Banduuuuunngggggg...."""""",,,,,,,,
Teriakan seorang gadis yang sedang berlari meninggalkan masa remajanya, yang kebanyakan orang menganggap itu masa terasik, tergila, bahkan terkonyol sepanjang hidup, semua hal bisa menjadi benar jika itu dilakukan oleh anak-anak remaja, lebih tepatnya mereka membenarkan sendiri apa yang mereka lakukan, membolos sekolah, motor-motoran padahal belum punya SIM, gonta ganti pacar tergantung mood, bilangnya kerja kelompok tapi ternyata nonton bioskop dan nge Mall bareng semua teman-teman, dan semua kegilaan serta kekonyolan lainnya yang hanya anak remaja 17 tahun kebawah yang bisa menikmati itu semua, usia spesial untuk manusia bisa menikmati hidupnya, kebanyakan dari mereka tidak perduli dengan semua peraturan, yang penting happy, yang penting uang jajan lancar,,,lewat dikit dari usia itu, "Tamat Hidup Lu". (intermezo).
Rambut panjang sepinggang, bergelombang, sedikit pirang, bergoyang-goyang tertiup angin yang sejuk di pagi hari, memakai training, baju olah raga, sepatu kets, dan tidak lupa hadset di telinga gadis ini berlari pagi sambil terus berteriak "Banduuung, Banduuung,,,,,, ia berusaha melepas citra anak remaja dan akan menjadi wanita dewasa mulai pagi itu, tepat 1 hari sebelumnya adalah acara wisuda SMAnya dan itu artinya dia bukan lagi anak putih abu-abu yang cupu dan konyol, dia wanita dewasa dengan baju olah raga ketat dan rambut panjang, kulit putih bersih, tinggi 170cm dan langsing pastinya.
Ya.... dia Kinan, gadis mungil 10tahun lalu yang selalu dirundung permasalahan kedua orang tuanya, yang menangis hanya karena ingin menelepon ayahnya di hari terakhirnya dirumah yang sejak lama ia tinggali bersama semua kakaknya.
10 tahun lalu...
hari itu setelah sampai di Bandung, ia diperbolehkan menelepon ayahnya dan betul saja, ponsel ayahnya tidak aktif, lebih tepatnya, nomor ayahnya sudah tidak di gunakan lagi, "ibu tidak berbohong ternyata", dalam hati kinan berbisik, "kenapa ayah melakukan ini?" itu pertanyaan yang ada di benak kinan.
Waktu terus berjalan dan setelah beberapa lama diketahui setelah hampir 1bulan dari kepindahannya ke bandung, akhirnya sang ayah menelepon menggunakan nomor kantor, dan bilang bahwa ayah di mutasi, dia akan pindah ke luar negeri, ia di tempatkan di kantor pusatnya di Belanda, ayah menjelaskan kepada kinan kenapa nomornya tidak aktif, alasannya sepele dan terlalu mudah bahkan untuk anak biasa usia 8th, hpnya hilang
"Kenapa baru telepon sekarang?" Kinan bertanya, "karena ayah selalu sibuk", itu alasan yang membuat Kinan tidak bisa berkata-kata lagi, ayah bahkan tidak mengatakan apa-apa perihal kepindahan Kinan ke rumah baru, Kinan berpikir dan berkata dalam hati, "apa ayah tidak tahu kalau Kinan sudah tidak tinggal di rumah itu lagi? apa ayah bukan hanya tidak telepon tapi juga ayah tidak datang ke rumah itu untuk menemuiku dan kakak-kakak? itu kenapa dia tidak pernah telepon?", dalam hati Kinan berkecamuk semua pertanyaan itu dan tanpa sadar dia meneteskan air mata, dan bersembunyi lari ke kamar karena takut kakaknya melihat, ibu sedang pergi ke toko kue, ibu membuka toko kue di Bandung dan bisa dibilang sukses untuk skala hitungan waktu satu bulan, ibu dibantu oleh teman-temannya di Bandung jadi tidak begitu sulit karena semua temannya menbantu mempromosikan toko dan cafe kuenya.
