Download App
74.75% Tate no Yuusha no Nariagari / Chapter 77: Chapter 4 Dewa Burung Legendaris

Chapter 77: Chapter 4 Dewa Burung Legendaris

Si Tyrant Dragon Rex terbaring terpotong-potong bersimpuh darah, dan ada sesuatu yang bersinar diantara potongan-potongan itu. Itu seperti semacam ore yang berkilauan. Filolial Queen itu mengambilnya dan berbalik kearah kami.

"Maaf aku membuat kalian menunggu."

"..."

Kami semua terdiam gak bisa berkata apa-apa.

Bahkan Filo gak bisa menimbulkan damage pada monster besar itu, tapi Filolial Queen raksasa ini mengalahkannya dengan sangat mudah!

"Kau besar sekali...."

Mata Melty berkilauan saat dia menatap burung raksasa itu. Dia memang gampang sekali berganti suasana hati.

Setiap kali dia berbicara padaku dia hampir selalu histerik, tapi dia dia sopan saat berbicara pada orang lain, dan selalu memuji saat dia berbicara pada Filo atau Filolial lain.

"Kau pasti sang Pahlawan Perisai."

"Oh.... Ya."

Saat sesuatu seukuran bangunan berbicara padamu, kau akan menjawab sebaik mungkin.

Kalau kami adalah musuh, yah, aku yakin aku gak akan bisa mengalahkan dia dalam pertarungan... Aku nggak melihat adanya kemungkinan aku mengalahkannya.

Dan kalau Melty benar—kalau kami benar-benar dilingkupi sebuah medan kekuatan—maka kami nggak akan bisa kabur juga.

Aku bahkan berpikir mencoba kabur dengan menunggangi Filo, tapi kalau ini adalah seekor Filolial Queen, dia pastinya setidaknya secepat Filo. Mustahil untuk kabur.

"Apa kau perlu sesuatu dariku?"

"Aku punya banyak hal yang ingin kubicarakan denganmu. Tapi rasanya tidak sopan berbicara padamu seperti ini. Mohon tunggu sebentar."

Filolial Queen raksasa itu memejamkan matanya dan tampak berkonsentrasi. Saat dia melakukannya, dia mulai menyusut. Dan akhirnya sayap besarnya menutupi tubuhnya seluruhnya.

Saat dia membuka sayapnya lagi, ada seorang cewek muda berdiri disana, tingginya hampir sama dengan Filo, dengan sayap di punggungnya.

Rambutnya perak dengan garis-garis biru terang, dan dipotong dengan gaya bob[1].

Ada tiga rambut yang berdiri di kepalanya, seperti jambul.

Matanya merah, dan tatapannya mengandung suasana otoritas.

Wajahnya kecil dan tenang. Cukup cantik, sungguh.

Dia mengenakan gaun berwarna merah dan putih bergaya gothic.

"Ijinkan aku memperkenalkan diri. Aku Fitoria, ratu dari para Filolial."

Dia sedikit memiringkan kepala dan tersenyum, sebuah gerakan yang agak kekanak-kanakan berlawanan dengan suasana dari kekuasaan dan otoritas yang menyelimuti dia.

Sulit untuk mendeskripsikannya, tapi karena dia dalam wujud manusia, aku kayak mendapat kesan bahwa dia adalah seorang anak kecil yang berusaha bersikap seperti orang dewasa.

"Fitoria?! Tapi nama itu adalah nama dari Filolial dalam legenda!"

Melty terkejut.

"Benarkah?"

"Ya. Ada sebuah legenda yang mengatakan bahwa Fitoria dibesarkan oleh empat Pahlawan Legendaris dimasa lalu... saat mereka dipanggil selama gelombang kehancuran."

"Masa lalu... Yah, aku tidak tau berapa lama yang kau maksudkan, tapi dia mungkin nenek moyang?"

Kurasa aku ingat bahww, saat Motoyasu dan aku dipanggil, mereka mengatakan sesuatu tentang gelombang di jaman dahulu.

Kalau kami berbicara tentang sesuatu yang selama itu, maka dia nggak mungkin Filolial dari legenda itu, kan?

Itu pasti sebuah nama yang diwarisi oleh pemimpin Filolial saat ini.

Kalau tidak... seberapa tuanya gadis ini?

"Sejak awal namaku Fitoria, dan selalu Fitoria."

Fitoria memiringkan kepalanya kebingungan saat dia berbicara.

Dia sangat serius dan kuat, tapi terkadang dia menunjukkan gerakan-gerakan bego dari Filolial.

"Apa kau bilang bahwa kau telah hidup sejak jaman kuno?"

"Yup."

Dia mengatakannya dengan sangat meyakinkan. Aku menatap Filo, lalu kembali menatap Fitoria. Kurasa aku bisa mempercayainya.

Pikirkan saja seberapa cepatnya Filo tumbuh.

Kalau Filo jadi sebesar itu, kurasa kami nggak akan bisa memberi dia makan.

Sekarang saja kami sudah cukup kerepotan memberi dia makan. Aku gak mau dia lebih besar lagi. Kalau dia terlalu besar untuk diberi makan, maka kami mungkin harus berpisah.

Tapi kemudian aku teringat berapa banyak uang yang sudah aku investasikan pada Filo. Aku nggak bisa membiarkan uang itu sia-sia.

"Master, kau memikirkan hal aneh."

"Kau benar. Wajah yang dia tampilkan—itu artinya dia memikirkan sesuatu yang gak penting."

"Kau bisa membaca dia begitu baik. Aku gak tau."

"Kau akan mengetahuinya."

Bocah menjengkelkan. Aku berharap mereka berhenti mencoba mencari tau apa yang kupikirkan.

"Kau sedang berpikir bahwa kalau Filo jadi sebesar itu, kau akan meninggalkan dia."

"Boo!"

"Meninggalkan dia? Gimana bisa kau memikirkan hal seperti itu?! Padahal baru-beberapa menit yang lalu kau meminta dia untuk menjadi lebih besar!"

"Tenanglah. Gimana caranya kita memberi makan sesuatu yang sebesar itu?!"

"Tuan Naofumi.... Kurasa dia nggak akan jadi begitu besar dalam waktu semalam...."

"Memang, tapi coba pikirkan seberapa cepatnya dia tumbuh sampai ukuran sekarang. Kalau dia berkembang lagi, dia akan berakhir seperti itu!"

"....."

"Nona Raphtalia! Kenapa kamu tidak mengatakan apa-apa?"

Melty meraih tangan Raphtalia dan berteriak. Bagian menakutkannya adalah bahwa itu bisa betul-betul terjadi. Mungkin.

"Butuh waktu lama untuk tumbuh sampai ukuran itu, jadi jangan kuatir soal itu."

Fitoria tampak ragu-ragu untuk menyela, tapi dia mengangkat tangannya dan menjawab kekhawatiranku.

"Para Filolial normal punya rentang usia yang tetap beberapa dekade."

Yah, itu melegakan. Aku gak mau dia tumbuh secara tiba-tiba dan berubah menjadi sebesar gunung atau semacamnya.

Tapi kemudian aku menyadari bahwa perkataan Fitoria menyiratkan bahwa dia telah hidup jauh lebih lama.

"Nah sekarang, Pahlawan Perisai dan teman-temannya, bolehkah aku meminta kalian untuk memperkenalkan dir kalian?"

Yah... dia benar. Kalau dia sudah memberitahu namanya, maka sekarang adalah giliran kami.

"Aku Naofumi Iwatani. Iwatani adalah nama belakangku, dan Naofumi adalah nama depanku. Sepertinya kau sudah tau kalau aku Pahlawan Perisai."

"Yup."

Lalu Fitoria menatap Raphtalia.

"Namaku Raphtalia. Salam kenal."

"Salam kenal."

"Aku Filo!"

Filo nggak menunggu disuruh dan langsung memperkenalkan diri.

Fitoria menatap Filo sebentar lalu mengarahkan tatapannya pada Melty.

"Kita sudah bertemu sebelumnya, kan? Kau menyukai para Filolial. Kau melindungi aku saat itu. Terimakasih."

"Ya. Namaku Melty Melromarc."

"Baiklah. Aku akan memanggilmu Mel-tan."

Mel-tan? Dia gak punya selera yang bagus dalam memberi nama pendek.

Saat di duniaku sendiri, aku punya seorang teman yang biasa menambahkan "tan" pada semuanya. Itu membuatku teringat hal itu.

Sebagai seorang Otaku, aku mungkin berada dalam kategori sebagai orang yang melakukan itu....

"Meltan.... Senang bertemu denganmu."

Lihat tuh... Bahkan Melty menampilkan wajah aneh saat dia mendengarnya.

"Boo."

Filo melangkah maju. Itu hampir tampak seperti dia berusaha melindungi Melty dari Fitoria.

Apa dia cemburu? Dia seperti seorang teman pencemburu yang marah bahwa teman mereka berbicara pada orang lain.

Aku membayangkan Fitoria mengatakan sesuatu seperti, " Filo, perilaku seperti itu tidak akan mendapatkan simpati dari teman."

Apa aku terlalu memikirkannya? Itu mengingatkan aku pada adegan yang membawa perasaan trauma dari sebuah game yang pernah kumainkan.

Kalau kami semua terdiam, percakapannya akan mengarah ke arah yang aneh. Aku memutuskan untuk segera melanjutkan topik.

"Jadi? Tentu saja aku sangat berterimakasih padaku karena mengalahkan monster besar, Tyrant Dragon Rex, untuk kami.... tapi... apa yang bisa kami lakukan untukmu sekarang?"

