Download App
66.09% Artika family / Chapter 115: pengen

Chapter 115: pengen

"nenek!!!"

"ya ampun cucu-cucuku sudah datang, sini peluk nenek sayang"

berbalik

aku melihat mereka saling berpelukan melepas rindu karena memang sudah cukup lama juga mereka tidak main ke rumah papa dan mama.

Mama langsung membawa kedua cucunya itu menemui papa yang sedang asyik menonton TV.

sedangkan aku pergi ke dapur untuk memasukkan kembali puding jagung yang kubuat tadi agar dingin.

"apa tuuu"

kata Kitty tiba tiba

"puding"

dia berlari dan langsung menyemut 1 cup dan memakannya, kalau perempuan sedang tidak berpuasa nggak usah ditanya kenapa semua orang juga tahu kalau perempuan itu istimewa puasanya bisa libur seminggu hehehe tapi ya harus diganti.

"gimana dek kakak kira-kira aja lo masaknya karena lagi puasa"

"enak kok Kak enak lembut gitu to, manisnya juga nggak terlalu manis top deh"

jawabnya

kalau perempuan itu paling seneng kalau dirinya dipuji apalagi masakannya jadi buat ibu-ibu muda yang baru saja menikah belajar memasak apalagi hal-hal baru harus semangat karena untuk mendapatkan pujian dan kepuasan hati itu butuh usaha.

begitu selesai menyusun puding di freezer aku pun datang menghampiri mama dan papa juga yang lainnya di ruang keluarga.

aku lihat mama sangat senang dengan kedatangan cucunya, begitu juga dengan papa yang sedang berbicara dengan kak arta.

"Mama kabarnya sehat kan"

mendekat

"sehat dong hehe, kamu gimana"

"aku juga sama kok mah"

"puasanya lancar, mama dengar kalau yang jagain Arfa dan Tika pulang kampung ya"

"iya mah , tapi alhamdulillah puasanya lancar-lancar aja kok"

"bagus lah kalau gitu, oh iya gimana kabar besan"

"baik mah"

begitulah kami terus bercerita sampai akhirnya waktu berbuka puasa pun tiba.

mama dan aku menyusun piring dan juga makanan di meja makan, setelah selesai aku pun mengeluarkan puding yang aku katakan di freezer tadi.

"looh ini dari mana"

"tarika tadi buat di rumah mah"

"ampun kok repot-repot sih"

"gak papa lah mah"

setelah waktu berbuka tinggal menghitung detik lagi kami pun mulai duduk, aku memangku Arfa dan Tika bersama kak Arta kami pun berbuka bersama dengan menikmati buah kurma terlebih dahulu lalu dengan minuman yang manis juga cemilan yang lain menu buka puasa di rumah papa dan Mama sangat ramai walaupun Kitty saat itu sedang tidak berpuasa.

"udah udah makannya udah sholat dulu"

kata mama melihat ke papa

"hehehehe"

papa pun saat itu hanya cengengesan

papa dan Mama bangkit dan beranjak untuk mengambil wudhu diikuti oleh kak Arta, aku menitipkan Arfa dan Tika bersama Kitty setelah itu aku pun menyusul kak Arta.

kami sholat Maghrib berjamaah dengan papa sebagai imam.

begitu selesai kami Salim pada papa dan Mama Aku Salim kak Arta, masa-masa seperti ini jarang-jarang terjadi karena kami juga sudah tinggal di rumah yang terpisah juga menjalankan kesibukan kami masing-masing.

kami kembali ke meja makan untuk memakan nasi, pertamanya kami ingin makan di meja makan tapi karena bosan papa mengambil nasi minum dan dia makan di depan TV sambil menonton lalu diikuti oleh kak Arta barulah kami semua mengikuti.

"cari film itu yang berbobot ini nggak tontonannya apa itu"

kata mama

"nah lah ma nah! coba Mama aja sendiri yang cari film mana sih yang berbobot"

kata papa kesal

"ya udah sini remote tv-nya"

setelah cukup lama memilih film akhir nya mama menghentikan pencariannya pada salah satu stasiun TV yang menyajikan film luar tepatnya film Thailand

"Halah suka kali lihat yang ganteng-ganteng kurang ganteng apa papa ini mah"

lirik papa

"papa Aku sayang kamu itu memang ganteng ganteng banget tapi sayang"

"sayang apa ma"

"sayangnya udah tua"

jawab mama langsung

"hahahahahahaha"

spontan kami semua saat itu tertawa melihat kelucuan mama dan papa

tapi yang dikatakan oleh Mama benar karena papa memang sangat ganteng makanya deh kak arta juga jadinya kayak gitu.

begitu kami selesai makan aku berencana mencuci piring tapi dianterin kan oleh Mama

"apanya kamu ini di rumah mama datang sekali masak cuci piring, yuk ikut mama"

dia malah mengajakku menuju ke kamarnya

sesampai di kamarnya mama membuka lemari dan mengeluarkan beberapa baju juga sebuah tas, ya aku lihat baju putih yang sangat cantik juga dua baju kecil yang aku yakin untuk Arfa dan Tika.

"ini dan ini untuk kamu kalau yang ini dan ini punya Arfa dan Tika"

menyerahkan semua itu

"ya ampun Mama ini apaan sih"

"udah ambil aja, nggak boleh nolak!! ini memang Mama beliin khusus untuk menantu dan juga cucu cucu mama"

"tapi mah kayaknya kalau tas ini tarik nggak bisa nerima deh mahal banget"

kataku meletakkan tas itu

"ya ampun sayang kamu itu nggak usah nilai harganya tapi niat pemberiannya lagian lebih berharga kamu daripada ini semua"

kata Mama dan tersenyum

"tapi mah"

"pokoknya mama nggak mau dengar tapi tapi lagi semua ini untuk kamu mau pulang ok"

kata mama langsung menggandeng tanganku

"iihh mama ini yaa"

"hehehe yuk"

ajaknya keluar

setelah semua sudah lebih santai barulah aku mengambilkan makan untuk kedua anakku, di usia mereka yang sekarang sudah sekolah TK aku tidak lagi harus berlarian menyuapi mereka makan karena aku sudah mengajarkan mereka untuk makan sendiri walaupun agak berantakan.

saat aku duduk di samping mereka yang sedang makan kak arta datang menghampiriku, dia mendekat dan semakin mendekat seperti ingin mengatakan sesuatu.

"apa!"

kataku langsung

"hehehe istriku ini memang paling tahu"

katanya sambil cengengesan

"kenapa kak"

tanyaku

"yank, tiba-tiba aku ingat makanan waktu kita pesta dulu deh"

"pesta apaan sih kak"

bingung

"itu loh yang makanan yang dimasak banyak waktu kita ngadain pesta pernikahan di rumah kamu"

"yang mana sih kak, kan ada banyak kayak kak rendang terus sambal jerowan ada lagi lele terus apa lagi ya??? yang mana kak"

"itu loh yang lembek lembek terus pakai santan"

"apa lagi yg lembek lembek ni"

semakin bingung

"itu loo yank, yang kalau dia matang buahnya manis wangi"

"apa sih kak"

aku mulai menggaruk kepala

sesaat aku berpikir dari semua menu makanan yang biasa tersaji di saat pernikahan apa yang belum aku sebutkan, dan sampai akhirnya aku mengingat ada 2 menu lagi yang belum aku sebutkan yang masakannya mengandung santan.

"apa gulai ikan kak"

tanyaku

"bukan sayank"

kayanya

"apa sayur gori kak"

tanyaku lagi

"haha iya iya itu dia mananya gori heheheh nangka yaa kalau udah masak"

"hhmmm, ada apa kok tumben tiba-tiba pengen kayak gitu"

tanyaku heran

"entah deh yank, mungkin karena waktu bukber kemarin itu ada menu kayak gitu tapi gak seenak waktu pertama kali aku makan di acara pernikahan kita dulu"

jelasnya

"oohh, pengen banget yaa kak"

tanyaku

"iyaa banget banget kebangetan pengennya"

katanya dengan wajah lucu

"apa lah kakak ini, sebenarnya masak gori itu agak ribet karena aku enggak tahu kalau takarannya itu dikit biasa kalau Bunda masak selalu dalam ukuran besar sampai 1 kuali besar"

"oohh gitu yaa, tapi beneran yang aku pengen banget"

"kamu gak lagi ngidam kan kak"

lirikku dan tersenyum

"ya gak lah kamu ini ada ada aja"

"hahahahah iya siapa tahu ya kan masa pengennya kayak orang lagi hamil aja"

"gak loo, buatin ya sayang buatin ya"

katanya dengan memasang wajah yang sangat menggemaskan

"hahahah apa lah kakak ini yaa"

"ya ya ya ya sayangku, cintaku, my honey bunny sweety"

memeluk

"iya iya nanti kalau ada bahannya aku buat"

Kak arta yang mendengarnya pun sangat girang, ketika melihat kedua anak sudah selesai makan aku menyuruh mereka mengantarkan piring ke dapur dan mencuci tangan.

saat berada di dapur aku sedang memikirkan apa saja bumbu-bumbu untuk memasak gori karena memang aku tidak pernah memasaknya lagi dan seingatku pun terakhir kali aku mau makan dan memasaknya saat bersama Bunda dulu sebelum menikah dan sebelum kuliah.

karena hari sudah mulai larut malam jam 10.15 kami pun berpamitan pulang.

kedua anakku yang begitu disayangi oleh mereka dicium sampai rasa-rasanya melihat wajah mereka kasihan menolak untuk terus dicium.

"dah nenek da kakek kami pulang"

kata kamu mendadakan

"hati hati, sering-sering main kesini ya"

kata mama

"iyaaa"

jawab Arfa

kami akhirnya pulang ke rumah karena memang sudah larut malam Aku pun langsung mengajak anak-anak untuk tidur.

begitu mereka tertidur aku kembali ke kamar dan berganti pakaian untuk bersiap tidur juga.

setelah sahur dan shalat seperti biasa kak arta kembali tidur tapi tidak dengan aku karna aku masih memikirkan keinginan suamiku itu jadi pagi buta itu aku menggedor rumah ayah bunda untuk menanyakan bahan bahanya karna aku lupa benar benar lupa karna sudah sangat lama tak memasaknya.

tok tok tok tok

"assalamualaikum!!"

"bundaaaa!!"

"ooooooo bundaaaa!!"

panggilku

"apanya anak ini?? eeh masih pagi buta ngegedor rumah orang!!"

omel bunda

"heheheh"

"cengengesan pulak itu, kenapa"

"ya elah di tawarin masuk dulu kek dingin niih"

"halah macem siapa aja"

cueknya

"bundaaa ih!!"

"iya iya masuk!!!"

begitu aku masuk tanpa basa basi lagi aku langsung menanyakan pada bunda kalau untuk memasak sayur gori itu apa apa saja bahannya dan bagaimana cara memasaknya

"laaah buat siapa??"

tanya bunda

"ya kak arta lah bun siapa lagi"

"suamimu itu looo tampangnya aja yang kota seleranya ndesooo!!"

ejenya

"hahahahaha iya memang heran juga si aku bun"

"ya udah catat!! bunda ngantuk ini, pokonya gak ada siaran ulang yaaaa"

"yaaah bun kok gituuu"

"halah!! cepet catat"

bundapun menyebutkan bahan bahan untuk membuat sayur gori ini tapi sampai tanganku pegalpun bunda masih saja terus sampai

"buset bun banyak banget, ini harus pake semua yaaa??"

tanyaku

"kalau mau yang enak yaaa harus laaah kamu ini banyak tanya deeeh!! udah catat aja rekam aja kalau bisa"

"dari tadi ngomel mulu ngantuk si ngantuk masak aku kena sembur"

pelan

"kamu ngomong apa"

"eeh gak kok bun gak hehehehe"

salting

"lanjut gak niiih"

"lanjut lah bun tapi bentar aku rekan aja yaaa"

"hhmmmm"

============================

hai all

gimana puasanya lancar kan

semoga suka yaaaa

maaf loo aku kali ini suka buat resep heheheh


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C115
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login