Download App
28.16% Artika family / Chapter 49: terbiasa

Chapter 49: terbiasa

tak terasa sudah 1 bulan aku di sini, bersama Tarika dan kedua anakku, sudah banyak kejadian yang aku alami di sini.

tolong dengarkan curahan hati ini yaah.

di hari pertama pagi sampai malam hari aku merasa semuanya biasa-biasa saja tapi sampai pada akhirnya kira-kira jam 10:15 malam disaat aku sudah mulai terlelap dalam tidurku tiba-tiba terdengar pintuku di gedor geror, ya kalian tahu itu siapa dia tarika istriku.

saat itu Ketika aku membuka pintu aku langsung ber istighfar melihatnya yang mengenakan baju yang sangat minim tipis dan transparan membuat mata lelaki mana yang tahan ingin melihatnya tapi aku segera tahan itu semua.

aduuh ser ser ser jantungku.

tapi itu gak seberapa all ada lagi yang bener aja dia di tontonin sama TV gimana gak coba masak dia tidur dengan buka bukaan dada aduh rasanya aku pengen pake kaca mata hitam aja deeh.

sering kali setiap aku di kamar dia selalu panggil panggil.

"kak"

"kak arta buka"

"buka cepetan"

"kak"

"kakak"

"kak arta"

"kak"

"kak"

ya ampun itu pun aneh aneh aja tuu, ada dia pake anduk lak masih bersabun menyuruhku jagain Arfa dan Tika yang menangis di tinggal mandi , ada lah di gedor pas tidur siang di suruh ngangkat di jemuran karena hujan, belum Lagi disuruh nyuapin anak anak dianya beres beres, aduuh seer gitu liat belahannya keliatan waktu nunduk elus dada aja lah yaa.

tapi aku salut deh sama dia, dia itu wanita yang sangat cekatan, pagi dia bangun paling awal menyiapkan sarapan, setelah itu dia memasak untuk makan siang dan makan malam setelah selesai baru dia mencuci piring, gak sampai di situ yaa dia itu mencuci baju sambil menyapu dan membereskan mainan Arfa dan Tika yang berantakan hampir di setiap pojokan rumah, gak lupa dia selalu melihat jam untuk memberi makan dan susu anak anak.

yap aku akui dia wanita dan ibu yang hebat dan sebap dia yang seperti itu lah aku gak pernah marah atau nolak permintaannya karna aku tau dia juga pasti sangat lelah mengurus suami dan dua anak sekaligus apa lagi buk inah gak ada dia pulang kampung.

hhmm soal perasaan jujur niih yaa saat di awal liat dia gugup dan bikin gak nyaman dia juga cuek,nyolot bahkan kasar tapi berjalannya waktu aku sekarang sudah bisa terbiasa semua sifat dan sikapnya malah karakternya yang seperti itu membuat dia menarik dan tidak membosankan dan aku mulai nyaman bersamanya.

hari ini dia sedang bersih bersih taman belakang karna sudah lama sekali tidak di bersihkan, aku ditugaskan untuk menjaga Arfa dan Tika yang sedang asik bermain.

tapi karna kalau menonton mereka bermain itu membosankan jadi aku liatin mereka sambil bermain dengan games yang baru aku Download di ponselku hehe.

sampai saat aku sedang seru serunya tiba-tiba.

"KAK ARTA!!!"

teriak

"woup heei apaan ci tar teriak teriak"

kaget sampai ponselnya mau jatuh

" aku yang harusnya bertanya seperti itu ke kamu kak, kamu itu apaan!! aku cuman minta ke kamu jagain mereka kak dan aku bersihin di belakang"

mengomel

"tapi aku kan jagain mereka"

ngotot

"jagain gimana kak, kamu lagi seru seruan tuh sama ponsel kamu, coba lihat anak kamu ngapain hah"

mengomel

"mereka lagi main tuu eeeh"

bingung

" mana kak mana!! aku kasih tau kamu yaah Afra tidur di bantal dekat kursi, apa kamu tau hah!! Tika tadi itu di depan laci lagi sobekin kertas kak!! ya ampun kak, aku minta tolongnya gak lama kok kak"

berjalan dan menggendong Arfa yang tidur

"maaf tar"

