"Hai, kenalkan nama ku Ryan" ucap sosok di sebelah Ivanka saat dia sedang bersepeda.
Sambil mengayuh sepedanya cowo itu sesekali melihat ke arah Ivanka.
Merasa tidak kenal, Ivanka hanya cuek. Dan bersikap seolah tidak melihat ada manusia lain di sebelahnya.
Entah kebetulan yang aneh atau sudah terencana, Ivanka selalu bertemu dengan cowo yang bernama Ryan itu.
Ryan sangat gigih, dia selalu mencoba mencari perhatian Ivanka.
Tiba-tiba dia datang,menunggu di depan pintu kantor saat Ivanka hendak pulang kerja. Dan menemani di samping nya sampai tiba di depan mess.
Saat Ivanka hendak berangkat kerja dia pun sudah menunggu di samping sepeda Ivanka lalu membantu dia mengambil sepedanya.
Ryan akan menemani sampai Ivanka tiba di tujuan nya lalu melihat Ivanka memasuki kantornya dan dia pergi. Seperti pengawal tapi yang aneh Ivanka tidak merasa terganggu bahkan merasa nyaman.
Datang di jam istirahat dan memberi cemilan untuk Ivanka. Menelepon Ivanka hanya untuk menanyakan "sudah makan belum?" atau sms saat malam hari dengan ucapan "selamat tidur, mimpi indah".
Perhatian dari Ryan seperti narkoba buat Ivanka. Dia menjadi terbiasa menerimanya.
Dan dia baru merasa kehilangan saat tiba - tiba dia tidak mendengar berita apapun dari Ryan.
Batang hidung nya tidak terlihat. Telepon di kantor pun tidak ada dari nya, dan SMS dari Ryan untuk pengantar tidur nya tidak pernah ada lagi. Ryan seperti tertelan bumi.
Ivanka yang keras kepala hanya bisa ngomel sendiri dan dengan gengsi nya yang tinggi dia tidak pernah mencari Ryan terlebih dahulu.
Dia hanya berpikir mungkin Ryan sudah bosan mengejarnya.
Hari sudah larut malam, Ivanka tiba di depan pintu gerbang mess nya. Keadaan sudah sepi.
Dia baru pulang karena ada pekerjaan yang harus di selesaikan hari itu juga.
Berjalan memasuki pintu gerbang, tiba-tiba sosok Ryan muncul. Tapi tampak berbeda.
Dia memakai celana jeans di padu dengan kaos berwarna putih. Wajahnya yang biasa tampak putih bersih, kini terlihat kemerahan, jelas terlihat kulitnya terbakar sinar matahari. Tampak janggut dan kumis juga.
Setelah 3 minggu tanpa kabar Ryan tiba-tiba datang dengan penampilan yang terlihat kacau dan kusam.
Ivanka hanya diam dan bermaksud melanjutkan langkahnya tapi Ryan menarik tangan nya. Dan tiba-tiba Ryan memeluknya erat sekali.
Ivanka mencoba melepaskan diri dari pelukan Ryan. Tapi Ryan semakin kuat memeluknya dan berkata "tolong jangan bergerak, hanya 1 menit,seperti ini saja" ucapnya.
Merasakan kesedihan di suara Ryan yang serak, membuat Ivanka membiarkan dirinya di peluk Ryan.
Masih memeluk Ivanka, Ryan berkata :
"maaf pergi tanpa mengabari terlebih dahulu, keadaan sangat kacau. Tiba-tiba menerima telepon kalau kakek ku meninggal dunia. Dan tanpa memikirkan hal lain aku langsung ijin dan untuk pulang ke kalimantan. Saat menelepon mu di kantor meraka mengatakan kamu sedang bersama klien. Hp ku tertinggal di kantor karena aku pulang buru-buru dan di daerah ku jaringan seluler belum ada."
"Aku sangat merindukan mu.." tambahnya lagi.