"Sudah selesai. Kalian beristirahatlah. Besok pagi kita akan tahu sama-sama apakah ramuan buatanku berhasil atau tidak," kata Lauriel sambil menaruh Aleksis kembali di tempat tidurnya dan bangkit sambil membawa mangkok kecil berisi obatnya tadi. "Petra dan Esso akan mengurus Katia."
"Apakah kau benar-benar akan membiarkan Katia seperti itu?" tanya Finland dengan suara tercekat. Ia masih mendengar jeritan Katia dan hal itu sangat mengganggunya.
"Seperti yang kubilang tadi, aku akan menunggu perkembangan Aleksis. Kalau ia pulih sepenuhnya, aku baru akan memikirkan apakah hukuman untuk Katia sudah cukup atau belum," jawab Lauriel tegas. "Besok pagi kita bicarakan lagi."
Setelah berkata begitu Lauriel keluar kamar dan menutup pintu di belakangnya. Finland tak dapat berkata apa-apa lagi. Lauriel masih menggunakan karismanya untuk memerintah dan Finland tak dapat membantahnya.
Ia hanya dapat menatap Caspar yang tercenung.
Sebenarnya kasian banget sama Katia... Dia tergelincir ke dalam kegelapan karena dendamnya kepada Caspar...
Semoga ini bisa menjadi akhir yang baik bagi semuanya.
Btw, utang bab lunas yaaa =)
Besok saya publish satu bab per hari seperti biasa.