"Aku akan menjelaskan semua rinciannya, tapi ini bukanlah tempat yang bagus untuk berbicara. Aku akan menunjukkan tempat yang bagus untuk berbicara, jadi ikutilah aku."

Fitoria menunjuk pada keretanya. Apa dia mau kami menaikinya seraya dia membawa kami ke suatu tempat?"

"Pertama-tama, kita harus...."

"Harus apa?"

Fitoria memiringkan kepalanya lagi.

Aku menatap mayat Tyrant Dragon Rex.

Sebagai tanggapan, Fitoria mengerutkan alisnya.

"Aku lebih senang para Pahlawan tidak menggunakan hal-hal dari para naga untuk meningkatkan senjata mereka."

Oh betul juga, para Filolial dan naga gak pernah akur. Sepertinya Ratu dari para Filolial ini memiliki cara pikir yang sama tentang mereka.

Tapi itu gak ada hubungannya denganku. Aku harus melakukan apapun yang aku bisa untuk menjadi lebih kuat.

Terutama mempertimbangkan seberapa kuatnya Tyrant Dragon Rex itu... Aku gak bisa mengabaikan meterial-material semacam itu.

"Bodo amat."

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menyuruh anak buahku membawanya. Silahkan naik ke kereta."

"Apa kau akan membawa organ-organnya juga? Para Filolial terkadang gak bisa mengendalikan nafsu makan mereka, dan aku butuh lebih banyak organ daripada tulang."

"Seperti yang kau inginkan."

"Makasih."

"Naofumi, kau serakah amat."

"Bodo amat."

Aku berjalan ke Tyant Dragon Rex yang sudah tercincang dan membiarkan perisaiku menyerap berbagai bagian dari tubuhnya.

Aku membiarkan perisaiku menyerap daging, tulang, sisik, tanduk, taring dan organnya. Itu membuka perisai baru.

....atau begitulah yang kukira. Sepertinya aku gak bisa sepenuhnya membuka perisai itu tanpa mencapai level yang lebih tinggi.

Dibandingkan dengan kekuatan kami, Tyrant Dragon Rex memiliki kekuatan yang jauh lebih besar, jadi kurasa itu wajar saja. Lagian, levelku masih belum cukup tinggi untuk membuka perisai yang kudapatkan setelah mengalahkan Zombie Dragon.

"Apa kalian sudah siap?"

Fitoria bertanya dengan tenang.

"Tentu...."

"Baiklah. Dan namamu Filo, kan? Bisakah kau berubah menjadi manusia dan naik bersama mereka?"

"Bisa... tapi aku lebih suka menarik kereta."

"Ini keretaku, jadi kau tidak boleh menariknya."

Aku gak tau apakah dia betul-betul gak mengijinkan orang lain menariknya, atau apakah dia secara kekanak-kanakan melarang Filo.

Mungkin dia betul-betul sama seperti Filo, tapi berpura-pura betul-betul penting.

"Um...."

"Filo... jangan egois. Hormati apa yang dikatakan Fitoria."

"Baik!"

Filo menjadi tenang dan berubah ke wujud manusianya.

Ada apa dengan mereka? Terserahlah. Kami semua naik ke kereta yang sangat megah milik Fitoria.

Bagian dalamnya lebih luas daripada yang kuduga. Tapi... kurasa kami akan memulai perjalanan dengan kereta.

Kami dikelilingi oleh kawanan besar Filolial. Kalau kami gak berhati-hati, kami akan segera ditemukan.

Kurasa Fitoria sudah memasang medan kekuatan pada kami, jadi itu akan menjauhkan orang. Kalau Motoyasu menyadari bahwa aku berada dalam kereta, dia akan mengejar kami—itu sudah gak diragukan lagi.

"Portal...."

Fitoria berjalan ke depan kereta dan mengambil tali kendalinya sebelum meneriakan sesuatu.

Saat dia berteriak, pemandangan disekitar kami langsung berubah.

"Apa?"

"Huh?!"

"Ap...Apa yang terjadi?!"

"W...Wow...."

Apa-apaan itu? Cewek ini betul-betul memiliki kekuatan yang mengesankan.

"Apa kita bergerak?"

Game-game sering menyediakan sebuah bentuk transportasi magis pada playernya yang akan mengijinkan mereka untuk teleport ke tempat-tempat yang sudah pernah dikunjungi.

Kebanyakan game-game terkenal punya fitur itu... Kurasa fitur itu merupakan bagian dari dunia ini juga.

Namun... Kalau aku belum pernah mendengarnya, maka itu pasti cukup langka.

Filolial Legendaris... Ya, mungkin dia punya alasan untuk mengklaim gelar itu.

"Kami harusnya bisa berbicara dengan aman disini."

Kami turun dari kereta dan melihat sekeliling. Sekeliling gelap, yang mana susah untuk melihat, tapi tampaknya kami berada dihutan.

Apa itu semacam desa didalam hutan? Tidak.... Reruntuhan?

Sepertinya itu adalah sebuah istana yang hancur.

Ada bebatuan berserakan dan terkubur tanah, disana sini bebatuan dari rumah-rumah terlihat dari suasana yang remang-remang. Tanaman telah tumbuh lebih tinggi dari segalanya, dan ukuran serta jangkauan akarnya mengisyaratkan bahwa tanaman ini sudah tumbuh disini cukup lama.

Lebih jauh lagi, tempat ini sudah jadi hutan.

Ada kabut putih yang tebal menyelimuti semuanya, yang mana membatasi seberapa jauh kami bisa melihat. Tanaman merambat dan semak-semak menutupi semuanya, sejauh yang bisa kulihat. Aku gak bisa memahaminya.

"Dimana kita?"

"Ini adalah negeri yang para Pahlawan pendahulu lindungi, atau reruntuhannya lebih tepatnya. Itulah yang mereka katakan."

"Itu sebuah jawaban yang samar."

"Yah, tempat ini memang seperti ini sejak sebelum aku lahir. Aku berusaha untuk melindunginya."

"Apa kau tinggal disini, Fitoria?"

Mata Melty berkilauan lagi.

"Hampir benar. Rumah asliku... yah... aku tidak membawa orang kesana."

"Huh...."

"Mungkin di hutan."

"Yup."

"Ini tua sekaliiiiiiiiiiiiiiiiiii!"

"Kau betul-betul bisa merasakan sejarahnya."

"Katakan padaku apa yang sebenarnya kau rasakan."

Mengatakan ini tua, atau aku bisa merasakan sejarah di sini... Filo dan Raphtalia sepertinya betul-betul berbagi pengalaman. Adapun untukku, kabutnya begitu tebal hingga aku gak betul-betul tau.

Gimanapun juga dia gak betul-betul "memandu" kami kesini. Dia cuma mentransport kami. Enak sekali. Gimana caranya kami kembali?

"Hei, karena kau mentransport kami kesini, aku bertanya-tanya apakah kau bisa menteleport kami ke suatu tempat yang spesifik saat tiba waktunya untuk pergi."

Kalau beruntung kami bisa lepas dari kejaran Motoyasu. Atau bahkan lebih baik lagi, kami bisa menemukan tempat yang aman di kerajaan demi-human tanpa perlu mengandalkan ibunya Melty.

"Kau baru saja sampai disini, dan kau bertanya tentang bagaimana caranya pergi?"

"Ini gak kelihatan seperti semacam tempat yang harus kami datangi."

"Apa?!"

Melty berteriak kecewa.

Apaan itu? Apa dia segitunya ingin bersama para Filolial?

"Untuk saat ini, beristirahatlah dulu."

Fitoria mengangkat tangannya, dan seekor Filolial muncul dari kabur menarik sebuah kereta yang berisikan kayu bakar. Dia melemparnya ke api, membuat api unggun yang besar.

Itu ide bagus, dan kami mungkin nggak perlu kuatir tentang menarik perhatian musuh.

Hutan ini nggak tampak dihuni oleh apapun yang lebih ganas dari seekor Filolial.

Karena para Filolial telah mengundang kami kesini dan meminta kami untuk beristirahat, kayaknya gak ada yang perlu dikuatirkan.

Sekarang juga sudah malam. Kami mungkin harus berbicara sambil beristirahat.

"Baiklah. Sudah pasti lebih baik beristirahat disini daripada ditempat kami berada sebelumnya. Semuanya mari istirahat."

"Okeeeeeee!"

"Ini adalah hari yang sulit dan panjang."

"Ya, memang... Kuharap Keel dan yang lainnya baik-baik saja."

"Mengkhawatirkan hal itu gak akan membantu mereka. Kalau kita mencoba kembali ke kota itu, mereka pasti akan menangkap kita."

"Ya....."

Kami duduk didepan api unggun dan bersantai.

Kami punya banyak daging Tyrant Dragon Rex, dan aku mulai memasaknya untuk makan malam. Beruntungnya, sumurnya masih penuh dengan air. Aku memeriksanya untuk memastikan air itu aman lalu memutuskan untuk membuat semur daging.

"Kita makan dulu untuk mengisi perut."

Aku berkata pada Raphtalia dan yang lainnya saat aku memasak.

"..."

Filo ngemut jari dan menatap rakus pada panci yang mendidih. Memang jumlah mereka sudah lebih sedikit karena teleportasi, tapi para Filolial di sekeliling juga kelihatan kelaparan.

Sialan. Susah sekali makan saat semua orang menatapmu.

"Um... Naofumi?"

"Tuan Naofumi. Susah sekali makan saat semuanya menatap kita."

"Ya, aku juga."

"Huh? Kalian berpikir begitu juga?"

Raphtalia dan Melty merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan. Mereka memegang mangkok mereka dan melihat sekeliling dengan gugup.