"ayah telepon Kinan mau memberikan kabar ini? ayah mau pindah ke Belanda? selamanya? apa ayah begitu sangat tidak ingin bertemu dengan Kinan? kenapa ayah memberikan kabar ini hanya lewat telepon, ayah tidak akan datang ke rumah untuk bertemu Kinan terlebih dahulu, bahkan untuk terakhir kali sebelum keberangkatan ayah? Kinan tahu ayah sibuk, tapi Kinan tidak tahu kalau kesibukan ayah bahkan bisa membuat ayah tidak merindukan Kinan, ka Keysa, Kayla,Kiran dan Ka Genta, ibu tidak perlu ayah rindukan, dia sudah baik-baik saja sekarang", Kinan marah kepada ayahnya.
"Baiklah ayah nanti malam ke rumah sepulang kerja, karena minggu depan ayah berangkat sayang, Kinan jangan marah ya!! mau ayah bawakan apa? tanyakan juga kakak-kakak kamu mau ayah bawakan apa?" ayahnya membujuk Kinan karena dia terdengar sangat marah, "apa ayah pikir aku dan kakak menginginkan sesuatu dari ayah? ayah datang kesini tanpa bawa apa-apapun kinan sudah senang, tidak perlu membujukku dengan barang, aku sudah besar sekarang, ayah tidak tahu itu". Kinan menutup telepon secara sepihak. Kinan menangis, ayahnya benar-benar tidak tahu dia sudah pergi dari rumah itu, setelah lebih dari 1bulan, "ayah baik-baik saja tidak mendengar ataupun melihat Kinan dan kakak-kakak, sedangkan kami semua disini selalu merindukan dia, setiap hari berusaha menelepon ponselnya berharap ada keajaiban, nomornya aktif kembali".
Ibu Ranti menghapus nomor telepon kantor dan semua kontak teman-teman ayah anak-anaknya karena sangat membenci dan ingin memutuskan semua hubungan yang berkaitan dengan ayah dan itu membuat Kinan dan kakaknya yang lain kesulitan memberi kabar kepada ayah.
"Tapi sebaliknya disana, jauh disana, ayah sama sekali tidak mencari kami, tidak mencoba menelepon , tidak mencoba menemui kami di rumah, apa yang sudah aku lakukan selama ini? merindukan ayah? ayah yang bahkan tudak tahu anak-anaknya sudah pindah rumah dan sekolah, Kinan benci ayah, dia bahkan memberiku kabar satu minggu lagi dari keberangkatannya ke luar negeri, kepindahan yang sangat jauh, kepergian yang tidak mungkin bisa dilakukan secara mendadak" Kinan membayangkan, bahkan persiapan kepindahan mereka yang hanya ke bandung saja ibu memerlukan persiapan 1-2bulan, dan ayah akan ke luar negeri, Kinan sambil membuka buku Atlas untuk melihat keberadaan Belanda sejauh apa dari Indonesia, "dan yaaa,,, itu sangat jauh, ayah baru memberi kabar 1 minggu sebelum keberangkatannya, ayah benar-benar ingin di benci oleh ku,baiklah, karena Kinan anak baik, Kinan turuti kemauan ayah, Kinan sekarang akan benci ayah, Kinan tidak akan merindukan ayah lagi, Kinan tidak akan menghubungi ayah lagi". Dan setelah ibu pulang dari Toko kue, kinan memberi kabar soal ayah kepada ibu dan kakaknya, mereka langsung menelepon ke nomor yang ayah gunakan untuk meneleponku tadi pagi tapi hasilnya nihil, karena itu nomor kantor, ayah sudah pulang kerja di jam itu, dan di saat ibu meminta nomor telepon ayah.
jam 20.00 Wib, telepon Kinan berbunyi, "Kinan mana ibu?" di ujung telepon suara ayah jelas terdengar marah, Kinan langsung menyerahkan hpnya ke ibu, "ayah" Kinan memberitahu ibu bahwa ayah yang ada di panggilan itu, "ada apa kamu telepon malam-malam, kemana saja kamu selama ini baru telepon anak-anakmu, apa kamu begitu bahagia dengan kehidupanmu sekarang sampai tidak lagi kamu memikirkan anak-anakmu yang selalu ingin mendengar suara ayahnya" sebelum ayah bicara ibu dengan cepat membobardir ayah dengan kata-kata yang sangat tegas.
