Ciuman itu sangat manis, lembut dan berlangsung cukup lama. Kalau tidak ingat bahwa mereka perlu bernapas, London pasti tidak akan pernah melepaskan bibir L dari kuluman bibirnya yang tidak pernah merasa puas.
Lidahnya sempat menjelajah mulut L dan memancing desahan beberapa kali dari bibir gadis itu yang segera membuat London sadar bahwa ia harus mengakhirinya.
Sepuluh detik lagi, mungkin ia akan mengalah pada nafsunya dan membopong L ke kamarnya untuk melakukan hal-hal tidak senonoh kepada gadis itu.
Saat kedua bibir mereka lepas dan wajah mereka berada hanya berjarak beberapa sentimeter dari satu sama lain, London menatap L dengan penuh cinta, sementara gadis itu balas menatapnya dengan pandangan rumit.
Lalu, tanpa terduga-duga, sesaat kemudian senyum tipis tersungging di bibir L.
Akhirnyaaaa... London jujur juga. Mari kita lihat bagaimana tanggapan L...
hahahaha..
Tinggal satu bab lagi yaaa... xx
Btw, rankingnya udah turun lagi yaa...
Kalo besok nggak di Top 30 saya bisa nyantei nih... wkwkwk.
Ayo, gpp lah, vote aja terus bisa masuk Top 30, biar besok saya publish 5 bab lagi. Klo mau aman vote ke ranking 25 dong... (monmaap authornya dikasi hati minta jantung... bahahaha).