Cuma Filo yang melahap makanannya dengan rakus tanpa memikirkan apa-apa.

"Kau mau makan juga?"

"Bolehkah?"

"Yah, kami gak punya makanan yang cukup untuk diberikan padamu dengan ukuranmu yang sebelumnya."

"Tidak apa-apa."

Yang bisa kulakukan cuma menawarkan Fitoria makanan, tapi para Filolial di sekeliling mulai berisik sebagai tanggapannya.

"Diam."

Mereka semua terdiam karena teguran Fitoria tapi mereka terus menatap dengan tekad yang menekan.

"Ini lezat!"

"Memang."

Ugh. Sekarang Filo menatap aku dengan penampilan minta lagi dimatanya. Dia dan Fitoria seperti dua orang kembar. Meski mereka berbeda warna, jadi kurasa itu membuktikan mereka gak berhubungan darah.

Dengan Melty di samping mereka, mereka bisa jadi saudari. Mereka cukup manis. Aku harus melukis mereka.

"Sangat lezat."

Raphtalia memiliki tata krama yang lebih baik dari mereka. Dia lebih bermartabat.

Melty bermartabat juga, tapi dia memiliki sesuatu yang sama dengan para Filolial yang rakus, yang mana membuatku ingin menyamakan mereka semua.

"Apa?"

Melty melotot padaku.

"Nggak ada."

"Apa kau memikirkannya hal-hal kasar lagi?"

"No comment."

"Itu artinya iya, kan?"

"Aku berpikir bahwa mereka berdua membuatmu kelihatan sedikit kasar. Kau harus memilih temanmu lebih baik lagi."

"Apaan itu?"

Mulai lagi dah. Dia bisa sangat berisik.

"Sudah, sudah... Aku...."

Raphtalia berhenti di pertengahan kalimatnya untuk melihat sekeliling pada para Filolial. Mereka menatap balik.

Aku gak bisa mengabaikan mereka juga. Aku merasa seperti makanan akan nyangkut di tenggorokanku. Aku mulai merasa jengkel.

"Ini semakin menjengkelkan! Nggak bisakah kita membuat porsi yang sangat besar? Aku akan membuatkan apapun yang mereka mau, bawakan saja beberapa peralatan padaku!"

Pada akhirnya, aku gak bisa menahan tatapan mereka yang terus-menerus, jadi aku membuat sup besar dan membiarkan mereka memakannya.

Semua itu membutuhkan waktu beberapa jam.

Sebelum mereka selesai makan, Raphtalia, Filo, dan Melty sudah ketiduran. Aku kecapekan karena masak.

"Whew....."

Aku sedang membersihkan peralatan dan mengeluh pada diriku sendiri tentang kenapa aku harus membuang waktuku untuk memberi makan sekelompok burung saat Fitoria datang padaku.

"Apa maumu? Sudah gak ada sisa."

"Aku tau itu."

"Oh. Baikkah kalau begitu. Apa maumu? Gak bisakah tunggu bedil pagi saja?"

Aku ingin istirahat.

Huh? Melty dan Filo bersandar pada beberapa Filolial dan tidur nyenyak.

Enak sekali. Pasti sangat enak tidur seraya orang lain mengerjakan semua pekerjaan. Dia betul-betul terbiasa dengan kehidupan kerajaan.

"Aku juga berpikir begitu. Tapi waktunya tepat, jadi aku ingin berbicara sebentar."

"Apa itu?"

"Aku ingin tau bagaimana monster tersegel itu bisa dilepaskan."

"Huh? Kau datang tanpa mengetahui itu?"

"Tidak... Aku datang karena aku diberi laporan bahwa seorang kandidat ratu yang baru telah muncul."

"Seorang kandidat ratu? Maksudmu Filo?"

Fitoria mengangguk.

"Boleh aku tanya satu hal?"

"Apa?"

Itu adalah sebuah rasa ingin tau yang ada padaku sejak Filo menetas.

"Kenapa Filo tumbuh begitu berbeda daripada para Filolial lain?"

Fitoria bilang bahwa dia adalah seorang kandidat ratu.

Itu sebabnya kupikir dia mungkin mengetahui jawabannya.

"Karena dia dibesarkan oleh seorang Pahlawan."

Seperti yang kucurigai. Filo jelas-jelas berpenampilan berbeda dari para Filolial lain, dan dia bahkan bisa berubah wujud menjadi seorang manusia. Apa itu karena aku yang membesarkan dia?

"Aku sudah menjawab pertanyaanmu. Sekarang jawab pertanyaanku"

"Aku gak tau seberapa banyak aku bisa menjawabmu. Berapa banyak yang kau ketahui tentang aku?"

"Aku tau bahwa kau adalah seorang Pahlawan yang dipanggil kesini karena adanya gelombang. Aku tau bahwa kau dianggap musuh agama dari Melromarc, negeri supremasi manusia."

"Oh....."

Apa dia mengetahui semua itu melalui kabar dari para Filolial lain?

Aku gak tau seberapa baik para Filolial bisa berkomunikasi dengan satu sama lain, tapi aku nggak menduga bahwa mereka begitu handal dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi.

"Aku tidaklah kuat. Aku melupakan banyak hal."

"Kau sendiri yang mengatakannya, bukan aku. Jadi...."

Aku menjelaskan segala sesuatu tentang bagaimana Tyrant Dragon Rex terbebas dari batu penyegel.

Lalu aku mulai menceritakan pada dia tentang diriku sendiri. Aku memberitahu dia bagaimana aku dipanggil, lalu dijebak dan didiskriminasi. Aku menceritakan semua kejadian besar yang terjadi sampai sekarang.

"....whew."

Fitoria mendesah dalam-dalam.

"Apa?"

"Aku cuma capek saat aku mendengar hal-hal bodoh yang dilakukan para Pahlawan, mengingat bahwa gelombang kehancuran adalah hal yang harus difokuskan oleh mereka."

"Itu bukan aku. Itu mereka."

"Aku tidak peduli tentang itu. Aku hanya harus menjalankan tugas yang telah dipercayakan padaku oleh tuan lamaku... sang Pahlawan."

"Huh...."

"Dari sudut pandangku, pertikaian-pertikaian kecil antara manusia dan demi-human tidaklah penting. Dunia ini ada bukan hanya untuk manusia. Meski demikian, aku tidak tahan melihat para Pahlawan bertikai. Saat para Pahlawan bertarung, aku tidak bisa mencapai apa yang telah dipercayakan tuanku padaku."

"Dan apa itu?"

Kurasa yang dia maksudkan bahwa seorang pahlawan dari masa lalu telah meminta dia untuk melakukan sesuatu.

Berdasarkan pada apa yang baru saja dia katakan, kurasa aku nggak bisa mengharapkan Fitoria untuk ikut campur dalam pertarungan antara manusia dan demi-human dalam waktu dekat.

"Itu terdengar seperti kau mengatakan kau nggak berencana untuk ikut kelompok, tapi kau merasa seperti kau harus membantuku karena aku seorang pahlawan."

"Itu benar. Para manusia dan aku berada dalam konflik yang sangat panjang. Dahulu kala aku memutuskan untuk tidak ikut serta. Aku memutuskan bahwa aku hanya akan berhubungan dengan rasku, para Filolial."

Seperti apa yang dipikirkan oleh seekor monster berumur panjang seperti Filolial ini tentang manusia? Bagaimana caranya dia menggunakan mereka?

Untuk kenyamanan? Tidak—kalau ada kekuatan yang lebih kuat, suatu kekuatan yang gak bisa mereka pahami, mereka akan berusaha menyingkirkannya.

Awalnya mereka mungkin mencoba memujanya atau semacamnya.

Mungkinkah dia sudah lelah dengan otoritas dan meninggalkan dunia agar dia bisa hidup bersama para Filolial di hutan? Dia mungkin berpura-pura menjadi seekor Filolial normal dan berkeliling.

Sebelum Melty tidur, dia terus berbicara tentang bagaimana dia bertemu dengan Fitoria sebelumnya. Dia jelas-jelas sangat senang.

Itu terdengar seperti Fitoria diam saja untuk memperhatikan cara para Filolial normal berinteraksi dengan manusia—sesuatu semacam itulah.

"Apa keempat Pahlawan Suci tau? Tentang jam pasir naga? Aku telah melindungi area yang dipercayakan padaku, tapi keempat Pahlawan tidak mengerjakan bagian mereka dimanapun."

"Jam pasir naga? Aku tau itu."

"Lalu kenapa kau tidak ikut serta dalam gelombang?

Apa yang terjadi? Aku punya firasat buruk. Buruk sekali.

Aku tau kalau ada jam pasir naga ada di negeri-negeri lain juga.

Mungkinkah... Apa yang dikatakan bahwa gelombang di negeri lain muncul di waktu yang berbeda?

"Apa maksudmu?"

Yang kutau adalah bahwa gelombang muncul sebulan sekali.

Kalau itu terjadi diseluruh dunia, kurasa aku nggak akan bisa berbuat banyak tentang itu.

Menurutmu bahwa negeri-negeri lain akan mencoba membangun pertahanan mereka, sehingga mereka nggak perlu bergantung pada para pahlawan untuk perlindungan.

Aku asumsikan bahwa salah satu dari para pahlawan dimasa lalu pasti telah meminta Fitoria untuk mengawasi hal itu.

Tapi sekarang dia jengkel bahwa para pahlawan yang dipanggil gak sepenuhnya mencurahkan tenaga mereka untuk melawan gelombang?

"Aku gak kayak para pahlawan yang lain. Aku mungkin memang dipanggil kesini, tapi aku gak tau apa-apa. Nggak seorangpun yang menjelaskan sesuatu padaku. Aku cuma tau kalau ada jam pasir di tempat-tempat lain belum lama ini."