"Hentikan ucapanmu sekarang juga, dimana anak-anak sekarang, kenapa kalian pergi dari rumah ini, lalu apa ini maksudnya, kalian pergi tanpa memberiku kabar seebelumnya? apa yang kamu rencanakan Ranti?" ayah marah-marah kepada ibu, " dimana teleponmu, kamu ganti nomor telepon, aku dan anak-anak mencoba menghubungimu beberapa kali tapi nomormu sudah mati, kenapa? wanita jalang itu memintamu mengganti nomor agar tidak kami ganggu? dan kamu mengikuti semua perintahnya, bahkan kamu tidak mencoba menelepon kami sama sekali, sekarang kami tahu kalau kamu sama sekali tidak pernah datang ke rumah itu untuk menemui anak-anak selama kurun waktu yang cukup lama, sehingga kamu tidak tahu kami sudah pergi? apa yang kamu banggakan? sudah,,, sekarang kamu nikmati hidupmu, kamu nikmati kepergianmu ke luar negeri, pergi yang jauh dan kamipun sudah tidak membutuhkan kamu lagi disini, kami sudah bahagia dan jangan pernah bertanya anak-anak ada dimana, mereka selalu ada dalam hidupku dan tidak akan pernah menemui mu lagi. tenang saja sampaikan pada wanita jalang itu tidak perlu khawatir".
Ibu puas berbicara di telepon tanpa memberikan kesempatan pada ayah dan langsung mematikan teleponnya. Ayah kesal dan membanting hpnya karena ibu mematikan telepon tanpa memberi dia kesempatan untuk bicara, dan terlalu kesal ayah bahkan tidak ingin melakukan panggilan ulang lagi dan malah membanting hpnya ke tanah.
Tanpa sadar ayah tepat di depan gerbang dimana disitu pula semua anaknya meneteskan air mata karena sangat ingin mendengar suara ayahnya untuk berpamitan, ayah menangis dan berteriak sangat keras disana dan hujanpun turun deras membasahi tubuhnya.
"Kinan maafkan ayah nak, ayah tahu mungkin tadi siang kamu sangat sedih mengetahui ayah tidak pernah menemuimu di rumah selama ini, ayah bahkan tidak meneleponmu nak, maafkan ayah Kinan, Keysa, Kayla, Kiran, Genta", ayah menangis dengan sangat keras menyesali perbuatannya karena tidak menjenguk anaknya, sekarang ia tidak tahu anak-anaknya ada dimana, waktu untuk mencaripun sangat sedikit, 5 hari lagi ia akan segera berangkat ke Belanda dan masih disibukan dengan semua persiapannya di kantor, ia tidak tahu harus bagaimana sekarang, tapi ia juga tidak mungkin membatalkan kepergiannya ke belanda, ayah sangat mencintai pekerjaannya dan ini salah satu impiannya untuk bisa di tempatkan di kantor pusat di Belanda.
Air mata kembali membasahi pipi Kinan dan ke empat kakaknya, setelah sekian lama berusaha untuk tetap tersenyum, ayah kembali membuat mereka semua sedih, kelima bersaudara itu sudah benar-benar dibuat kecewa oleh ayahnya.
"Aku sudah bilang, ayah tidak perlu kita pikirkan lagi, bajingan itu bahkan tidak lagi mengingat kita, ini baru beberapa bulan ayah berpisah dari kita, tapi dia sudah dengan mudah lupa pada kita, bahkan pada Kinan yang paling dia sayang di rumah, aku tidak akan sudi lagi medengar kata ayah di rumah ini, kamu dengar itu Kinan??? ayah tidak lagi sayang pada kamu dan juga kepada semua kakakmu ini".
Genta akhirnya mengeluarkan semua perasaan yang ia pendam selama ini,l, dia sudah terlalu banyak diam dengan masalah keluarganya, dia berusaha tidak peduli dengan ayah, ibu, dan saudara-saudaranya, dia hanya berusaha tidak ikut meratapi nasib yang sangat menyedihkan yang menimpa kehidupan keluarganya.
"Perlakuan ayah sekarang sudah benar-benar keterlaluan, dia bahkan tidak menyadari anak-anaknya pergi dari rumah" Genta berlalu ke luar rumah dan membanting pintu dengan keras dan menuju ke Taman dekat rumah, dia biasa menghabiskan waktu di lapangan basket yang ada di sekitar rumahnya.
