Sekitar pukul 6 sore itu, adam menekan bel rumah kinan.
Karena gerbang rumah yang terbuka dan ternyata pintu rumahpun terbuka lebar, dari dalam rumah bisa terlihat ada seseorang yang sedang berdiri di luar dan begitu juga sebaliknya, dari luar bisa terlihat apa yang sedang terjadi di dalam.
Adam melihat Bayu yang sedang bercengkrama dengan seorang anak kecil yang tidak lain keponakan Kinan, mereka benar-benar terlihat sangat akrab.
"Kinaaaaan cepat keluar, coba lihat di depan siapa yang datang? mungkin itu temanmu sudah datang".
Keysa memanggil kinan yang dari tadi sibuk di kamarnya.
"Dia sibuk dikamarnya dari tadi tidak segera keluar dari kamarnya.. bahkan saat bayu datang dia hanya berteriak dari kamar tanpa keluar menyapa sahabatnya ini, apa yang sebenarnya dia lakukan, apa benar dia berdandan untuk acara makan malam kita hari ini?".
Keysa terus menggerutu soal kinan yang tidak segera keluar dari kamarnya.
Tak berselang lama kinan yang keysa bicarakan akhirnya keluar dari kamarnya dan berlari menuju pintu gerbang rumahnya.
Bayu yang sudah berjalan menuju gerbang saat mendengar bel berbunyi sambil menggendong tisya di dorong oleh kinan karena menghalangi jalannya.
"Minggir bay, aku saja yang mengajak dia masuk, kamu kembali ke dalam".
Bayu yang belum melihat kinan dari semenjak dia datang sekitar satu jam lalu karena kinan yang terus menghabiskan waktunya di kamar untuk bersiap diri dalam rangka acara makan malam saat itu akhirnya bisa bertemu kinan meskipun kini fokus kinan bukan padanya, tapi kepada adam.
Bayu dan kinan memang belum memiliki kesempatan untuk membicarakan apa yang terjadi di hari kinan pulang lewat dari tengah malam saat hari terakhir mereka di Bandung kemarin.
Bayu yakin kejadian malam itu saat kinan pulang terlambat dan membuat semua orang khawatir berkaitan dengan kembali dekatnya hubungan adam dan kinan saat ini.
Dari kemarin bayu memperhatikan gelagat kinan yang di luar biasanya. Dia lebih sibuk dengan ponselnya dibandingkan dengannya.
Bayu menghentikan langkahnya dan memutar balik badannya mengikuti apa yang kinan minta. Dia masuk kembali ke dalam rumah karena sudah ada kinan yang menyambut tamu yang baru datang.
"Tisya sudah makan belum???? makan sama kakak yuuuk..... Kakak sudah lapar sekali sekarang".
Sambil berjalan menuju dapur melihat-lihat masakan ibu kinan yang dari tadi sibuk di dapur memasak untuk acara makan malam dadakan yang kinan minta.
"Kamu sudah lapar bayu??? tunggu sebentar lagi ya nak, ibu sedang memberikan sentuhan akhir untuk salad pesanan keysa, kamu juga menyukainya kan??? nanti kita makan bersama".
Ibu merespon bayu yang sudah merasa lapar, tanpa tahu bahwa bayu baru saja melalui perjalanan jauh dari singapura ke jakarta dan langsung menuju rumah kinan dan berlagak seperti habis perjalanan dari Jakarta pusat ke jakarta Utara saja tanpa mengeluh.
"Kamu di mana seharian ini? tiap aku tanya kamu selalu mengalihkan pertanyaanku dengan topik lain di telpon tadi".
Kinan menanyakan keberadaan adam selama seharian ini di jakarta. Kinan masih belum terpikirkan jika adam sudah bekerja di kantor ayahnya disana.
"Kamu tidak perlu khawatir, sehabis makan malam ini nanti kita bicarakan semuanya".