"Baiklah. Aku mengerti. Aku punya pertanyaan lain."

"Apa?"

"Aku merasakan suatu kekuatan yang tidak menyenangkan dari Perisai itu. Apa kau pernah menggunakan Rangkaian Kutukan?"

"Kau betul-betul tau semuanya."

Dia betul-betul berasal dari legenda. Dia bahkan tau tentang Rangkaian Kutukan. Dia tau tentang Shield of Rage.

"Aku mengerti bahwa Rangkaian Kutukan tersebut sangat kuat, tapi itu meminta banyak sebagai gantinya. Pada akhinya itu akan melahapmu. Kau jangan menggunakannya."

"Tapi ada pertempuran-pertempuran yang gak bisa kumenangkan tanpa menggunakannya. Aku bisa mengendalikannya sampai sejauh ini, jadi kurasa aku baik-baik saja."

Itu benar. Ada sejumlah pertempuran yang gak akan bisa kumenangkan kalau aku nggak menggunakan Shield of Rage. Rja benar bahwa perisai itu meminta banyak sebagai gantinya, tapi aku mendapati aku akan baik-baik saja kalau aku bisa mengendalikannya.

Selama Raphtalia bersamaku, aku harusnya bisa melawan amarahku.

"Apa kau yakin?"

"Ya."

Fitoria mengulurkan tangan dan menyentuh perisaiku. Dia memejamkan matanya.

"Suatu hari, Perisai terkutuk itu akan menguasai menyatakan Pahlawan Perisai. Kesadaran naga masuk kedalam Perisai saat intinya diserap. Perisai itu jangan digunakan didekat orang yang membunuh seekor naga—jika tidak amarahnya akan menjadi terlalu kuat untuk dikendalikan."

Shield of Rage telah menjadi lebih kuat setelah menyerap inti naga. Apa itu artinya bahwa perisai itu juga menyerap kemarahan si naga?

Kalau itulah sebab yang membuat perisai itu menjadi begitu kuat, maka siapa yang dibenci naga itu? Siapa yang telah membunuh naga itu?

Mungkinkah Ren lah orangnya? Pahlawan Pedang yang telah membunuh naga itu.

Jadi apa yang Fitoria katakan adalah bahwa aku nggak boleh menggunakan Shield of Rage ketika ada Ren didekatku? Kalau aku melakukannya, maka kekuatannya akan lepas kendali?

Aku sudah bertarung melawan Ren baru-baru ini, tapi aku mempertahankan jarak yang cukup jauh. Dan Ren sendiri juga nggak betul-betul berusaha melawanku.

Apa itu sebabnya nggak ada yang terjadi? Atau mungkinkah perisainya telah mencoba mengambil alih, tapi itu nggak cukup kuat untuk mengendalikan aku?

"Tapi kalau aku ingin bertahan dama pertempuran, aku mungkin harus menggunakannya."

Aku paham kalau itu berbahaya. Tapi kalau aku nggak bisa melindungi orang-orang tanpa menggunakannya, lalu apa aku punya pilihan?

Setelah gelombang berakhir dan dunia kembali damai, aku berencana kembali ke duniaku sendiri.

Memang mudah untuk mengatakan bahwa perisai itu berbahaya dan aku gak boleh menggunakannya—tapi ada saat-saat dimana aku gak punya pilihan.

"Baiklah kalau begitu. Ijinkan aku mengganti topik."

"Itu gak kelihatan seperti kau setuju denganku."

Dia mengangguk. Kurasa dia gak setuju, tapi sudah siap untuk melanjutkan pembicaraan dengan topik berikutnya.

"Dunia sedang mengalami kekacauan besar karena gelombang. Kenapa para Pahlawan saling bertarung satu sama lain?"

"Itu bukan salahku. Itu salah mereka—dan negeri itu. Mereka memfitnah aku dan mendiskriminasi aku."

"Aku sudah mendengar dasarnya. Itu tidak penting. Para Pahlawan tidak punya waktu untuk di sia-siakan pada masalah sepele semacam itu."

"Gampang sekali kalo ngomong."

"Aku ditugaskan untuk melindungi dunia. Tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri. Aku tidak bisa melakukannya tanpa para Pahlawan."

Setelah semua kekuatan yang baru saja dia tunjukkan? Apa dia yakin dia gak bisa menyelamatkan dunia dari gelombang?

Dari apa yang kulihat, dia sudah jauh lebih kuat daripada Itsuki, Ren, atau Motoyasu.

Dia masih belum cukup kuat untuk menyelamatkan dunia.

Atau mungkin maksud dia adalah bahwa dia gak akan bisa melakukannya selamanya.

Apa itu artinya bahwa para pahlawan masih bisa menjadi jauh lebih kuat? Lebih kuat daripada dia saat ini?

Kurasa mereka tetaplah para pahlawan, meskipun hati mereka busuk. Kalau para pahlawan nggak berguna, kurasa dunia ini nggak akan mau repot-repot memanggil mereka dari dunia lain.

"Sejujurnya, masalah dari para manusia bukanlah urusanku. Bagaimana mereka berkelahi... apa yang mereka perebutkan.... Tapi para Pahlawan berbeda."

"Kenapa?"

Fitoria menggeleng dalam diam.

"Itu terjadi.... sudah sangat lama sekali, begitu lama hingga aku tidak bisa mengingatnya dengan baik. Yang kuingat adalah bahwa aku tidak bisa membiarkan para Pahlawan bertarung diantara mereka sendiri."

Dia lupa pada hal yang membuat dia begitu marah?

Yah, gimanapun juga dia adalah seekor Filolial. Aku gak bisa mengharapkan dia semacam orang jenius yang memiliki ingatan sempurna. Lihat saja Filo.

Tapi dia masih mengingatnya. Aku nggak bisa ikut campur, tapi sesuatu terasa sangat salah.

Aku punya perasaan tekanan yang aneh berasal dari Fitoria beberapa saat yang lalu. Sesuatu yang kuat, sesuatu yang.... agresif. Itu membuatku merinding.

"Aku ingat. Aku diberitahu... Kalau para Pahlawan mulai bertarung diantara mereka sendiri... maka, demi kebaikan dunia, aku harus membuang mereka agar para Pahlawan baru bisa dipanggil."

Itu dia. Itulah apa yang ingin dia katakan padaku.

Dia mengatakan bahwa kalau aku nggak bisa akur dengan para pahlawan lain, dia akan membunuh kami. Itulah satu-satunya cara untuk mengalahkan gelombang.

Itulah yang ingin dikatakan Filolial Legendaris ini. Pasti ada alasannya.

Itu pasti merupakan sebuah perintah dari salah satu pahlawan dari masa lalu.

Tapi—

"Itu bukan salahku. Mereka menolak mendengarkan alasannya. Mereka menolak untuk berteman. Aku sudah gak bisa berbuat apa-apa lagi tentang itu."

Ya, Lonte itu memfitnah aku. Sampah itu menangkap dan mendiskriminasi aku, dan para pahlawan lain menentangku bahkan tanpa mempertimbangkan cerita dariku. Aku sudah gak bisa berbuat apa-apa lagi.

Dan sekarang.... setelah aku bersusah payah mendapatkan uang serta memperoleh begitu banyak kepercayaan orang-orang... Sekarang mereka memfitnah aku atas penculikan Putri Melty dan mengirim pembunuh untuk membunuh kami.

Dan Fitoria ingin kami berteman baik? Yang bisa kulakukan adalah mengantar Melty pada ibunya. Itu akan memberikan pukulan berat pada Church of the Three Heroes, dan kemudian aku akan mendapatkan tempat aman di negara lain daat semua itu terjadi.

Berteman dengan para pahlawan lain? Mustahil.

"....Yah."

Fitoria mendesah, seolah dia menyerah. Lalu api muncul di matanya.

"Maka kurasa itu tidak bisa dihindari lagi."

Dia melangkah mundur kemudian berjalan ke kegelapan. Itu adalah cara yang aneh untuk mengakhiri percakapan.

Aku gak suka kemana ini mengarah. Aku ragu dia akan pergi dan meninggalkan kami begitu saja.

Tapi aku... Nggak mungkin aku bisa bergantung pada para pahlawan lain. Itu mustahil.

***


Chapter 78: Chapter 5 Filo Vs Fitoria

Panas sekali.

"Gahhhh!"

Aku bisa mendengar sekelompok Filolial berteriak serempak, dan tubuhku terasa panas dan gak bisa bergerak.

Saat aku membuka mataku, aku menyadari aku sepenuhnya dikelilingi oleh para Filolial yang bersaing untuk mendekati aku.

"Ap...Apa yang terjadi?!"

"Hei! Master itu punyaku!"

Filo dengan serakah mendorong para Filolial lain menjauh dalam upaya untuk menguasai aku sendiri.

"Oh, ayolah..."

Saat aku akhirnya sepenuhnya sadar, aku menyadari sekarang sudah siang.

Kalau aku mulai masak dan bersantai, akankah hari ini akan berakhir sama seperti tadi malam?

"Hei, apa benar kau bertarung melawan Griffin King legendaris?"

"Yup. Memang. Lebih tepatnya, itu sebenarnya adalah seekor monster yang seorang manusia buat dengan mengubah para griffin biasa. Dia membuat begitu banyak Griffin King hingga semua Filolial terbang menghilang. Langit dipenuhi dengan kawanan griffin terbang."

"Oke, tapi apa kau mengalahkan Dragon King?"

"Iya. Aku merobek dia jadi kecil-kecil, tapi dia terus beregenerasi. Itu membuat pertarungan jadi sulit."

