Bayu bangun pagi hari di rumahnya. Dia langsung membersihkan diri dan mengganti piyamanya dengan stelan jas rapih dengan sapu tangan kecil disaku jasnya.
Penampilan seperti itu belum pernah ada yang melihatnya kecuali keluarga dan orang-orang kepercayaan bayu dan keluarga.
Jikapun bayu tidak sedang berpenampilan seperti "bayu" sahabat kinan yang culun, dia hanya akan mengenakan celana dan kemeja santai untuk kesehariannya dengan rambut yang dibiarkan sedikit berantakan tanpa pomed.
Bayu berjalan menuju lorong yang lumayan panjang di sebelah rumahnya, dan ternyata lorong itu terhubung dengan bangunan lain di ujungnya.
Ada dua bangunan besar di tanah seluas 4000meter di kawasan hutan buatan milik keluarga bayu. Dimana dua bangunan itu terpisahkan oleh satu lorong panjang yang membentang kurang lebih 20 meter sebagai penghubungnya.
Jadi segala sesuatu yang terjadi di bangunan yang satu tidak akan terlihat dari bangunan yang lainnya.
Rumah bayu sangat besar dan bergaya modern dengan semua teknologi yang melengkapi fasilitas di rumah itu.
Saat bayu tiba di pintu utama rumah bangunan yang sama besarnya dengan rumah yang ia gunakan untuk tidur semalam bayu segera membukanya dan masuk ke dalam ruangan dimana ada seorang lelaki berusia matang yang terlihat duduk di ujung kursi meja makan dan seorang perempuan paruh baya yang duduk menemaninya.
"Selamat pagi"....."
Bayu segera menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat kemudian bangkit dan berjalan menuju perempuan paruh baya yang duduk disana dan mencium keningnya.
"Kamu makin terlihat cantik".
Sambil memberikan senyum khas bayu di hadapan perempuan itu, dia berlalu dan duduk dikursi meja makan bergabung dengan kedua orang yang dari tadi sudah menunggunya disana.
Diatas meja makan terdapat banyak menu sarapan yang semuanya adalah kesukaan bayu.
"Bagaimana kabarmu, apa semuanya baik-baik saja disana?".
Lelaki yang duduk di sana bersama bayu mulai menanyakan kabarnya. Tidak ada yang spesial dari bayu karena baru beberapa hari kemarin bayu datang ke rumah itu.
Bayu selalu mencuri waktu dari kinan dan pergi ke rumahnya di waktu malam dan pulang lagi ke bandung saat akan berangkat kampus. itu hampir setiap dua minggu sekali dia lakukan selama empat tahun terakhir ini setiap hari sabtu dan minggu.
Itu kenapa bayu dan kinan sangat jarang menghabiskan waktu weekend mereka bersama. Dengan alasan bayu mengunjungi kedua orang tuanya jadi kinan memahami alasan itu.
"Semuanya baik-baik saja, ayah tidak perlu khawatir".
Lelaki berusia matang yang duduk bersama bayu itu adalah ayahnya. Ayah kandung bayu yang selama ini membiarkan putra satu-satunya hidup terpisah dengannya dan melakukan apapun yang ia suka.
Sangat berbeda dengan tabiat ayah adam yang selalu memaksakan apapun yang menjadi kehendaknya pada putra satu-satunya.
Mr. Henry Ng Anggara... itu adalah nama dari ayah bayu, dia orang berkebangsaan singapura yang menikah dengan wanita cantik asal indonesia yaitu ibunda bayu.
Ibu bayu telah lama meninggal dunia karena terkena kanker yang terus menggerogoti tubuhnya selama bertahun-tahun dan berakhir dengan tuhan yang ingin berada lebih dekat dengannya.
Perempuan yang bayu selalu telpon dan juga yang mengiriminya hadiah berupa gaun dan tuxedo adalah neneknya. Perempuan tua yang sekarang duduk dengannya sarapan bersama di meja makan.
Bayu selalu menyebutnya dengan sebutan "Ibu", karena yang mengurus bayu selama ini dari saat masih kecil hingga sekarang adalah neneknya. Ibu bayu yang sakit-sakitan tidak memiliki banyak waktu dengan bayu, dan memori bayu dengan ibunya sangat sedikit dan itupun hanya kesedihan karena kondisi ibunya yang selalu terlihat lemah.
Nenek bayu masih sangat bugar bahkan diusianya sekarang di kepala 8, dia masih terlihat energik dan selalu bersemangat terlebih jika bayu sudah menceritakan pertualangannya di Bandung, kota kelahiran almarhum ibunda Bayu. Dia bisa bertemu dengan orang-orang yang tidak tahu sama sekali tentang latar belakangnya, dan khususnya cerita soal gadis angkuh dan juga cantik yang menjadi sahabat bayu hingga saat ini dan semua keluarganya yang bersikap baik pada cucunya.
