Download App
48.76% Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 118: Meredam emosi

Chapter 118: Meredam emosi

Bayu di hujani pukulan tepat di dadanya, kinan melampiaskan semuanya pada sahabat yang sedari kemarin ia tunggu-tunggu untuk berbagi kesedihannya dan juga keraguannya.

Rencana bayu datang ke rumah itu untuk menanyakan rencana kinan untuk menikah dengan adam akhirnya berubah, bayu tahu betul kinan saat itu sedang bersedih hanya dengan melihat raut wajahnya.

Kinan bukan hanya sedang marah padanya, tapi juga memperlihatkan raut wajah sedih dan penuh kecemasan. Bayu tidak berani menanyakan saat itu juha soal pernikahannya.

Bayu membiarkan kinan melepas semua penderitaannya padanya saat itu.

Saat kinan memperlambat bicaranya karena telah lelah marah-marah pada bayu akhirnya bayu membuka mulut.

"Apa sudah selesai?????? Kenapa kau jadi cerewet sekali, ini bukan kinan yang ku kenal, Kemarilah !!!!!!".

Tangan bayu meraih pundak kinan dan melihat wajah kinan dari dekat setelah menyelesaikan amarahnya dan membawa kinan masuk ke kamarnya.

Kinan duduk di ranjang dan bayu berlutut tepat di hadapan kinan yang terus menunduk menghapus air matanya. Kinan seperti malu memperlihatkan air matanya pada bayu karena itu bukan kinan yang biasa ia tunjukan pada bayu selama ini.

Bayu terus menatap wajah kinan dengan sedikit tersenyum karena akhirnya dia bisa kembali melihat wajah sahabatnya setelah hampir satu minggu tidak bertemu, tidak pernah selama itu baik bayu ataupun kinan tidak saling bertemu dan berkomunikasi selama ini.

Rasa rindu sudah pasti hinggap di hati bayu yang juga sebenarnya dirasakan oleh kinan, namun kinan mengartikan rindu dalam dirinya menjadi amarah karena bayu sulit di hubungi. Baginya tidak bertemu dengan bayu itu bukan masalah, asalkan masih bisa berkomunikasi via telpon.

"Kenapa kau diam saja???? Senyummu itu rasanya aku ingin sekali memukulmu, bisa-bisanya kamu senyum saat situasiku seperti ini".

Kinan yang mengangkat kepalanya dan kemudian melihat senyum di bibir bayu menjadi sangat kesal karena dia pikir bayu sangat senang melihat dirinya menangis seperti orang bodoh.

"Apa sekarang aku terlihat seperti orang bodoh bagimu???? Sebenarnya apa yang terjadi selama beberapa hari ini??? Aku bahkan mendatangi tempat kerjamu tapi tidak ada staf penerjemah dengan nama Bayu disana,,,,, Apa kamu sedang menipuku sekarang?????".

Kinan mulai kembali dengan pertanyaan-pertanyaannya.

Bayu yang sedikit terkejut mengetahui bahwa kinan bahkan datang ke tempat kerjanya untuk mengecek keberadaannya membuat bayu menjadi sangat senang. Ia tidak berpikir kinan akan mengetahui kebohongannya karena dia sudah mengantisipasi untuk hal-hal kecil seperti itu.

"Apa kau benar-benar mencariku kemana-mana.???? Aku tidak menyangka kau bahkan datang ke tempat kerjaku, itu lucu sekali".

Bayu tidak menjawab pertanyaan kinan, dia malah mengalihkan pembicaraan ke arah lain.

Kinan kesal mendengar bayu mengatakan hal itu dan kemudian dia berusaha untuk bangun dari duduknya namun tangan bayu menahan kaki kinan dengan tangannya.

"Sudah jangan marah-marah lagi, ayo kita keluar, ayo kita pergi ke tempat lama kita, banyak yang ingin aku ceritakan padamu".

Bayu berbicara dengan lembut dan membuat kinan menjadi sedikit tenang sekarang. Bayu tahu bagaimana membuat sahabatnya itu menjadi penurut baginya.