"Wow! Hei, apa benar Pedang Suci legendaris bersemayam di wilayah Filolial?"

"Ada sebuah pedang suci, tapi aku tidak tau tentang sebuah pedang legendaris. Kurasa tidak ada hal semacam itu. Meski beberapa senjata para Pahlawan lama masih disini."

Mata Melty berkilauan lagi, dan dia memgarahkan pertanyaan-pertanyaan seperti senapan mesin pada Fitoria.

Pada saat yang sama, Filo berdiri dibelakang dan melihat. Dia jelas-jelas cemburu.

Itu adalah sebuah adegan yang lucu. Kuharap hubungan mereka bisa bertahan.

Baiklah. Kami sudah selesai istirahat sekarang. Apa yang harus kami lakukan?

Aku memakan makanan ringan dan menoleh pada Fitoria. Kami betul-betul gak punya waktu untuk bersantai-santai.

Aku menyadari bahwa Fitoria mungkin cukup kuat untuk menteleport kami semua ke tempat sang ratu berada dimanapun itu. Aku harus menemukan cara untuk meyakinkan dia untuk membantu kami.

"Baiklah... Kalau begitu."

Fitoria berdiri dan mulai merapal sebuah mantra pada Melty. Angin berhembus dan membentuk semacam kerangkeng disekitar dia.

"Ap...Apa ini?!"

Melty meraih jerujinya dan mencoba kabur, tapi jeruji itu tajam dan melukai tangannya. Sedikit darah menetes pada jarinya.

"Apa yang kau lakukan?!"

Filo dipenuhi amarah menatap Fitoria.

"Mel-tan, kau akan menjadi sanderaku sekarang."

"Kenapa?"

"....."

Fitoria tidak menjawab dan hanya menatap kami. Udaranya dipenuhi dengan ketegangan.

Apa ini... Apa ini kelanjutan dari apa yang dia bicarakan tadi malam? Apa dia akan membunuh kami... dan kemudian pergi membunuh para pahlawan yang lain juga? Kami mungkin harus beranggapan begitu.

"Melty!"

Raphtalia berteriak memanggil Melty.

Sialan.... apa kami harus melawan Filolial raksasa itu disini?

Aku nggak bisa membayangkan suatu cara agar kami bisa menang.

Area ini penuhi suasana yang mencekam, tapi itu bukan berasal dariku. Apa aku punya pilihan lain selain menggunakan Shield of Rage?

"Kau tidak boleh menggunakan kekuatan terkutuk."

Cahaya muncul disekitar perisaiku.

—Karena adanya gangguan, perisai tidak bisa diganti.

...Muncul di bidang pandangku. Itu adalah hal yang sama yang terjadi kemarin.

"Tolong dengarkan aku."

"Kenapa juga aku harus mendengarkan seseorang yang berkelakuan sepertimu?"

"Kalau kau menolak mendengarkan, aku tidak punya pilihan selain membunuh para Pahlawan yang lain."

"Ap...."

Dia mungkin bisa melakukannya.

Dia sudah jelas jauh lebih kuat dibandingkan kami. Mengingat bahwa kami gak bisa memberi damage yang besar pada Tyrant Dragon Rex. Meski monster itu sangat kuat, Fitoria mengalahkannya bahkan tanpa meneteskan keringat.

Dan sekarang kami harus melawan dia?

Kami akan kalah.

"Nggak mungkin kami bisa akur."

"Apa yang kamu bicarakan?"

"Tadi malam cewek ini bilang bahwa dia akan membunuh kita semua kalau para Pahlawan gak mulai bekerjasama."

"Damai dengan para Pahlawan lain? Aku nggak yakin itu bisa dilakukan."

Raphtalia mengerutkan kening dan berpikir sejenak. Apa Fitoria paham apa yang kamu katakan? Bukankah itu akan lebih kasar kalau berbohong dan mengatakan bahwa kami akan berteman?

"Baiklah kalau begitu...."

Fitoria mengangkat jari telunjuknya dan mengarahkannya pada Filo.

"Kalau begitu aku meminta duel dengan Filolial yang kau besarkan. Kalau dia cukup kuat, maka aku akan melepaskan Melty, dan menawarkan penangguhan padamu."

"Apa maksudnya?"

"Kau akan mengetahuinya nanti."

Apa yang dia mau dariku?

"Aku akan bertarung dengan wujudku saat ini. Filo, aku minta kau juga melawanku dalam wujud ini."

Mereka harus bertarung dalam wujud manusia? Filo mungkin punya kesempatan...

Kalai mereka bertarung dalam wujud sejati mereka, Filo gak punya peluang. Tapi kalau mereka berdua bertarung dalam wujud manusia, mungkin Filo bisa menang. Untungnya lagi, kami punya senjata yang bisa Filo gunakan saat dia dalam wujud manusia.

"Oke!"

Filo mengulurkan tangannya ke sayap yang ada di punggungnya dan mengeluarkan sarung tangan.

Pak tua pemilik toko senjata sebenarnya membuat sarung tangan itu untuk aku agar aku bisa menarik kereta kalau memang perlu. Tapi sihir milik Filo telah mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih mirip cakar. Sarung tangan itu telah banyak membantu kami saat kami berhadapan dengan Motoyasu. Namun....

"Hei! Jangan seenaknya memulai sesukamu."

"Ya, Filo. Kau harus melakukan sesuai yang dikatakan Tuan Naofumi."

"Tapi Mel...!"

"Kalau kau tidak bertarung, maka semua orang akan mati. Kita betul-betul tidak punya pilihan."

"Sialan...."

Memang tampak seperti Fitoria berencana bertindak duluan.

Itu membuatku sangat cemas saat berpikir bahwa yang bisa kulakukan cuma berdiri di belakang dan menonton saja. Dia mungkin berencana mengalahkan Filo, lalu beralih pada kami dan membunuh kami. Aku merasa aku nggak akan bisa menghentikan dia.

Kami gak punya pilihan lain.

"...Baik."

"Kalau begitu mari kita mulai."

Fitoria mengangkat tangannya, dan suatu dinding terbentuk dari angin muncul diantara mereka dan kami. Memisahkan mereka sendiri, Fitoria dan Filo berdiri di semacam ring.

"Kau harus tetap dalam wujud manusiamu di dalam ring ini. Peraturannya tidak boleh dilanggar."

"Aku akan menyelamatkan Mel! Aku gak akan kalah dari Fitoria!"

Aku sangat cemas karena cuma bisa berdiri diam sambil menonton saja. Kalau terlihat Filo dalam masalah, aku akan melanggar peraturannya dan ikut campur.

"Aku datang!"

Filo mengangkat sarung tangannya dan memejamkan matanya untuk berkonsentrasi. Sarung tangan itu berubah menjadi cakar, dan mengacungkannya sebelum menyerbu kearah Fitoria.

"Hya!"

Filo yang pertama menyerang.

Dia melompat ke udara dan berputar untuk menendang Fitoria di bagian perut.

"Lambat."

Fitoria mengangkat tangannya dan dengan mudah menghentikan tendangan tersebut.

"Whoa!"

Filo berputar kembali karena serangan yang terblokir, tapi Fitoria yang berada di belakang dia mengarahkan pukulan demi pukulan.

Filo berhasil menahan serangan tersebut. Lalu tanah berguncang. Fitoria menghentakkan kakinya ke tanah dan membentuk sebuah retakan disekitar dia. Seberapa kuatnya cewek ini?

"Berjuanglah, Filo!"

Melty berteriak dari dalam kerangkeng.

"Aku nggak akan kalah!"

Filo berbalik pada Fitoria dan menyerang dia dengan cakarnya. Disaat yang sama, Filo tampak kabur.

"Lambat!"

"Clang!"

Terjadi suara dentuman yang menggetarkan, tapi Filo berhasil menghindari serangan tersebut dengan sebuah salto belakang yang lincah.

"A...Apa?!"

"Lambat."

"Ugh...."

Filo mengerang dengan suara yang jarang selalu dia gunakan.

"Dia begitu cepat. Tapi aku gak akan kalah."

Filo meluruskan posturnya dan menyilangkan tangannya sebelum menyerbu kedepan. Apa dia akan menggunakan serangan terbaiknya?

"Haikuikku!"

Tiba-tiba Filo terlihat kabur, dan udara dipenuhi dengan getaran dari serangan beruntun yang cepat.

"Sudah kubilang. Lambat."

Fitoria perlahan-lahan mengangkat dan menurunkan tangannya. Lalu dia memutarnya membentuk sebuah lingkaran.

Cuma itu yang dia lakukan, tapi....

"AHHHHHH!"

Filo terlempar ke belakang.

Filo berputar, dan sayap di punggungnya terbuka. Sayap itu mengumpulkan udara, dan dia mendarat dengan aman.

"Kau menangkis serangan terbaikku!"

"Mel adalah temanmu, kan? Kalau kau tidak mengerahkan segala kemampuanmu..."

Fitoria berdiri sambil berkacak pinggang, mengejek Filo. Dia tampak seperti dia kecewa terhadap kemampuan Filo.

Tiba-tiba kerangkeng Melty menyusut. Kerangkeng itu menekan dari segala sisi.

"Wa!"

Melty meringkuk agar jeruji itu nggak melukai dia. Filo menyaksikan sambil ketakutan, dan sesuatu tersentak.

"Mel! Uh...."

Sayap milik Filo terbuka, dan dia mengarahkan cakarnya pada Fitoria. Dia menyerang.

Fitoria gak bergerak. Dia gak menghindari serangan itu ataupun berupaya bertahan. Percikan api berhamburan saat serangan itu mengenai sasarannya, tapi dia tetap tak terluka.