Ibu memeluk semua anak gadisnya, dan membiarkan anak laki-lakinya pergi sejenak untuk menjernihkan kembali pikirannya. "Kalian anak ibu yang paling ibu cintai, mulai sekarang kita akan hidup lebih bahagia lagi, lupakan semua masalah ibu dan ayah, kalian harus tetap fokus pada sekolah kalian" ibu berusaha membuat putri-putrinya tenang dan meminta mereka untuk kembali ke kamar masing-masing dan tidur.
Kemudian ibu perlahan keluar rumah untuk menjemput Genta pulang, sampai di taman, ibu melihat Genta sedang bermain bola basket sendirian di sana, karena hari sudah lumayan larut, di taman tidak begitu banyak orang. "Anak ibu masih marah? apa bisa kita pulang sekarang? ibu sudah sangat lelah dan ingin segera istirahat, hari ini toko kue kita benar-benar ramai, lain kali kamu harus ikut bantu ibu di toko", ibu membujuk Genta agar mau pulang dan bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa, kemudian tanpa kata-kata Genta berjalan menuju ibu dan memeluknya, "maafkan Genta bu, tadi Genta marah-marah di depan ibu dan kakak, Kinan pasti sedih dengan kata-kataku tadi", Genta sambil menahan air matanya mencoba meminta maaf pada ibunya, dan kemudian sang ibu meraih tangan Genta dan mengajaknya pulang.
Masalah di rumah sudah semakin bisa ibu atasi, anak-anaknya tumbuh dengan biasa walaupun kinan tidak begitu terlihat cetia seperti anak-anak di usianya, Perceraian orang tua memang akan menyisakan luka yang dalam.
Hingga di saat semua terasa mulai normal dan baik-baik saja suatu tragedi kembali menimpa keluarga Kinan.
Saat liburan semester sekolah, Kinan, Genta, kayla, Kiran dan ibu memutuskan untuk ke Surabaya menemui Ka Keysa di kampusnya, mereka semua berencana memberikan kejutan untuk Keysa karena dia akan segera melakukan sidang akhirnya dan semua anggota keluarga ingin memberikan dukungan secara langsung kesana.
Bersama Pak Didi kita semua berangkat menggunakan mobil, dan Kecelakaan itu terjadi tepat di sekitaran kampus Keysa, hanya tinggal beberapa saat lagi mereka semua akan berkumpul dan berlibur disana, tapi kejadian nahas itu benar-benar terjadi.
Sebuah mobil Pick up yang kehilangan kendali menabrak mobil mereka yang akan berbelok ke arah kampus, dan yaaa,,,, kecelakaan itu tidak bisa dihindari, hantaman keras datang pada mobil mereka dan menghempaskan tubuh-tubuh penumpang di dalamnya, mobil berguling beberapa kali sampai akhirnya terjadi ledakan kecil pada mobil itu yang mengakibatkan kesulitan evakuasi korban yang ada di dalamnya.
Keysa yang sedari awal ada di dalam kampus, mendengar keributan jauh di luar kelasnya, semua orang berlarian ke luar kampus, keysa melihat dari lantai 3 kelasnya melalui jendela, hampir semua mahasiswa di kampus berhamburan keluar, itu membuatnya ikut penasaran, dia tidak ikut berlari keluar, dia hanya mengecek Group Whatsapp komunitas seninya, menanyakan apa yang sedang terjadi.
"Ada kecelakaan beruntun di depan kampus, bahkan terjadi kebakaran kecil pada salah satu mobil yang ikut jadi korban", salah satu anggota group menginfokan apa yang sedang terjadi di luar kampus, dan Keysa merasa tidak enak hati, mungkin itu sebuah firasat, ia sangat ingin menghubugi ibunya, sambil berlari ke luar kampus untuk ikut dengan temannya melihat kejadian, Keysa sambil tetap mencoba menelepon ibunya, tapi tidak ada jawaban, kemudian dia mencoba menelepon semua adiknya satu persatu tapi tetap tidak ada jawaban, karena perjalan ke depan kampus lumayan memakan waktu karena kelas Keysa jauh dari depan gerbang, sambil berlari entah kenapa air mata Keysa jatuh begitu saja.
"Apa yang terjadi padaku, kenapa perasaan ini sangat menyakitkan, ada apa ini", tanpa mengetahui apa yang terjadi dia mencemaskan semua anggota keluarganya yang tidak bisa dihubungi.
