Tiba jam keberangkatan bayu dan kinan, mereka sudah ads di bandara dan bersiap untuk terbang.
Dini hari dan di perkirakan mereka akan sampai dalam waktu 2-3 jam saja.
Kinan merasa gugup saat pesawat akan mulai naik, bayu yang menyadari itu langsung menggenggam jemari kinan yang sedikit tegang karena itu pertama kali baginya naik pesawat.
"Apa kamu taku????" hahahahah".
bayu tertawa untuk mencairkan suasana, dia ingin kinan agar tidak terlalu tegang dan berulah supaya sahabatnya itu menjadi marah dan tidak fokus pada penerbangannya.
"Berani-beraninya kamu tertawa, aku bukan takut, tapi ini sedikit menegangkan karena aku semakin dekat menuju rumahmu dan akan bertemu dengan orang tuamu, itu jauh lebih menakutkan kau tahu????".
Bayu tersenyum mendengar pembelaan kinan yang tidak menerima di bilang takut karena pertama kalinya dia naik pesawat.
Mereka duduk di kelas Bisnis, tidak begitu banyak penumpang di ruangan itu, sehingga kinan leluasa saat memarahi bayu selama perjalanan karena bayu terus berbuat ulah dan membuat kinan kesal.
Rencana bayu berhasil untuk mengalihkan perhatian kinan selama penerbangan yang sebenarnya membuat dia takut.
Tiba di Di Bandara singapur, fajar menyambut mereka di depan bandara, terparkir sebuah mobil yang sudah pasti mobil mewah milik bayu.
Sopir membukakan pintu untuk kinam dan kemudian berlari menuju arah bayu.
Mobil itu langsung membawa mereka ke sebuah taman yang luas, masuk ke dalam dan semakin dalam disana terdapat bangunan yang sangat besar namun terlihat memiliki dua bagian yang terpisahkan oleh lorong yang berdiri kokoh melengkapi keindahan dari bangunan itu.
Setelah bayu mengatakan bahwa itu adalah rumahnya pada kinan, kinan betul-betul terkejut dan memandang bayu dengan tatapan tidak percaya.
"Kita sudah disini, kamu harus menghentikan ulahmu itu, aku tidak suka jika dalam keadaan seperti ini kamu masih sempat bercanda denganku".
Bayu kemudian mengajak kinan untuk turun dari mobil.
Saat itu masih sangat pagi, kedua orang tua bayu belum terlihat, jadi bayu mengajak kinan untuk masuk ke satu sisi bangunan yang tidak lain adalah rumah tempat bayu beristirahat.
"Apa ini benar-benar rumahmu????".
Kinan kembali memastikan apa yang sedang dia lihat, sebuah bangunan bernilai seni tinggi dan juga sangat di penuhi dengan furniture mewah di dalamnya.
Bahkan kinan berpikir rumah itu benar-benar hidup tanpa ada penghuninya.
Lampu yang menyala sendiri, gorden yang terbuka sendiri, kemudian beberapa peralatan di rumah itu banyak yang baru pertama kali kinan lihat selama hidupnya.
"Apa aku harus membakar rumah ini di hadapanmu baru kamu percaya aku pemiliknya????".
Bayu sambil berjalan menyusuri ruangan menuju tempat tidurnya menjawab kinan dengan santai.
"Aku akan berpikir kamu orang yang frustasi karena tidak bisa memiliki rumah ini, jadi kamu memutuskan untuk membakarnya jika kamu tidak bisa memiliknya, bodoh !!!".
Kinan menghempaskan kepercayaan diri bayu dengan kata-kata pedasnya, matanya terus berkeliling melihat semua sudut dari rumah bayu.
"Kamu sudah datang disini, jadi lebih baik istirahat sebentar sebelum kita akhirnya bertemu dengan ibu dan ayah, apa kamu sudah menyiapkan semua yang aku bilang padamu??? apa kamu sudah mengingat semua tentang apa yang disukai dan tidak oleh orang tuaku, atau kamu akan di usir dari rumah ini dan jadi gelandangan di singapur, kamu tidak tahu apa-apa disini,,, hahahhahaah".
Bayu kembali menggoda kinan saat dia sudah terlihat santai dan terbiasa di rumah bayu.
Kinan tidak menjawab perkataan bayu, dia sudah terbiasa di goda dengan kekonyolan bayu selama ini, kinan hanya menutup kupingnya menggunakan bantal sofa dan tidur di atas sofa lembut tempat bayu biasa merebahkan tubuhnya sebelum memasuki kamarnya.
"Kenapa rumahmu begitu besar??? aku tidak terbayangkan bagaimana kamu bisa tinggal di rumah kontrakan mu selama ini, bahkan rumah yang di Bandung jauh lebih kecil dari rumah yang kita tempati di Jakarta sekarang, apa kamu bisa tidur nyenyak selama ini disana????".
Setelah kinan dengan puas melihat-lihat semua ruangan dan sudut di rumah bayu, dia kemudian terpikirkan bagaimana cara bayu bertahan selama ini dengan penyamarannya.
Bayu hanya tertawa mendengar apa yang kinan katakan tentang pikirkannya saat itu.
"Aah mungkin itu juga bagian dari hukuman untukmu karena telah membohongiku dan keluargaku, rasa tidak nyaman hidup seperti kami pasti menjadi hukuman berat bagimu selama, melihat bagaimana mewahnya kamu memiliki kehidupan normalmu disini".
Kinan merasa bayu telah mendapatkan hukuman langsung dari apa yang dia telah perbuat selama ini karena telah membohonginya.
"Aku tidak pernah merasa hidup sepertimu adalah hukuman atau penyiksaan, aku menikmati semuanya, aku menikmati berbagi makanan denganmu, makan apapun yang kamu makan di toko-toko pinggir jalan, naik bis, tinggal dan tidur di rumah sederhana, semua itu aku menyukainya, karena ada kamu yang selalu membuat aku nyaman setiap kali aku melakukan hal-hal apapun denganmu. Aku merasa seperti itulah hidup normal layaknya masyarakat kebanyakan, bahkan masakan ibu benar-benar membuat berat badanku naik, otot-ototku ini hampir hilang tertimbun lemak karena jarang melakukan olah raga, hanya makan dan terus makan di rumahmu atau di kampus saat bersamamu setiap harinya".
Kinan mencoba mengerti apa yang bayu telah jalani selama bersahabat dengannya.
"Kenapa kamu memilih untuk menyembunyikan fakta tentangmu dariku?????? apa kita akan berteman jika kamu menjadi bayu yang sebenarnya saat berada di kampus???? apa kamu tidak malu berjalan denganku nanti di acara pernikahan adam???? aku hanya gadis biasa yang tidak memiliki keistimewaan apapun, meskipun ini hanya pura-pura, bukankah semua orang akan tetap melihat kita sebagai pasangan???? apa kamu tidak khawatir dengan pandangan orang terhadapmu karena mereka akan berpikir kamu telah memilih seorang gadis biasa untuk dijadikan calon istrimu".
Kinan kemudian memikirkan hal yang tidak ia sadari sebelum mengambil keputusan itu. Dia baru benar-benar menyadari perbedaan seperti apa yang membentang antara dirinya dan bayu.