Itu mengesankan. Apa dia segitu kuatnya sampai-sampai mengabaikan serangan Filo?

Aku bisa bilang apa? Sampai sejauh ini, Filo memiliki serangan terkuat dari semua orang di party kami. Kalau Fitoria cuma bermain-main dengan dia seperti ini.... Dia pasti memiliki pengalaman yang sangat banyak. Aku penasaran berapa levelnya dia.

"Kalau begitu, rasakan ini!"

Fitoria mengepalkan tangannya dan melakukan serangan balik pada Filo. Serangan itu nggak mengenai Filo ataupun menyerempet dia. Tapi pakaian Filo sepertinya robek karena serangan itu.

"Kurasa pakaian sihir seperti itu tidak bisa melindungimu."

Dia mengeluarkan pukulan bertubi-tubi, dan sekarang serangan-serangan itu nampaknya mengenai sasaran.

Sialan... Aku benci bahwa aku gak bisa ikut campur.

Apa yang dia maksudkan dengan pakaian sihir? Betul juga. Pakaian Filo dibuat di sebuah toko sihir. Mereka membentuk sihir milik Filo menjadi benang, dan kemudian mereka menggunakan material itu untuk membuat pakaiannya.

Pasti itulah yang dia maksudkan. Pakaian sihir adalah pakaian yang terbuat dari sihir.

Fitoria mengangkat tangannya, dan tiba-tiba di tangannya muncul cakar yang berkilauan. Dia mulai menyerang Filo dengan cakar itu.

Cakar itu meninggalkan jejak cahaya saat melintasi udara. Filo menunduk dibawah salah satu lintasan serangan itu. Cakar tersebut mengikis ujung kepalanya.

"Itu adalah serangan yang kau lakukan dalam wujud Filolial."

Fitoria menjelaskan dengan tenang.

Serangan itu sangat cepat hingga hampir mustahil menghindarinya. Dan itu merupakan sebuah serangan sihir.

"Aku gak akan kalah!"

Filo sekali lagi mulai menggerakkan tangannya naik turun.

"Aku adalah sumber dari segala kekuatan. Dengarkan kata-kataku dan patuhilah. Buatlah sebuah tornado angin dan hempaskan dia! Zweite Tornado!"

Sebuah tornado ganas muncul dari tangan Filo dan terbang ke arah Fitoria. Tapi....

"Aku adalah sumber dari segala kekuatan. Dengarkan kata-kataku dan patuhilah. Buat tornado miliknya tidak efektif! Anti-Zweite Tornado!"

Terdengar suara keras, dan sesuatu nampaknya menyelimuti Filo. Sihir tornado yang Filo keluarkan menghilang seolah nggak pernah ada.

"Sihir gangguan...."

Coba kuingat... Ya, kurasa di bagian awal buku sihir yang kumiliki telah menyebutkan sesuatu semacam itu.

Sihir gangguan. Ya, kurasa disebutkan bahwa itu bisa dilakukan dalam teori, tapi itu bergantung pada kemampuanmu untuk memahami sifat dari lawanmu, yang mana membutuhkan kekuatan yang besar.

Sepertinya itu bekerja dengan menganalisa dan memahami pola yang melekat pada sistem rangka sihir. Setelah polanya dipahami, kau harus mengeluarkan pola yang berlawanan dengan sangat cepat.

Mantra-mantra yang lebih tinggi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk digunakan, dan oleh sebab itu lebih mudah untuk di blokir. Tapi menggunakan sihir gangguan pada sihir tingkat menengah seharusnya sangat susah.

"Aku nggak akan kalah!"

Penuh tekad, Filo berlari kearah Fitoria. Tapi bagaimana caranya dia bisa mengetahui serangan ini berbeda dengan upaya-upaya yang sebelumnya? Fitoria bilang bahwa pakaian Filo merupakan sihir.

Ini adalah tentang pertahanan. Pertahanan yang merupakan spesialisasiku.

Pakaian Filo awalnya terbuat dari sihir. Memfokuskan sihir bisa memulihkan pakaian itu.

Jika demikian, maka itu artinya....

"Tunggu, Filo!"

"Ada apa, Master? Aku sibuk sekarang ini!"

"Gunakan sihirmu untuk memperbaiki pakaianmu! Fokuskan sihirmu pada pakaianmu. Cuma itu satu-satunya cara!"

"Oke!"

Filo melompat mundur untuk menjaga jarak sebelum menangkat tangannya dan berfokus pada pakaiannya. Pakaian itu mulai memperbaiki diri.

Lalu pakaian itu mulai bersinar samar-samar.

Aku punya perasaan bahwa ini akan meningkatkan pertahanannya saat dia dalam wujud manusia.

Fitoria berlari kearah Filo dan mulai memukul dia.

"Ha!"

Pukulan Fitoria cukup kuat untuk mengguncang tanah, tapi Filo menangkisnya dengan tangannya.

"Ugh... kuat... banget... Tapi..."

Aku bertanya-tanya.... akankah Filo bisa bertahan dari serangan bertubi-tubi kalau dia nggak memfokuskan sihirnya pada pakaiannya?

Filo menerima serangan itu lalu menepis tangan Fitoria sebelum menyerbu ke depan.

Ada celah yang terbuka pada Fitoria. Filo mengayunkan cakarnya.

Udara seolah bergetar. Dia pasti telah meningkatkan kecepatannya.

"Hiya!"

Dia mengerahkan segalanya pada serangan tersebut, dan serangan itu berhasil kena.

Atau begitulah yang kusangka. Tapi.....

"Lemah."

Ada hujan percikan api, tapi, Fitoria tampak tak terpengaruh.

Sudah kuduga. Mustahil menembus pertahanannya.

Ini buruk. Gimana kalau Filo kalah? Apa yang harus kulakukan?

Filo terus melihat kearahku. Aku gak punya saran untuk dia lagi.

Itulah yang kupikirkan, namun dia sebenarnya melihat kearah Melty, lalu aku, lalu Melty lagi.

...Jadi begitu rencana miliknya...

Aku menyelinap ke kerangkeng Melty dan menyentuhnya.

Ada suara tebasan saat pedang-pedang angin berusaha menebasku—tapi defense'ku cukup tinggi untuk menahannya.

Filo pasti ingin aku menghancurkan kerangkeng ini dan mengakhiri pertarungan.

Dan dia benar. Kalau Fitoria jauh lebih kuat daripada Filo, maka gak ada peluang menang.

"Melty."

"N...Naofumi?"

"Jangan bergerak."

Aku memasukkan tanganku kedalam kerangkeng dan mencoba menghancurkannya. Akan tetapi....

Angin yang kuat berhembus dari bawahku, dan aku terlempar.

"Aku tidak suka pada orang yang berbuat curang."

Tiba-tiba sebuah tornado muncul menghantam tubuhku. Rasanya seperti aku dipukul di ulu hati, dan terlempar ke belakang.

"Ugh...."

Apa dia baru saja menembus pertahananku?

"Tuan Naofumi!"

"Ugh!"

Aku terkapar di tanah kesakitan, dan pandanganku kabur.

Sialan.... Aku menatap armorku yang penyok. Aku mengalami pendarahan. Kalau aku gak fokus dan menggunakan sihir pemulihan, aku akan dalam masalah besar. Armornya bisa memperbaiki sendiri... tapi aku... sialan...

"Master!"

"Tetap fokus."

"Muh...."

"Bisakah kau bertarung setelah kau menggunakan sihirmu?"

"Ya!"

"Dasar ceroboh. Waktunya mengakhiri pertarungan ini."

Sayap Fitoria terbuka dan mengarah ke langit.

"Suuuuuuiu...."

Dia berhenti sejenak dan menarik nafas. Sesuatu terbang disekitar kami. Sepertinya dia sedang mengumpulkan elemen magis pada dirinya sendiri.

Apa yang gak bisa dia lakukan?

Kuharap aku bisa melakukan hal sama.... tapi aku baru bisa menggunakan mantra sihir sederhana. Tetap saja, kurasa cara terbaik untuk meningkatkan adalah dengan meniru seseorang yang bisa melakukannya.

Itu merupakan sesuatu seperti mencuri isi otak seseorang. Bahkan jika kau betul-betul ingin melakukan sampai sejauh itu, apa gunanya belajar, kalau tidak secara terus-menerus meniru orang-orang di masa lalu?

Pada dasarnya semua pencapaianmu nggak lebih dari meniru keberhasilan orang lain.

Ya. Suatu hari aku akan jadi cukup kuat untuk meniru apa yang dilakukan Fitoria. Saat aku bisa melakukannya, aku akan membuat sebuah arahan untuk mempelajarinya.

"Aku juga bisa melakukannya!"

Filo menirukan Fitoria, dan dia mulai mengumpulkan sihir untuk dirinya sendiri.

".....Lambat."

Masalahnya adalah bahwa Fitoria sudah selesai mengumpulkan semua sihirnya.

Fitoria menyerbu Filo dan memukul dia bertubi-tubi dengan tinjunya.

"U.... Mu... Ku...."

Tapi lengan Filo disilangkan, dan Fitoria belum menembus pertahanan Filo.

Fitoria melompat mundur dan kemudian berputar di udara, melakukan sebuah tendangan.

"Bisakah kau menghentikan ini?"

"Mkyaaaaaaaa!"

Dia nggak bisa memblokir tendangan itu, dan dia terlempar berputar-putar di udara sebelum menghantam dinding angin.

"Aku... Aku gak akan kalah...."

Dia bangkit dengan kaki gemetaran, lalu sekali lagi mengumpulkan sihir.