Tepat di depan matanya sekarang, setelah ia menyela kerumunan orang di depan kampus, disana sudah sangat ramai sesak, ambulan sudah tiba, ada juga pemadam kebakaran, polisi pengamanan dimana-mana, sebuah mobil yang tadinya terbakar sudah mulai padam, tapi plat nomor itu, masih sangat jelas tanpa tersentuh kerusakan sedikitpun.
"Apa ini? apa semua ini?" hati Keysa mulai menyangkal semua yang terpangpang nyata di depan matanya, jantungnya melemah dan dengan langkah kecil dia mendekati mobil yang sedikit hangus itu, dan ya,,, dia melihat satu korban yang di evakuasi keluar dari dalam mobil itu, dengan susah payah tim penyelamat mengeluarkan korban itu dari dalam mobil yang hangus terbakar, "KINAN, KINAN, KINAN,,,," Keysa berlari kencang mendekati korban yang di angkat menggunakan tanduj, "dia adikku, apa ini, lepaskan aku, itu adikku, aaaaahhhhh" keysa berteriak, dia di tahan oleh tim penjagaan karena di kahawatirkan mobil akan meledak lagi, semua orang di larang ke area kecelakaan, dan akhirnya Keysa jatub pingsan. Tim kesehatan segera membawa Keysa masuk ke dalam mobil ambulance yang terparkir dan berusaha membuat dia sadar. "Ibu, Kinan" Keysa terbangun dan berteriak memanggil ibu dan adiknya yang tadi terlihat olehnya.
"Dimana adik-adikku, ibuku, mereka semua keluargaku biarkan aku menemui mereka, aku keluarga korban kecelakaan itu" Keysa menjelaskan bahwa ia keluarga korban, disana ada temannya Keysa bernama Noni, dia menemani keysa di ambulance karena tadi melihat dia pingsan. "noni, mereka keluargaku, cepat bawa aku kesana, ada apa ini? kenapa mereka semua ada di sini" ,noni menangis di samping Keysa karena sudah mengetahui apa yang sedang terjadi tanpa menjawab permintaan Keysa yang ingin di bawa menemui keluarganya, "Key sabar dulu, mereka lagi di evakuasi dan akan di bawa ke RS, kamu sabar saja kita akan segera ke sana dengan ambulance ini" noni memeluk erat keysa agar lebih tenang.
Mobil ambulance korban sudah menuju rumah sakit dan Keysa mengikuti dari belakang bersama ambulance.
Sesampainya di rumah sakit Keysa kembali melihat Kinan, dia berlari menuju kinan yang terbaring di kasur di depan rumah sakit karena baru di turunkan dari ambulance, kinan masih memiliki kesadaran walaupun ia berlumuran darah dimana-mana,,, "kak, mana ibu kak? genta, Keyla, Kiran mana kak? mereka semua bersama ku di mobil, pak didi juga ikut" kinan menanyakan semua keluarganya, dan kemudian ia hilang kesadaran, "KINAAAAN,,,, dokter cepat selamatkan adikku", kinan di bawa oleh tim kesehatan dan masuk ruang operasi, keysa berlari-lari di dalam rumah sakit mencari anggota keluarganya yang lain.
Karena ini kecelakaan beruntun dan memakan banyak korban, semua korban di bagi-bagi ke beberapa rumah sakit terdekat, saat keysa sibuk mencari-cari anggota keluarganya yang lain, dia menemukan satu korban kecelakaan yang di bawa menggunakan kursi roda, dari belakang ia tahu "Ibu,,,,,, ibuuuu apa kau baik-baik saja, bu,,,,, kinan sangat berlumuran darah tadi bu, dia sangat lemah, aku takut terjadi apa-apa pada kinan?" keysa berlari mendekati ibunya yang di dorong oleh perawat menggunakan kursi roda, kondisi ibu tidak terlihat separah kinan, ibu hanya mengalami luka bakar pada lengan dan kakinya itupun tidak seberapa parah, dan ada lecet-lecet pada bagian mukanya, ibu masih terlihat sangat baik, "ibu baik-baik saja nak, apa kamu sudah melihat adik-adikmu yang lain?".
" syukurlah ibu baik-baik saja, aku akan mencari yang lain di rumah sakit sekitar sini mereka pasti di bawa ke rumah sakit yang lain, korban tidak di bawa ke satu rumah sakit bu".keysa bergegas pergi mencari adiknya yang lain, hatinya sedikit lebih tenang melihat sang ibu terlihat baik-baik saja.
You may also Like
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT