada dalam kandungan.

Mata Sana berkacakaca, hendak menangis namun ia tahan. Mama bahkan sudah mulai terisak.

" sila kecelakaan beberapa bulan yang lalu. Mobil yang dia kendarai tertabrak truk dan masuk ke jurang. luka yang dialami sila dikepala cukup parah hingga dia meninggal ditempat. "

Sana menangis, menatap Caca yang masih kecil harus kehilangan kedua orang tuanya. Sana menghampiri Caca dan mencium pipi Caca.

" kenapa mama nggak ngasih tau Sana? "

" pas itu kamu lagi Ujian sayang. mama ngga mau ganggu kamu "

" tapi ma.. tante sila.. hikss " Sana menangis dipelukan mamanya.

" gimana nasib Caca ma? " Tanya Sana.

Mama menghapus air mata Sana, " mama yang jagain Caca sayang "

Sana mengangguk, menatap ke wajah Caca yang lugu nan manis itu. tetapi menyimpan Duka yang amat mendalam.

~~~

" Mama pamit pulang ya. nanti mama kesini lagi bareng papa sama mamanya seulgi. "

" Mama atiati ya.. Caca cayang mama " Caca melambaykan tangannya pada Mama. mama menatap gadis kecil itu sendu. keputusan Chen dan Sana untuk mengadopsi Caca adalah yang terbaik.

setelah mama pergi, Sana mengajak Caca untuk masuk ke dalam.

" sayang kedalem yuk? " Ajak Sana. Caca mengangguk senang. dengan dituntun Sana mereka masuk kedalam rumah.

" Caca siniii mau nggak ini? " Teriak Chen dari depan tv ketika melihat Sana dan Caca masuk.

Chen mengangkat semangkuk Sereal coklat dan menunjukannya pada Caca.

Caca mundur ketika Chen mencoba mendekatinya.

" Ateu.. olang itu.. olang itu gak boleh deketdeket cama Caca " Caca menatap Chen takut padahal Chen tersenyum sangatttt manis pada Caca.

" hahahha Chen gak boleh deketdeket sama Caca. Cacanya takut tuhhh " ledek Seulgi yang sibuk mengoles selai ke rotinya.

" diem lo seul. ini namanya perjuangan buat istri gue "

Sana tertawa melihat tingkah Chen yang terus mendekati Caca padahal Caca samasekali tak mau dekat dengannya.

" Caca sayang sinii.. ini papa punya sereal coklat looohhh enaaaaak banget sini ya.. " bujuk Chen tetapi tak digubris Caca, malahan Caca semakin memeluk erat kaki Sana.

" ateu Sana. Caca gak mau deket cama olang itu "

Chen mendengus sebal mendengar Sana tertawa terbahak.

" plis sayang ini sama sekali ngga lucu loh.. kamu gakasian apa sama suami sendiri yang lagi berjuang abis abisan buat ngedapetin hatinya Caca? " Curhat Chen, Chen memasang tampang memelasnya.

Sana terkikik geli dan mengelus pipi Chen.

" dududu.. Laki gue so banget gayanya hahaha.. iyaiya cemangat ya cayangg akoeh celalu mendukungmue "

Chen menatap Sana yang berjalan meninggalkannya dengan Caca.

" yangg gausah alay bisakan? " teriak Chen. yang terdengar hanya tawa Sana yang meledak.

~~~

Rumah itu terdapat sebuah taman dibelakang. dan ada ayunan yang terbuat dari kayu disana, Dulu seulgi dan Sana suka bermain ayunan disana.

Taman itu langsung menghadapkan mereka dengan pemandangan bukti dan sawahsawah yang terjajar rapi. suhu di rumah cukup dingin hingga mengharuskan Mereka untuk menyalakan pemanas ruangan.

Sore ni di taman June dan Chen duduk di ayunan itu. dengan masing masing membawa secangkir kopi kesukaan mereka. mereka berniat melihat sunset yang memang terlihat saat matahari terbenam diantara bukit itu.

" Gila bro susah banget ngedapetin hatinya Caca. kalo engga lucu udah gue makan tuh anak "

June terkekeh melihat Chen yang mendumel sendiri.

" hahahaha butuh kesabaran sih buat ngeluluhin hati anak kecil mah "

" iya tau gue. tapi lo tau ngga perhatian Sana sama gue itu berkurang 99%. dan dia cuma nyisain 1% rasa perhatiannya buat gue. elo tau kemana 99% rasa perhatian Sana kesiapa? "

" siapa? "

" siapa lagi lah kalo bukan Michelle aleka yang lucunya kebangetan itu. saking lucunya Sana udah engga sayang lagi sama gue. naas ya idup gue? " Chen menyeruput kopinya yang mulai dingin dan mengatur nafas.

June menatapnya penuh tandatanya.

" gue mau tanya sama lo " ucap June, menatap Chen yang masih sibuk mengatur nafas.

" apaan? lo mau tanya soal si Caca? gue gak bakal nyerah buat dapetin hatinya, meskipun dia itu keras- "

" waitt .. tunggu Chen. bukan itu ! " potong June, nada suaranya meninggi. mendengar itu Chen memandangnya heran

" apa? "

" gue mau tanya sama lo soal Sana. "

" iya apaan? "

" selama Sana sakit lo sangat khawatir sama dia. lo jagain dia dari pagi hingga pagi lagi. lo sayang dia? " Tanya June, Chen menahan nafas mendengar pertanyaan June yang menyesakkan hatinya. padahal hatinya juga sedang mencari jawaban pertanyaan yang sama.

" apa lo sayang sama dia Chen? lo gak bisa jauh sama dia. dari sorot mata lo itu udah beda. bukan gue sok tau, tapi gue June. June sahabat lo dari kecil. tau gimana sifat lo, kelakuan lo dan semua tentang lo. sekarang gue mau tanya, elo sayang Sana? "

Chen terus menatap June yang juga menatapnya serius. Pliss June jangan tanyakan itu pada Chen sekarang!

" atau perhatian lo itu atas dasar penyesalan lo yang gak bisa jagain dia dan anak lo? " tanya June lagi. Chen memilih diam dia tidak tau harus berkata apa lagi jika pertanyaan sepele itu tak bisa dijawabnya.

" lo sayang dia Chen, lo sayang dia. gak usah ngelak, definisi sayang itu ketika lo gak mau orang lain kenapanapa "

Chen menghela nafas dan bangkit meninggalkan June yang duduk diayunan diiringi matahari yang mulai terbenam.

" gue harus dapetin jawaban itu sesegera mungkin " Batin Chen.

to be continued

Happy reading gaisss:)

next?


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C20
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login