"Kapan ayah akan ke jakarta???? peresmian itu akan dilaksanakan dalam waktu sekitar satu minggu lagi. Aku harap ayah datang langsung dan tidak melibatkan aku dalam acara itu".
Bayu memulai topik pembicaraan yang menjadi maksud dari kepulangannya hari itu.
"Apa yang kamu bilang sayang, kamu sudah janji pada ibu bahwa akan membawa kinan di acara itu. kamu juga biang bahwa kamu janji akan jujur pada kinan siapa kamu sebenarnya dan menyatakan perasaan kamu. Kenapa sekarang semuanya berubah????? apa telah terjadi sesuatu yang ibu tidak ketahui????".
nenek yang juga dianggap ibu oleh bayu menekankan semua rencana yang telah mereka buat dari jauh-jauh hari dari sebelum wisuda bayu dan kinan dilaksanakan bahwa bayu akan jujur setelah mereka lulus dari kuliahnya dan menyatakan perasaannya yang sebenarnya ia rasakan untuk kinan selama ini.
Namun sepertinya ada sesuatu yang mengganggu keyakinan bayu yang sudah sangat bulat sebelumnya saat membuat rencana itu.
"Hemm tidak bu, aku hanya sedikit ragu apakah kinan akan menerima semua kebohonganku selama ini atau dia akan sangat membenciku nanti. Aku merasa ini bukan saat yang tepat".
Bayu menjelaskan alasannya yang sebenarnya dia sendiri belum yakin dengan perasaan kinan padanya.
"Ayah sudah bilang, kamu jangan berlama-lama main-main dengan semua itu. Itu akan sangat membebanimu nanti karena mengkhawatirkan sesuatu hal yang tidak akan terjadi jika kamu jujur dari awal".
Mr. Henry,,,, panggilan yang biasa digunakan oleh rekan bisnisnya pada ayah bayu.
Dia adalah seorang ayah yang bijaksana dan tidak pernah memaksakan kehendaknya pada bayu, dia selalu mendukung apapun yang dilakukan putranya.
Dia orang kaya raya yang tidak pernah kuawatir dengan nama baik keluarga yang akan tercoreng jika melakukan hal ini dan itu di luar kebiasaan orang-orang kaya lainnya.
Selama ini bayu masih di dalam batasan dan tidak menelantarkan pekerjaannya meskipun ia sibuk dengan hal-hal yang ia suka di luar itu.
Itu yang menyebabkan ayahnya tetap mendukungnya meskipun bayu menjadi orang aneh selama di bandung.
Kedatangan bayu ke bandung empat tahun lalu adalah untuk mengunjungi kampus yang didirikan oleh ibunda bayu yaitu Ibu kanaya putri diningrat.
Ibu bayu adalah aktifis pendidikan pada masanya, dia sangat menyukai pendidikan dan kemudian setelah menikah dengan Mr. Henry dan kemudian memiliki bayu dia mendapatkan sokongan dana dari suaminya untuk mendirikan sebuah universitas yang saat ini sudah berdiri tegap dengan popularitas yang sangat baik di dunia pendidikan di Indonesia.
Namun dalam kunjungannya bayu yang saat itu tidak dikenal oleh siapapun di kampus datang dengan pakaian yang sangat rapih dan stylish.
Semua wanita melihatnya saat ia berjalan menyusuri jalan-jalan di kampus itu. Bayu tidak menghiraukan semua itu dan tetap berjalan sambil melihat-lihat suasana sejuk di kota bandung.
Karena tubuhnya yang sangat tinggi dan berbadan tegap serta wajah yang sangat tampan mampu menarik perhatian para mahasiswa dan mahasiswi yang ada di kampus itu.
Namun mata bayu tertuju pada satu wanita yang sedang sibuk membaca brosur salah satu fakultas di kampusnya. Wanita itu mengenakan headset berwarna putih berinisial A di samping kiri dan kanan bagian penutup telinganya, dengan rambut di urai dan mata yang sayu sibuk dengan secarik kertas ditangannya.
Bayu merasa terganggu dengan semua tatapan mata semua orang yang melihat padanya, namun satu wanita itu bahkan tidak mengetahui ada keributan di sekitarnya karena kehadiran lelaki tampan seperti bayu disana.
Bayu mendekati wanita itu dan duduk disampingnya hampir setengah jam lamanya. Namun wanita itu tidak menengok ke arahnya sama sekali. Tetap diam mendengarkan musik yang ia putar di headsetnya, brosur yang ia baca tadi dia letakan disampingnya karena sudah selesai di baca.
Ada beberapa lelaki yang menyapanya, tapi dia tetap diam dan menunduk memainkan ponselnya memilih-milih lagu. Entah dia tidak mendengar karena suara musiknya atau karena dia memang tidak perduli dan berpura-pura tidak mendengar...
Bayu melihat kertas brosur yang wanita itu baca,,,
"Fakultas Sastra dan Budaya"