Download App
88.84% Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 215: Membakar Memori Manis

Chapter 215: Membakar Memori Manis

Adam dan Pak Gunawan tiba di apartemen Klarissa, disana dia langsung masuk dan kemudian klarisa yang telah tahu bahwa ayah mertuanya akan datang segera membereskan apa yang bisa dia bereskan disana, baju adam dan dirinya telah ia packing karena besok pagi mereka akan berangkat ke Singapura bersama.

"Apa kamu sudah makan malam???" Adam langsung memperlihatkan perhatiannya pada sang istri.

"Sudah, silahkan om duduk, maaf aku tidak bisa menjenguk tante ke bandung, semoga tante lemas sembuh". Klarissa yang merasa canggung langsung mempersilahkan mertuanya duduk.

"Kamu tidak perlu mempersiapkan apa-apa, dan satu lagi, jangan panggil Om, panggilan kamu harus di rubah, panggil ayah!!!! seperti adam memanggilku ayah, adam adalah putraku satu-satunya, dan kamu adalah menantuku satu-satunya, ayah tidak ingin kehilangan kalian berdua, maafkan keegoisan ayah sebelumnya, ayah berjanji akan membuat hidup kamu dan adam bahagia setelah ini, jaga adam untuk ayah dan ibunya, mulai sekarang dia akan lebih sering mendengar omelan mu di banding omelan ayah dan ibunya, dia belum tahu jika berumah tangga itu dia juga harus siap menjadi bahan omelan istrinya, hehehehe" Pak Gunawan sangat bahagia ketika berdampingan duduk di sofa bersama putra dan menantunya, dia bahkan sedikit membuat lelucon yang membuat ruangan menjadi sedikit mencair dari rasa canggung yang di alami oleh klarisa.

"Apa ayah telah benar-benar memaafkanku????" Klarisa mencoba memanggil ayah adam dengan panggilan ayah sesuai permintaan mertuanya itu.

"Kamu tidak memiliki kesalahan sayang, ayah yang salah kemarin karena menentang perceraian kalian, ayah tidak tahu jika kalian berdua merasa tersiksa dengan perjodohan itu, ayah lupa, jika takdir berkata lain, apapun akan terjadi, dan ternyata takdir kalian memang untuk bersama, dengan sendirinya tanpa ayah paksakan, kalian bersatu dan saling memahami satu sama lain, ayah bahagia untuk kebahagiaan kalian". Klarisa di peluk oleh Pak Gunawan dan mengucapkan terimakasih dengan mencium tangan ayah mertuanya itu.

Keesokkan harinya, adam telah bersiap untuk berangkat ke bandara bersama ayah dan istrinya.

Semalam, sebelum dia tidur bersama klarisa, di kamar adam sempat merapihkan beberapa barang yang berkaitan dengan Kinan yang masih tersimpan rapih di kamarnya.

Foto-foto Kinan, buku sekolah kinan yang ia temukan di halte bis dulu saat masih SMA, kemudian kado yang tidak sempat ia berikan untuk Kinan karena berbagai alasan, dan buku-buku diarinya yang berisi semua tentang kinan yang ia tulis selama ia tinggal di Australi dulu.

"Mau kamu kemanakan semua barang-barang itu??? kenapa kamu masukan ke dalam dus?? apa kamu akan membuangnya????". Klarisa yang terus melihat adam membersihkan semua hal yang berkaitan dengan kinan bertanya apa maksud dari semua yang adam lakukan saat itu.

Kemudian adam meletakkan dus itu dan menghampiri istrinya di atas ranjang.

"Aku akan betul-betul memulai semuanya denganmu mulai malam ini, semua itu adalah kenangan terindahku bersama dengan masa laluku, aku akan membakarnya dan membiarkan semua itu menjadi abu yang akan terbang di angkasa dan tertiup angin ke sana ke mari, dan dengan sendirinya mereka semua itu akan habis terbawa air hujan yang turun dari langit dan mengalir meresap ke dalam tanah, dan saat itu terjadi aku telah benar-benar melupakan semuanya dan akan sangat mencintaimu dengan begitu dalam, apa kamu akan bersabar sampai momen itu tiba??????" Adam mencium kening klarissa saat istrinya itu menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan apapun yang adam lakukan dan bersedia bersabar menunggunya.

Kemudian adam turun dari apartemen dan membakar semua itu di perapian.

Air mata adam menetes ketika akhirnya satu persatu dari semua kenangannya bersama kinan terbakar oleh api.

"Kinan, bantu aku untuk bisa melupakan semua kenangan kita selama ini dengan hidup bahagia bersama bayu, aku sangat ingin melihatmu tersenyum bahagia di hari pernikahanmu besok dan membuatku kuat untuk segera melupakan semua yang pernah kita alami bersama, aku mempunyai tanggungjawab untuk membuat istriku bahagia, dia adalah hidupku sekarang, dan aku harus bisa melupakanmu untuk membuat dia menjadi istriku yang sempurna, aku akan tetap mencintaimu namun tidak seperti dulu, cintaku harus aku persembahkan untuk klarisa dan begitu juga dengan kamu untuk bayu. Takdir kita membawa kita pada situasi ini, semoga kita tetap bisa bahagia dengan semua jalan yang telah Tuhan berikan untuk kita berdua. I Love You...".

Kata-kata terakhir adam itu merupakan pernyataan cinta terakhirnya untuk Kinan dan barang terakhir yang ia bakar adalah foto kinan yang dulu selama 4 tahun kuliah di australi, dia pasang sebagai wallpaper di ponselnya tanpa pernah ia ganti, foto pertama kinan yang di ambil adam secara diam-diam, Kinan yang sedang berdiri di bis sepulang sekolah.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C215
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login