"Mu...."

Dia nampaknya sudah memulihkan cukup banyak sihirnya. Dia melepas konsentrasinya dan melakukan serangan.

"Hiya!"

Filo menggerakkan sayapnya naik turun. Dia menunduk begitu rendah, merentangkan sayapnya, dan mengacungkan cakarnya kedepan.

Dia mulai meluncur ke depan, disertai hembusan angin yang kencang. Kelihatan jelas sekali bagi yang melihat bahwa sihir miliknya terkonsentrasi penuh.

Itu pasti serangan terkuat milik Filo.

Sangat banyak persiapan yang diperlukan. Kutasa dia nggak akan bisa menggunakannya dalam pertempuran.

"Kuikku!"

Filo terbang ke arah Fitoria seperti sebuah peluru.

Cakatnya diulurkan ke depan. Dia terbang serta berputar-putar sangat rendah hingga nyaris menyentuh tanah. Itu adalah gerakannya yang tercepat yang pernah kulihat.

Gimana mendeskripsikannya? Itu seperti serangan terakhir untuk sebuah robot terbang dalam sebuah game strategi.

"Heh...."

Mata Fitoria terbelalak karena terkejut.

Pakaian Fitoria sedikit terpotong, meski begitu sedikit. Potongannya sangat rapi.

Lalu cakar Filo mengenai wajah Fitoria. Aku gak bisa mempercayainya, tapi ada goresan pada pipi Fitoria.

Darah merembes keluar pada pipi Fitoria.

Fitoria menatap darah yang Filo hasilkan dari wajahnya. Dia menatap kearah darah itu menetes. Dia tersenyum.

Saat itulah aku menyadarinya. Aku menoleh pada Raphtalia, dan dia menggangguk.

Fitoria cuma bermain-main dengan kami. Dia ingin melihat gimana Filo bereaksi saat menghadapi lawan yang jauh lebih kuat daripada dirinya sendiri. Itu sebabnya dia tersenyum saat dia terkena serangan yang tak terduga semacam itu.

Filolial Legendaris.

Deskripsi itu nampaknya sangat sesuai. Filo tau mustahil untuk menang, tapi dia membantahnya.

Kami tau bahwa pertarungannya gak akan mudah, tapi kami bahkan belum memutuskan pemenangnya.

"Mu...."

Filo menggerutu. Pada awalnya aku berpikir dia nggak puas, tapi sekarang dia terlihat jengkel.

"Apa sekarang giliranku?"

Fitoria melangkah maju dan mengeluarkan serangkaian serangan terbang yang cepat pada Filo.

Dia begitu cepat! Dia sudah lebih cepat daripada Filo sampai poin ini, tapi sekarang dia bergerak jauh lebih cepat lagi.

Dia nggak bergerak begitu cepat hingga dia tak bisa lihat, seperti ketika menggunakan Haikuikku, tapi dia terlihat buram—kemanapun kau melihat dia.

"Uh.... Ahhhh!"

Filo gak bisa memblokir serangan-serangan itu, dan dia terlempar ke udara.

Tapi sebelum dia mendarat, Fitoria sudah ada disana. Dia mendongak ke arah Filo yang jatuh....

"Ha!"

Dan dia menendang Filo, menghempaskan Filo kembali ke tempat sebelum dia terlempar.

"Ugh....."

Lalu Fitoria berdiam diri. Dia menatap Filo, menunggu gerakan berikutnya.

Filo memegang bagian tubuhnya yang terluka, dan cahaya magis muncul. Dia pasti menggunakan sihir pemulihan, karena lukanya sembuh dengan cepat. Tapi dia sudah nggak sangat kuat lagi. Dia nggak akan bisa menyembuhkan dirinya sendiri ke keadaan normal, sampai dia nggak berasa dalam bahaya.

"Ugh..."

Filo sangat lemah. Dia sekali lagi mulai mengumpulkan sihir.

"Perhatikan aku sekarang."

Filo selesai menyembuhkan dirinya sendiri. Lalu dia menyerbu kearah Fitoria.

Mungkin bayanganku saja. Tidak, bukan bayanganku. Filo bergerak jauh lebih cepat daripada yang dia lakukan sampai sekarang.

Filo mengumpulkan kekuatan pada cakarnya lalu menirukan serangan yang barusaja digunakan Fitoria.

"Ha!"

Setelah tiga serangan, dinding angin yang Fitoria buat tampak melemah. Dinding itu bergetar.

"Cuma itu kemampuanmu?"

Aku menyadarinya beberapa saat yang lalu, tapi Filo nampaknya belajar dan menyalin semua serangan Fitoria. Tidak.... Fitoria sedang mengajari dia. Dia tidak menahan diri, jadi butuh beberapa saat untuk menyadarinya.

Ya... Ini semua adalah latihan. Rasanya seperti Fitoria ingin melatih Filo... Dia ingin melatih Filo habis-habisan hingga dia nggak peduli kalau Filo terbunuh saat pelatihan.

"Lebih baik bergegaslah. Mel-tan dalam bahaya."

Fitoria menunjuk ke arah Melty.

Kerangkengnya semakin kecil, dan jerujinya memotong ujung rambutnya.

"Kya!"

"Mel! Ugh!"

Filo membuka sayapnya dan menggunakan serangan peluru lagi. Dia terbang kearah Fitoria, tapi kali ini dia lebih cepat dari sebelumnya.

"HIYAAAAAAAAA!"

"Hm... Bagus, ini adalah akhir dari ujiannya. Terus pertahankan seperti itu."

Fitoria menggunakan tangannya untuk memblokir serangan Filo. Saat Filo berputar menjauh untuk memulihkan diri, Fitoria menendang dia dari samping.

"Ahhhh!"

Dia terlempar kearah kerangkeng angin itu, lalu menghantamnya dan terus terlempar.

Terguling-guling di tanah, dia akhirnya berhenti, seperti sebuah boneka rusak yang dihajar habis-habisan.

Aku berlari kearah dia.

Tapi Filo mengangkat tangannya untuk menghentikan aku, dan berdiri dengan kaki gemetaran.

"Aku... Aku gak akan kalah."

Dia nggak mau aku bantu, seolah menerima bantuan akan mendiskualifikasi dia dari duel. Dia gemetaran, tapi dia melangkah maju.

Dia tampak begitu lemah. Itu seperti dia akan jatuh kapan saja. Dia segitunya ingin menang hingga dia menolak menerima kekalahan.

"Filo! Kalau kau kalah maka kita gak bisa mendapatkan Mel kembali!"

"Filo...."

"Filo! Nggak apa-apa! Nggak apa-apa."

"Tidak... Aku... Aku akam melindungimu, Mel."

Filo berjalan terhuyung-huyung ke arah Fitoria. Sarung tangan kekuatan itu telah kehilangan cakarnya, tapi dia mengepalkannya membentuk tinju dan memukul kearah Fitoria.

"Yaaaaaah!"

Tapi serangan itu sangat lemah, namun kehendaknya kuat.

Pukulan Filo mengenai perut Fitoria.

"...."

Tapi itu nggak cukup untuk melukai dia.

"Ya. Tidak apa-apa. Itu cukup."

Filo tumbang, tapi Fitoria bergegas ke depan dan memeluk dia. Kerangkeng angin yang mengurung Melty lenyap.

"Filo!"

"Mel...."

"Dia tidak apa-apa. Dia akan baik-baik saja."

Fitoria mulai merapal mantra pada Filo.

Didepan mata kami, luka-luka Filo mulai sembuh, dan semua robekan pada pakaiannya menghilang.

"Huh?"

Filo segera menepis tangan Fitoria dan kembali memasang kuda-kuda bertarungnya.

"Sudah selesai."

"Belum selesai! Aku harus melindungi Mel!"

"Aku tau. Tapi Mel-tan baik-baik saja. Lihat."

Fitoria memberi isyarat agar Melty mendekat.

Melty menatap dengan sangat cermat pada Tutorial sebelum berdiri di samping Filo.

"Apa kau paham? Ujiannya sudah selesai."

"Ujian?"

"Cuma ujian kecil. Aku juga pernah mengalaminya."

"Oh ya?"

Filo gak segera mempercayai dia namun dia memalingkan mukanya ke samping saat dia mendengarkan Fitoria.

Mereka baru saja bertarung dengan sengit, tapi semua ketegangannya nampaknya telah lenyap.

"Filo, dia cuma mengujimu."

Aku dan Raphtalia berjalan mendekat dan berusaha menjelaskan.

"Ya... Itu adalah sebuah ujian. Tapi aku benar-benar akan melakukan seperti yang kukatakan jika dia gagal melewatinya."

Fitoria menjelaskan dengan sederhana.

Aku gak tau kenapa dia merasa seperti dia harus melakukan ini. Tapi, karena bertarung melawan Fitoria, Filo telah mempelajari skill-skill hebat untuk bertarung dalam wujud manusia.

"Filo, kau harus memikirkan lawanmu. Kalau kau bertarung melawan manusia saat kau dalam wujud Filolial, itu seperti bertarung dengan sebuah target besar di belakangmu."

"Benarkah?"

Memang benar bahwa Filo sangat besar dalam wujud Filolialnya. Meskipun dia bisa bergerak sangat cepat, itu memberi sebuah target besar saat menghadapi musuh yang kuat.

Dan juga, saat dia bertarung dalam wujud Filolialnya, pada dasarnya dia harus mengubah semua serangannya menjadi tendangan.

Bukannya dia nggak bisa menggunakan sihir atau serangan serbuan, tapi akan lebih baik untuk memikirkan lawan seperti apa yang dia hadapi. Fitoria mencoba membuat Filo menyadari bahwa ada cara lain untuk bertarung.