Adam berusaha membuat kinan tenang dan berhenti khawatir tentang situasi adam saat ini di jakarta dengan berbicara lembut sambil memegang kedua pipi kinan dan menatapnya dengan penuh cinta.
"Yasudah ayo kita masuk...!!!!!!!"
Kinan menjawab dengan sedikit malu-malu karena adam memegang kedua pipinya.
kemudiam setelah adam dan kinan sudah masuk ke salam, Kinan segera memperkenalkan adam kepada semua orang yang ada di dalam rumahnya.
Semua orang menyambut adam dengan senyum ramah termasuk bayu yang besikap biasa layaknya sahabat yang ikut bahagia ketika kawannya sedang berbahagia.
Setelah sedikit basa basi antara adam dan keluarga, Semua orang langsung duduk di meja makan karena memang tema hari itu adalah makan malam bersama adam, seseorang yang ingin kinan kenalkan pada semua anggota keluarga.
Saat makan malam berlangsung, semua orang menikmati hidangan yang di buat oleh ibu ranti ibunda kinan.
Selain kehadiran adam di meja makan itu sebagai anggota baru, tidak ada lagi yang spesial disana.
Semuanya sama, menu masakan yang ibu buat sesuai dengan kesukaan masing-masing anaknya, termasuk bayu yang juga di buatkan salad dan masakan seafood oleh ibu.
"Bu, udang ini benar-benar enak, manis, ibu memang jagonya dalam memasak".
Bayu memuji masakan ibu karena telah memasakkan makanan favoritnya malam itu.
"Kinan,,,, kamu coba ini !!!!!! kamu tidak akan menyesal, jangan hanya makan daging dan sayur, imbangi dengan makan ikan atau makanan laut lain".
Bayu sambil mengambil satu udang utuh dan di letakkan di piring kinan sambil langsung dia kupaskan bagian kulit luar yang masih belum terkelupas.
Kinan yang mendapatkan udang di piringnya hanya diam dan pasrah melihat bayu menyiapkan udang untuknya, terlihat oleh adam adegan seperti itu mungkin merupakan suatu hal yang biasa terjadi antara bayu dan kinan yang berbagi makanan di piring saat makan selama ini. Itu membuat tidak nyaman untuknya.
Semua anggota keluarga melihat kejadian itu biasa saja, mereka semua tetap fokus pada makanannya, tidak ada yang berubah.
Tapi berbeda dengan adam, dia merasa canggung karena keakraban yang di jalin kinan dan bayu di meja makan.
Bahkan bayu memperlihatkan adegan menyuapi kinan dengan santainya.
Adam terganggu dengan situasi itu, dia seperti orang asing yang berada di tengah-tengah orang yang tidak menganggapnya sama sekali.
Bahkan kinan terasa seperti lebih melayani bayu dibandingkan dirinya. Mereka juga duduk bersebelahan, posisi duduk kinan berada di antara bayu dan adam.
"Nak adam, apa kamu menyukai hidangan ini ??? ibu belum tahu kamu menyukai makanan apa, jadi ibu masak makanan yang biasa kinan makan saja, semoga kamu menyukainya".
Ibu akhirnya membuka mulutnya dan menanyakan soal makanan kesukaan adam.
Adam yang sedikit terkejut karena ia sedang sibuk dengan isi pikirannya soal kinan dan bayu yang mengganggu fokusnya.
"ah tidak apa-apa bu, ini makan malam pertamaku disini, aku juga penyuka semua jenis makanan, syukurnya aku tidak pilih-pilih dalam hal makanan, jadi apapun yang ibu buatkan malam ini aku menyukainya".
Adam dengan lugas menjawab pertanyaan ibu ranti. Dia mencoba untuk ikut alur dari makan malam itu.
Sampai akhirnya semua prosesi acara makan malam selesai dan semua orang berkumpul di ruang Tv untuk mengobrol, sedangkan adam dan kinan duduk di teras berdua membicarakan soal adam yang mulai bekerja di kantor ayahnya.