Download App
55.17% Artika family / Chapter 96: tiba tiba

Chapter 96: tiba tiba

setibanya kami di rumah aku langsung duduk di sofa dengan santainya karena merasa lelah.

tak lama kak arta itu duduk di samping ku.

dia hanya diam dan terus menatap ku terlihat jelas kalau dia ingin mengatakan sesuatu.

tapi saat itu dia memilih untuk membisu dan terus menatapku.

"kenapa kak"

tanyaku

dia tidak menjawabku saat itu tapi dia langsung memelukku.

kupejamkan mataku dan merasakan hangatnya dalam pelukannya.

diusapnya lembut kepalaku benar-benar menenangkan hati dan membuatku nyaman.

"yank"

katanya pelan

"hhmm"

masih dalam pelukannya

"kamu itu loh jangan jadi berani banget"

katanya memegang pipiku

"loh kenapa!??"

kataku menatapnya

"kalau kamu berani banget aku yang takut banget sayang"

kak Arta menatap aku dengan wajah yang sangat serius

aku balik menatapnya, mengusap pipinya perlahan dengan lembutnya dan aku berkata.

"nggak ada yang perlu kakak takuti kak aku nggak papa kok, aku minta maaf kalau membuat kakak cemas mungkin aku yang seperti ini karena belum bisa menghilangkan kebiasaan yang lama maaf ya"

kataku dan tersenyum

"tapi tetap aja yang aku pasti takut"

lanjutnya

"apa sih Kak yang kamu takutin"

kataku

"aku takut kamu terluka dan aku takut kehilangan kamu"

jawabnya

"ya ampun kak lebay banget, kalau aku terluka kamu kan dokternya!? tinggal obatin aja, selagi aku masih ada dan bernafas percayalah aku nggak bakal menghilang dari sisi kakak"

kataku mengusap rambutnya

"ya ampun yang mana sanggup aku lihat kamu terluka, udah pokoknya aku nggak mau kamu senekat kayak hari ini"

katanya mencubit pipiku

Aku tersenyum melihat kelembutan hati suamiku itu, saat itu dia semakin mendekat dan aku tahu dia akan mencium ku akupun memejamkan mataku.

saat nafasnya sudah terasa sangat dekat tiba-tiba

"eep!! mana ice krimku kak"

kata aku melupakan es krim yang tadi aku beli

"ya ampun yang merusak momen banget sih, dikit lagi cup yang!! lebih penting lagi es krim daripada aku ya yank"

protesnya

"untuk sekarang ini es krim yang terpenting hehehehe, kalau kakak nanti nanti aja deh ya udah sering ya kan!! nanti bosan lagi hahahaha"

kataku dan pergi

Aku berjalan menuju ke dapur dan langsung membuka kulkas saat itu aku lihat kemasan kemasan es krim yang tadi aku beli sangat banyak aku sentuh satu persatu dan ternyata hampir semuanya meleleh.

"yaaaah kok gini"

kataku

"dasar kak Arta"

kataku lagi

Aku pilih dan aku samakan rasanya dari masing-masing es krim, aku kupas satu persatu dan aku campur kan lalu aku tempatkan di wadah yang sudah aku siapkan.

"yaank ngapain"

tanya kak Arta yang ikut ke dapur

"lihat nih es krim es krim aku semuanya meleleh tanggung jawab"

kataku dan meliriknya tajam

"laaah kok jadi aku yang harus tanggung jawab kan kamu yang lama lamain di luar enggak salah dong es krim yang meleleh"

Kak Arta memberi alasan dan balik menyalahkan aku

"oohh jadi ini salahnya aku, bukannya aku tadi udah suruh kakak ya untuk urus es krim es krim dan jangan biarkan meleleh"

aku pun berbalik dan menatapnya

"iya iya sih tapi gimana caranya coba,lagian aku ya nggak mungkin mikirin es krimnya lah aku lagi mikirin kamu"

jawabnya

"alasan aja!!! bikin aku repot deh"

kata kutak lagi membahas

"itu kamu apain"

tanyanya

"dilihat dong kak ihh"

jawabku

"ooohh gitu"

mendekat

"hhhhmmm"

setelah semua es krim sudah aku letakkan pada wadahnya masing-masing aku pun memasukkannya ke freezer, aku hitung ada 5 varian rasa ice cream rasanya tidak sabar ingin menyantapnya.

tapi karena masih cair aku akan memakannya besok.

