Pagi di Dataran Utara semakin terasa dingin.
Embun beku berwarna putih menutupi padang rumput. Orang-orang menghembuskan uap ketika bernapas.
Kedua pasukan, dengan ratusan ribu prajurit, menghadapi satu sama lain.
Spanduk-spanduk bergoyang di langit, dan formasi pasukan terlihat sepadat hutan.
Suku Liu dan suku Hei telah beristirahat dan bersiap-siap selama lebih dari dua belas hari usai pertarungan pertama, lalu mengirim surat perang. Hari ini, keduanya keluar untuk bertarung sekali lagi.
"Adik Kedua, kau pergi keluar sebelumnya. Sekarang giliranku!" seru Mo Shi Kuang dengan resah dan melaju ke depan dengan tidak sabaran.
Rambut putih Mo Shi Kuang berkibar. Kulitnya yang hitam dan sepasang mata layaknya seekor harimau kumbang bersinar. Dengan momentum yang menggelegar, ia berseru, "Siapa yang cari mati?"