Saat bayu dan kinan menuruni tangga, ibu, keysa dan genta telah melihat ke arah mereka karena akhirnya pertengkaran antara dua orang sahabat itu selesai juga.

Suara teriakan kinan dan tangisannya terdengar sampai ke lantai bawah tadi. ibu dan yang lain hanya mendengarkan karena memang bayu sering kena marah kinan dan mereka semua sudah terbiasa. Terlebih genta sudah menceritakan kejadian di jakarta selama bayu menghilang dan kinan kelimpungan tanpa bayu di sampingnya.

"Bayu pasti sudah menerima semua konsekuensinya dari kinan karena menghilang selama beberapa hari ini".

Genta berbisik pada keysa dan ibu saat melihat bayu dan kinan menuruni tangga.

"Kalian mau kemana???? apa dramanya sudah selesai???"..

Keysa menggoda kinan saat melihat adiknya itu sudah luluh di tangan bayu. Bayu juara jika sudah menyangkut emosi kinan selama ini.

Kinan hanya diam saja, dia berjalan menuju dapur dan minum segelas air disana, sedangkan bayu sedang meminta izin pada ibu untuk membawa kinan keluar.

Di rumah adam....

Saat bayu pergi meninggalkan rumah adam, pak gunawan langsung memanggil adam yang sedang berada di kamarnya.

"Adam,,,,,,, cepat turun kamu, ada yang ayah harus bicarakan denganmu".

Dengan nada tinggi pak gunawan memanggil putranya dan saat ibu adam mendengar itu dari arah ruang keluarga ia langsung berlari ke ruang tamu tempat suaminya berteriak memanggil adam.

"Ada apa ini??? kenapa kamu teriak seperti itu memanggil putramu, cobalah sedikit menghargai dia, adam itu sudah dewasa, dengan caramu seperti itu hanya akan membuat dia semakin tidak menghargaimu".

Ibu adam tidak tahan melihat ulah suaminya yang selalu penuh amarah jika sudah menyangkut dengan putranya.

Tak lama adam datang dan menghampiri ayahnya yang sedang di penuhi amarah dalam dirinya.

"Dari mana saja kalian tadi saat ayah datang ke rumah ini dan tidak ada siapapun disini. Apa kau menemui gadis itu lagi??? apa yang kau rencanakan dengannya?? jangan pernah berpikir ayah tidak mengetahui apa-apa soal rencana kalian, lebih baik kamu diam dan jangan keluar dari rumah ini sebelum ayah yang menyetujuinya".

Pak gunawan langsung pada inti pembicaraan, dia sudah sangat kesal pada putranya karena berani-berani menghasut ibunya untuk menyetujui rencana gilanya untuk menikah.

"Jika kamu ingin menikah dengan gadis itu jangan pernah berpikir meminta persetujuan ayah ataupun ibumu, angkat kaki dari rumah ini untuk selama-lamanya dan menikahlah dengan tenang bersama gadis itu dan selamat hidup sengsara bersamanya. Ayah tidak akan membuat hidupnya tenang setelah itu".

Pak gunawan dengan tegas mengancam putranya. Adam memang sudah ingin melakukan hal semacam itu, tapi kinan tidak ingin melakukannya karena merasa bersalah atas apa yang terjadi pada adam nantinya.

"Apapun yang ayah katakan dalam ancaman ayah, aku akan tetap menikahi kinan. Ayah tahu???? aku hanya bisa hidup jika dengan kinan. Itu saja".

Kemudian adam membalikkan badannya dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya tanpa menghiraukan ayahnya yang terus marah-marah.

Tak berapa lama pak gunawan mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor seseorang.

Sambil mengatur emosinya dia menarik nafas dan menyambung telpon.

"Hallo, Setya apa kabar, cepatlah datang ke bandung, Andara bilang kamu masih di jakarta karena suatu urusan. Mampirlah besok ke Bandung. Ada beberapa hal yang perlu aku bicarakan denganmu secepatnya".

Pak Gunawan menghubungi pak setya karena ingin membicarakan tentang perjodohan adam yang sudah direncanakan oleh andara istri barunya pak Setya(pak prabu).


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C118
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login