menunduk

"aku gak akan maafin kamu kak!! kalau ini terulang lagi awas kamu yaa kak!!! aku mau kamu jangan kaya gini lagi , mereka anak kamu kak aku dari pada harus melihat mereka sakit lebih baik aku aja yang sakit tau"

menggandeng Tika

"ingat kak aku tak masalah kamu melupakan aku sebagai istri dan aku masih bisa sabar dan kamu harus sadar kamu seorang ayah kak dan tolong jadilah ayah yang baik dan bertanggung jawab"

tegasku dan pergi

"aku minta maaf tar"

tundukku sedih

hanya diam yang aku dapat, dia yang marah terus melangkah jauh meninggalkanmu dengan membawa ke dua anakku.

rasanya aku sangat ingin berteriak

"bodohnya aku "

bagaimana bisa aku mengabaikan yang penting dan mengerjakan hal yang tidak penting hanya karena aku merasa bosan.

aku yang saat itu sudah merasa pusing akibat perbuatan ku sendiri akhirnya terduduk seperti orang bodoh ya memang aku sangat bodoh sampai membuatnya marah seperti itu.

"aaahh arta, ini lagi gara gara kamu niih kalo gak uuhh"

geram memegang dan ingin melempar tiba tiba ada pesan masuk ke dalamnya dengan rasa malas aku membukanya dan ternyata itu pesan dari Tarika segera aku baca.

"ok aku maafin kamu kali ini, tapi kamu harus turutin maunya aku"

bunyi pesan itu

dengan cepat aku membalas

"ok apapun itu"

"kok gak di balas"

berharap

tring titi ting

dengan semangat aku membuka pesan tapi ternyata itu hanya pesan dari telkomsel

"ba**s*t"

kesalku

entah mengapa aku sangat senang dia mengirimi aku pesan, yaa walau aku berharap bahkan relalu berharap.

tring titi ting

"pesan apa lagi sekarang"

kesalku

dengan malas aku membuka dan aku langsung berdiri dengan semangatnya karna pesannya berbunyi

"buatkan susu Arfa dan bawakan nasi untukku ke atas"

segera aku rebus air panas dan mengambilkan nasi di piring, setelahnya aku menyeduh susu untuk Arfa segitu selesai aku bawa ke atas.

begitu sampai di depan pintu kamarnya agu begitu gugup aku menarik nafas dan membuangnya terus berulang ulang sampai aku merasa membaik.

aku langsung masuk tanpa mengetuk dengan sangatnya.

begitu aku masuk mataku terbelalat tak berkedip melihat pemandangan yang susah di jelaskan itu, aku masih menatap lagi tubuh yang seksi berbody yang saat itu mengenakan pakaian dalam saja aku menelan ludah di buatnya dari tengkuk lehernya pundak perutnya panggulnya dan bolongnya.

saat dia berbalik dan merunduk oohh my itu loo itu belahanya.

setelah melihat semua barulah aku tersadar.

"tar ini"

memalingkan muka

"loh kak kapan kakak masuk"

kaget dan segera memakai handuk

"hhmm belum lama kok"

bohong

"oohh,ya udah kak tolong liati mereka yaa, nanty kalau udah dingin susunya kasih ke arfa ya kak aku mandi sebentar lengket banget"

mintaku

"iya"

menjawab singkat

begitu dia masuk ke kamar mandi aku membuang nafas panjang yang sedari tadi ku tahan.

aku mendekat ke dua anakk itu, aku lihat Tika yang sudah tidur arfa sedang bermain di lantai.

"aihh mata, gak kedip kedip bah tadi ngeliat"

tutupku dan lalu aku melihat ke arah anakku yang sedang bermain

"Atfa sayank sini nak ayah buatin susu looh"

panggilku

dia yang tak mendengar akhirnya aku dekati dan aku gelitik perutnya dan dia tertawa geli, aku angkat dia dan merebahkannya langsung aku beri dot susunya dengan lembut aku tepuk yg tepuk pundaknya dia yang terbaring semakin lama semakin mengantuk dan tertidur.

aku yang mulai ikut mengantuk akhirnya ikut tidur di sampingnya.

=========================

semoga suka

jangan lupa komen yaa


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C49
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login