"mau ke mana yang"

tanya kak Arta

"mau jemput Arfa dan Tika"

kataku pergi

"eh eh yang biar aku aja yang, kamu di rumah aja di luar kan panas nanti kamu item lagi"

kata kak Arta berdiri

"oh ya udah"

kataku dan duduk

setelah beberapa menit kak arta pun pulang bersama kedua anak kami Arfa dan Tika segera aku sambut mereka dan langsung mengajak mereka mandi bersama.

setelah aku dan kedua anakku selesai mandi kami turun ke bawah aku lihat ke Artha sudah duduk santai menikmati acara TV sore itu.

aku ikut duduk di sampingnya Arfa dan Tika sudah sibuk menggeret mainannya untuk di serak-serakkan

"awas ya nanti kalau nggak disusun in ayah marah loh"

kataku menakut-nakuti mereka

"laah kok jadi aku yang"

kak arta yang di sampingku bingung

"cuman gitu aja pun langsung di protes, kan cuman aku nakut-nakutin loh kak"

kataku langsung menatap

"hehehe iya iya sayangku"

dia mengusap kepalaku

setelah tidak ada lagi percakapan kami pun kembali menikmati acara TV, setelah 1 jam lebih kami duduk dan acara TV pun sudah habis, Aku pun bangkit menuju meja makan untuk menyiapkan makan malam.

"Kak ajakin arfa tika makan"

teriakku

"iyaaa"

sautnya

"buk Inah makan yuk buk"

ajakku

"iya iya"

sautnya entah dari mana

tak lama setelah itu mereka pun datang dan kami makan bersama, aku bertugas untuk menyuapi Arfa dan kak Arta bertugas menyuapi Tika.

begitu kami semua selesai makan aku ingat

besok acara 7 bulanan Yulia dan aku pun menyampaikan pada kak Arta.

"oo kak besok kita diundang ke rumah Yulia looh acara 7 bulanan"

kataku

"hah!!"

kaget

"kenapa Kak kok kayak kaget gitu"

tanyaku

"gimana ya yang besok siang kita udah harus OTW"

jawabnya

"OTW ke mana!??? kita???"

aku bingung

"aku baru aja rencana mau bilang ke kamu kalau kita diundang ibu Melani"

katanya

"laah kok tiba-tiba ya kak"

tanyaku lagi

"Aku juga nggak tahu sih yang jadi gimana dong"

ikut bingung

"ya udah kalau nggak kita datangnya pagi aja sempet kan, kakak udah pesen tiket pesawat"

tanyaku

"yaa belum sih yang, kita berangkat siang aja deh kalo gitu ya yang"

"hmm ok kak aku berkemas sekarang aja deh biar besok kita tinggal berangkat"

kataku bangkit

"iya yank"

"kita mau berapa hari di sana Kak"

tanyaku berbalik

"kalau memang sudah selesai langsung pulang ngapain lama-lama di sana"

jawabnya

" anak-anak gimana Kak"

tanyaku lagi

"hmm gimana menurut kamu bagus nya yang"

balik nanya

"hhmm gimana kalau kita tinggal aja kan ada ayah dan bunda"

kataku

"aku sih oke-oke aja, tapi kita tanya sama ayah bunda juga mereka bisa nggak"

"hmm ok ok nanti aku ke sana deh bilangin"

kataku udah naik ke atas

aku masuk ke kamar mengambil koper dan menyusun baju bajuku dan baju kak Arta, setelah selesai berkemas aku meletakkan koper di dekat pintu agar besok tidak mencari-cari lagi.

aku kembali turun ke bawah dan berpesan pada Bu Ina untuk menidurkan arva dan tika karena tadi siang mereka tidak tidur siang Bu Inah pun hanya mengiyakan.