Itu akan berguna untuk mengubah taktik di pertengahan pertarungan. Itu bisa membingungkan musuh.

Jadi pada dasarnya, Fitoria memberitahu Filo bahwa dia harus tetap fleksibel dengan pilihannya—dan Fitoria mengajari Filo beberapa teknik baru.

"Ini adalah bukti bahwa kau telah melewati ujianku."

Kata Fitoria sambil mengeluarkan sebuah mahkota. Dia memberikannya pada Filo.

"Apa? Apa ini?"

"Ini adalah hadiahmu karena melewati ujianku. Sekarang tundukkan kepalamu."

"Filo, kau harus nurut."

Melty meraih lengan Filo dan membuat dia menunduk.

Apa kau lihat itu? Melty bertindak layaknya seorang putri.

"Begini?"

"Ya, seperti itu."

Filo menunduk didepan Fitoria, yang memasang mahkota itu di kepalanya.

"Filo, kau akan menjadi penerusku."

"Apa itu?"

"Itu artinya kau akan menjadi Ratu agung dari para Filolial yang berikutnya."

"Oh...."

"Filo! Aku turut senang!"

Melty begitu gembira. Dia melompat-lompay. Filo sendiri gak kelihatan gembira.

Tiba-tiba mahkota yang ada di kepala Filo bersinar.

Mahkota itu memancarkan cahaya ke segala arah, dan kemudian....

Ping! Sebuah jambul muncul di kepala Filo. Satu untai rambut berdiri.

"....."

Aku dan Raphtalia terdiam.

Apa itu semacam hadiah?

"Huh?"

"Filo! Kau manis sekali!"

Melty sangat gembira dan menari-nari di tempat... Tapi Filo gak kelihatan paham dengan apa yang terjadi.

Melty nggak sadar.

Tunggu sebentar. Aku memganggap diriku sendiri seorang Otaku. Apa itu artinya aku harus gembira karena jambul itu?

Enggak... Aku gak merasa begitu.

"Apa yang terjadi?"

"Yah...."

Aku menunjuk kearah kepala Filo, dan Filo mengikuti tatapanku. Dia melihatnya dan...

"Apa itu? Ada sesuatu yang aneh di kepalaku!"

Filo berteriak dan hampir melompat. Dia meraih untaian rambut itu dan....

Rip!

"Wh?!"

Dia mencabutnya.

Filo betul-betul sesuatu. Itu tampak asri itu pasti sangat sakit.

"Aduh!"

Itu pasti sakit, tapi Filo tampak bangga karena telah mencabutnya.

Boing!

Tapi setelah dia mencabutnya, untaian rambut lain muncul menggantikannya.

"Ada lagi?!"

"Apa?!"

Mata Filo berlinang air mata ketika lagi dan lagi dia mencabut jambul itu dari kepalanya. Jambul baru selalu muncul menggantikan yang dicabut, dan dia pada akhirnya menyerah dan menundukkan kepalanya dengan lesu.

Itu adalah sebuah jambul yang aneh.

"Itu hanya akan terus tumbuh lagi, jadi lebih baik kau menyerah saja. Semakin kau tumbuh, semakin banyak jambul yang akan kau miliki."

"Apa? Tapi aku nggak mau..."

Filo menatap jambul yang ada di kepala Fitoria.

Apa yang dipikirkan Filolial Legendaris itu dengan memberi sesuatu seperti itu pada Filo?

Aku memutuskan untuk melihat layar status Filo.

Statistik miliknya telah meningkat.

Sepertinya mahkota itu telah memberi beberapa kemampuan dan peningkatan statistik.

Mengingat bahwa, untuk saat ini, Filo telah memaksimalkan tingkat potensialnya, itu adalah sebuah hadiah yang bagus.

"Dan untuk Pahlawan Perisai..."

"Huh? Aku dapat sesuatu juga?"

Fitoria menunjuk ke arahku, lalu melengkungkan jarinya dan memberi isyarat agar aku mendekat.

Tunggu sebentar. Kalau aku mendekat, apa dia akan memberiku jambul juga?

"Aku nggak perlu gaya rambut baru."

"Gaya rambut?"

Aku nggak menjelaskannya lebih lanjut. Itu cuma akan menyebabkan keributan kalau aku menjelaskannya.

"Ini lebih baik daripada itu. Dan ini akan menyembuhkan lukamu."

"Yah, kalau begitu...."

Aku gak tau apa yang akan dia berikan padaku, tapi kuharap itu bukanlah sesuatu yang aneh.

Lagian aku mungkin nggak bisa menolaknya, jadi aku berjalan mendekati dia. Dia mengulurkan tangannya dan menyentuh badanku, menyembuhkan lukaku. Aku nggak bisa sepenuhnya menyembuhkannya, jadi masih ada rasa sakit di beberapa tempat. Dia menghilangkan rasa sakit itu.

"Tunjukkan padaku Perisaimu."

Dia menunjuk pada perisaiku dan menyuruhku untuk mengangkatnya.

"Seperti ini?"

Aku mengangkat perisaiku. Fitoria mencabut jambulnya dan meletakkannya di tengah perisai.

Perisai itu segera bereaksi dan menyerap rambut itu.

Seri Filolial dibuka secara paksa!

"Terbuka secara paksa?"

Aku memeriksa pohon perisainya, dan ada sebuah "Filolial Shield" bersinar disana.

Perisai itu memiliki bonus equip yang banyak yang semuanya kelihatan berguna untuk para Filolial, seperti kekuatan dan penyesuaian pertumbuhan (besar, medium, kecil), penyesuaian pertumbuhan statistik (besar, medium, kecil), dan yang lainnya.

Kemampuan yang segera mengagetkan aku bernama Ability While Riding (besar, medium, kecil). Itu pasti berarti bahwa Filo akan bertarung lebih baik jika seseorang menunggangi dia.

Tetap saja, levelku nggak cukup tinggi untuk menggunakan sebagian besar dari kemampuan perisai itu. Untungnya perisai itu terbuka, jadi aku memenuhi persyaratan untuk menggunakan kekuatannya.

Sepertinya persyaratannya telah terpenuhi untuk membuka perisai apapun yang berkaitan dengan para Filolial.

"Makasih."

"Sama-sama. Akan tetapi aku masih punya sesuatu yang ingin kubahas denganmu."

"Apa itu?"

"Aku lebih suka membicarakannya secara pribadi."

Ini jadi sebuah hadiah yang agak aneh.

Hei—apa ini artinya semua kekuatan Filolial terkonsentrasi pada jambul-jambul itu?

Filo gak bisa naik level lagi, setidaknya untuk saat ini. Jadi kurasa itu adalah hal yang bagus.

"Um... Uh..."

Melty ragu-ragu, dan agak malu untuk berbicara pada Fitoria.

"Apa?"

"Itu hanya untuk menguji Filo, kan? Kau tidak... memanfaatkan aku?"

"Tentu saja tidak. Bukankah ada sesuatu yang kau inginkan, Mel-tan?"

"Um... Bisakah kau menjadi seekor Filolial yang sangat besar dan mengijinkan aku naik diatas kepalamu?"

Berbicara penuh gairah yang aneh, Melty mengatakan permintaannya.

"....Baiklah."

Fitoria tampak agak enggan, tapi saat dia menepuk kepala Melty, dia mulai membesar. Lalu dia tersenyum.

"Wow...."

Lalu, seperti yang dia janjikan, dia meletakkan Melty di kepalanya.

"Tinggi sekali!"

Melty betul-betul gembira.

"Pahlawan Perisai, mundurlah sedikit."

"Oke."

Aku melangkah mundur seperti yang dia minta.

Dan... Fitoria segera bertambah besat sekitar 18 meter tingginya. Sampai seberapa besar yang dia bisa? Dia separuh sebuah bangunan.

"Wow! Wow!"

Suara Melty terdengar jauh. Apa gak apa-apa membawa dia sampai setinggi itu?"

Tapi beneran deh, sampai seberapa besar Fitoria bisa tumbuh?

Atau mungkin itu adalah ukuran aslinya, dan dia nanya berubah wujud untuk menyesuaikan ukuran kami.

"Wow...."

Melty tampak sangat senang.

"Ini seperti sebuah mimpi..."

"Sayangnya ini bukan mimpi."

Filo sudah cukup kuat untuk mengalahkan seekor naga, dan cewek itu mempermainkan Filo seperti sebuah mainan.... itu bukanlah tanda yang bagus.

"Nah sekarang. Hari masih pagi. Aku ingin kalian semua beristirahat sedikit lagi."

"Tentu—kalau kau membawa kami ke tempat yang ingin kami datangi nanti."

"Kita akan membicarakannya nanti. Untuk saat ini bersantailah. Teman-temanku disini juga ingin menyapa."

"GAHH!"

"Apa? Perayaan kelahiran seorang ratu baru? Maksudmu aku?"

"Selamat Filo! Ah, ha, ha! Lihatlah seberapa bahagianya para Filolial!"

Para Filolial lain mengerumuni Filo dan mengangkat dia.

"A...Aku?"

Mereka juga mengangkat Raphtalia.

Apa yang terjadi? Kami tiba-tiba jadi sangat populer.

Kami menghabiskan hari ini dengan para Filolial. Itu merupakan suatu suasana yang seperti sebuah festival.

Jadi beginilah kami di pengasingan. Tapi setelah kami pergi, butuh berapa lama sampai seluruh dunia mempercayai kami juga?

***


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C77
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank 200+ Power Ranking
Stone 0 Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login

tip Paragraph comment

Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

Also, you can always turn it off/on in Settings.

GOT IT