Di dalam perkemahan, suasana terasa sunyi.
Di atas meja berwarna merah terang, buku-buku disusun menjadi tumpukan tinggi.
Sesekali, angin berhembus melalui jendela dan membawa aroma rumput, serta membalikkan beberapa halaman depan dokumen.
Di luar, cuacanya cerah dan matahari bersinar terang. Sesekali, suara-suara kuda perang maupun serigala punuk dapat terdengar dari kejauhan.
Faktanya, hal ini justru semakin memperkuat kesunyian di dalam perkemahan.
Sebagai kepala muda suku Ma, Ma Ying Jie duduk di bantalnya sembari tertunduk. Ia membantu ayahnya menyelesaikan urusan administrasi pasukan aliansi.
Semenjak suku Ma melancarkan serangan diam-diam dan membasmi suku Fei, halangan terbesar mereka dalam perkumpulan pahlawan telah disingkirkan.