"Kak aku ke rumah ayah dan bunda ya mau bicarain yang tadi"

kata aku pamit

"ya sayang"

aku keluar rumah dan berjalan menuju ke rumah ayah dan bunda sesampainya di depan rumah aku mengetuk pintu dan bunda aku membukakan pintu untukku, aku pun masuk dan langsung duduk.

saat itu tanpa basa-basi aku langsung berbicara pada intinya, Aku mengatakan pada ayah dan bunda kalau besok siang kami akan pergi ke Jakarta menemui ibu Melani ibu dari Nirmala anak yang pernah kami rawat waktu itu, ayah dan bunda yang sudah tahu kejadian itu pun langsung mengerti.

"gimana ayah sama bunda bisa kan kalau Arfa dan Tika tinggal sama ayah dan bunda dulu selama arta dan tarika pergi"

tanyaku

"bisa kok kak"

jawab bunda

"makasih banget ya Bun, nanti tarika siapin semua keperluan Arfa dan Tika yaa Bun, kalau memang bunda kerepotan kan masih ada Bu Inah, jadi minta tolong sama Bu Inah ya Bun"

lanjutku lagi

"iya iya siap itu mah beres"

jawab Bunda

"ya udah ayah Bunda tarika pulang ya, istirahat yang cukup jangan tidur malam-malam"

kataku pamit

"iya iya"

jawab ayah

*****

begitu pagi datang baik aku maupun kak Arta segera bersiap untuk pergi ke rumah Yulia,setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya kami pun sampai, di sana sudah cukup banyak orang jadi aku pun menghampiri mereka.

dari keramaian itu aku mencoba untuk mencari Yulia karena memang sekarang sudah jam 8 pagi hanya 4 jam aku bisa berada di sini.

"ooh itu dia"

baru menemukannya

"YULIAA"

teriakku

"heei, tumben datangnya pagi ntar lagi nggak sibuk ya"

katanya mencipika-cipiki

"hahahahaha bukannya nggak sibuk yuk tapi nggak bisa lama-lama"

kataku sambil tertawa

"lah kok gitu"

tanyanya

"sebelumnya aku minta maaf banget ya sama kamu,Aku nggak tahu kalau ke Artha ngajakin ke luar kota dan bertepatan hari ini juga aku minta maaf banget yaa yul"

kataku memeluknya

"oohh gitu, santai aja kali tar gak papa kok aah kamu ini kaya siapa aja hahaha"

katanya tertawa dan menepuk pundakku

dan aku hanya bisa tersenyum saat itu, setelah itu akupun diajak masuk dan membantu beberapa pekerjaan di dapur yang memang kekurangan orang.

setelah mengerjakan cukup banyak pekerjaan aku asik-asik melihat ke jam karena sudah jam 12 saat itu aku kembali mencari Yulia yang entah ke mana.

"Balri mana Yulia"

panggilku ketika aku melihat balri

"laah gak tau aku juga nggak ada lihat sih"

katanya

"kamu ini gimana sih istri sendiri aja nggak tahu"

kataku sedikit nyolot

"kamu lagi sendiri dong di sini rame ya, enggak mungkin kan aku lihatin dia terus aku juga sibuk kali, kenapa emangnya??"

tanyanya

"aku nggak bisa lama-lama bal ini kak arta aja udah telepon telepon, kalau nggak aku pamit sama kamu aja deh aku titip salam sama dia ya"

kataku cepat

"oh emang kamu mau kemana sih kok kelihatannya buru-buru banget"

tanyanya lagi

"kita mau pergi keluar kota mepet banget soalnya, oke aku pergi ya bye"

kataku pergi

"bye"

setelah itu aku langsung pergi menuju ke parkiran saat itu aku lihat suamiku sudah menunggu.

langsung dibukakannya pintu untukku dan kami pun langsung menuju ke rumah untuk mengambil semua barang-barang.

semua barang-barang yang sudah selesai dinaikkan dan aku pun tinggal berpamitan dengan ayah dan bunda juga kedua anakku.

"Bunda tarika pamit pergi ya, kalau ada apa-apa cepat hubungi kami ya"

kataku Salim Bunda

"ayah tarika pergi dulu yaa insyaallah nggak lama kok, ayah jaga kesehatannya"

salimku pada ayah

"ayah bunda kami pergi ya tolong jaga diri kalian kami nggak lama kok"

"iya iya seolah-olah ayah ini bandel kali ya??? kok udah tua masih juga dinasehatin!!? jaga kesehatan lah, jaga diri lah, tahu!! tahu!!"

protes ayah agak kesal

"hahahahah itu sih lantaran ayahnya kadang gak bisa dibilangin"

jawab Bunda

"hahahahahahaha"

kami pun tertawa

Aku mencari anakku di dalam rumah ayah dan bunda saat itu aku lihat mereka sedang bermain aku peluk mereka satu persatu aku menatap mereka yang tidak tahu kalau aku akan pergi.

"sayang sayangnya bunda"

kataku

tapi mereka tetap tidak merespon apapun, sebelum bangkit aku mencium kening mereka satu persatu begitu juga dengan kak arta.

begitu kami masuk ke dalam mobil barulah mereka menangis minta ikut kami hanya bisa melambaikan tangan lalu pergi.

sebenarnya aku tidak tega harus meninggalkan mereka, tapi mau bagaimana lagi aku takut malah mengganggu kesehatan mereka kalau nanti mereka ikut dan sepulang dari sana mereka sakit seperti waktu itu.

tak lama di perjalanan kami pun tiba di bandaradan hanya menunggu beberapa menit sudah jadwal penerbangan jadi kami langsung masuk ke dalam pesawat.

sesampainya di bandara xxx kata langsung mencari mobil untuk menuju ke rumah ibu Melani, syukur kami disambut dengan keramahtamahan yang sangat baik.

"Tantee"

memeluk

aku dikagetkan dengan pelukan dari tubuh yang kecil yang tidak aku kenali.

"eeh adek"

kataku

"ni mala tante"

katanya

"looh Nirmala,ya ampun sayang kamu udah besar banget makin cantik tante nggak ngenalin lo"

Masih tak percaya

"hehehehe"

aku menggendong Nirmala, yaa dia gadis kecil yang dulu sempat aku rawat tapi sekarang sudah menjadi gadis kecil yang sangat cantik dengan rambut panjang yang ikal bulu, mata yang lentik, mata yang coklatnya yang indah, bibir yang mungil, hidung yang mancung, pipi yang sedikit cabi, membuat aku benar-benar tidak dapat mengenalinya.

aku terus memeluk dan menciumnya rasanya sangat rindu dengan guru kecilku ini.

karena tanpa dia mungkin aku tidak akan bisa sesuap ini menghadapi kedua anakku.

"udah sampai yaa, aduh Tarika Nirmala nya nggak usah digendong gendong berat"

kata buk Melani yang baru datang

"hahahaha gak kok buk"

kataku

"mari masuk sebentar ya saya suruh buatin minuman dulu"

pamitnya

"enggak usah repot-repot Bu"

kata kak Arta

"ya ampun gak papa lagi, tamu jauh ini ya nggak papa lah sekali-sekali"

katanya tetap pergi

tak lama Bu Melani kembali dengan beberapa pelayan membawakan minuman dan juga makanan makanan kecil.

setelah semua hidangan memenuhi meja di depan kami baru lah ibu Melani duduk di depan kami.

kami berbicara selayaknya orang yang sudah lama tidak bertemu sampai pembahasan serius pun di mulai.

"sebelumnya saya minta maaf karena mengundang kalian secara dadakan"

katanya

"gak papa kok buk, sebenarnya ada apa yaa buk"

tanya kak Arta

"ada masalah yang cukup meresahkan di perusahaan inti,dan masalah itu bisa berpengaruh ke perusahaan-perusahaan kecil yang sedang berkembang"

jelasnya

"masalah apa buk"

tanyaku

"kita mengalami kebocoran informasi dari perusahaan, ada perusahaan lain yang yang menggunakan ide dari perusahaan kita yang sedangkan perusahaan kita sudah memproduksi barang tersebut malah kita yang disebut plagiat saat ini,sebenarnya saya juga baru tahu 2 minggu yang lalu, karena saya rasa butuh bantuan dan saya juga tidak bisa menanganinya saya ingin minta tolong pada kalian"

panjang buk Melani

"hhmmm, saya mungkin bisa membantu tapi tidak banyak dan itu pun saya akan usahakan"

kata kak Arta

"kalau masalah plagiat, bukannya kita hanya perlu menunjukkan bukti bahwasannya produk itu memang kita yang menghasilkan bukan,kita hanya perlu mengumpulkan bukti sebanyak-banyaknya lalu balik melapor dan menuntut pihak yang tadinya mengatakan kita plagiat"

kataku

"memang benar, tapi masalah lain adalah semua data-data soal produk yang sudah kami produksi itu hilang"

lanjut Bu Melani

"waah, sepertinya pelaku dari pembocoran informasi ini berada di dalam bu"

kata kak Arta

"saya tidak bisa membenarkan, karena memang saya tidak mencurigai siapapun"

jawab Bu Melani

"oke bu!! kami sudah tahu masalahnya dan kami akan berusaha bantu untuk menyelesaikan semuanya, kita berdoa aja semoga tuhan terus bersama kita karena kita benar-benar tidak mencurangi orang lain,kita hanya perlu bersabar dan berusaha untuk menunjukkan kalau kita baik"

kataku memecahkan ketegangan

"iya itu benar, terima kasih kalian sudah mau membantu yaaa"

kata Bu Melani dan tersenyum

"iya Bu"

kompak kami

"eeh udah kalian istirahat dulu laah, aduh saya lupa kalian baru sampai ya, Nirmala Nirmala sini-sini biarin tantenya istirahat kamu orang baru datang kok ditempelin terus kayak hantu aja"

menarik tangan Nirmala

"gak mau ah"

jawab Nirmala

"udah gak papa buk"

kataku pelan

"Mala Tante boleh tanya nggak"

aku menatapnya

"boleh"

jawabnya

"mala sayang sekarang udah sekolah apa belum"

tanyaku

"udah donk Tante"

jawabnya dengan tersenyum

"waah berarti sekarang malah udah jadi anak yang pandai dong ya"

lanjutku

"iya laaah hehehe"

jawabnya semakin bangga

"dulu waktu tante sekolah guru tante bilang kalau anak pandai itu harus nurut sama orang tua"

kataku lagi

"hah!??"

bingung

"gini mala sayank"

aku memangkunya dan dia hanya menatapku

"Nirmala sekarang udah pandai kan"

kataku lagi

"udah"

jawabnya dengan singkat

"nah, Nirmala kan anak pandai nih harus nurut dong sama orang tuanya, ya kan sayang"

kataku lagi

"hhmm iya deh"

katanya sedikit ragu

dia mengecup pipiku lalu turun dari pangkuan ku langsung duduk disamping mamanya.

Bu Melani hanya tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat aku berhasil membujuk anaknya.

kamipun di persilahkan untuk istirahat di kamar yang sudah disiapkan oleh buk melani.

setiba di kamar yang begitu terasa nyaman itu aku duduk di tepi ranjang dan kembali berpikir, apa sekiranya yang bisa kami lakukan untuk menyelesaikan masalah ini, kalau disebut lagi ya tentu saja itu mencemari nama baik perusahaan dan membuat banyak konsumen yang telah berlangganan pada produk-produk yang sudah dipasarkan pasti akan rasa kecewa atau bahkan tidak ingin ikut lagi.

"Kak gimana menurut kamu"

tanyaku

"kita istirahat dulu aja ya yang masalah itu nanti bisa kita pikirin waktu tenang"

jawab kak Arta merebahkan badannya

"iya kak"

kataku dan ikut berbaring

apa yang dikatakan kak Arta memang ada benarnya, sekeras apapun kita berusaha berfikir untuk memecahkan suatu masalah kalau kita saja kacau bagaimana mau menyelesaikan kekacauan, jadi istirahat dan mencari kondisi diri yang tenang adalah solusi yang tepat untuk membantu kita mencari solusi untuk menyelesaikan suatu masalah.

================

semoga suka


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C96
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login