Download App
2.5% Membunuh Lelaki Idaman / Chapter 17: Berputar untuk Melirik, Jadikan Merah Muda

Chapter 17: Berputar untuk Melirik, Jadikan Merah Muda

Editor: Wave Literature

Setelah kasus 720, Xiang Wan terkadang merasa gugup tanpa disadarinya, pada suara apapun yang dia dengar.

Rambutnya berdiri saat itu juga. Sedetik kemudian, dia tersadar kalau tempat ini adalah rumah Bai Muchuan.

Suara yang datang dari pintu – itu memang Bai Muchuan.

Dia menatap ponselnya dan melihat panggilan yang sudah terputus. Xiang Wan menghela nafas dan membuka pintu tersebut.

Bai Muchuan berdiri di depan pintu. Dia sedang bersiap untuk mengetuk lagi saat tiba-tiba pintu terbuka. Tangannya hampir mengetuk dahi Xiang Wan dengan jarak satu sentimeter saja.

Tiba-tiba suasananya membeku.

Pria yang tiba-tiba muncul di depan pintu berpenampilan santai dan tatapan yang dangkal. Bulu matanya yang lentik memiliki sentuhan siluet backlit, yang membuat wajah tiga dimensinya lebih jelas.

Pada saat itu, Xiang Wan terkejut dengan apa yang dilihat olehnya. Dia merasakan tekanan yang luar biasa dari tangan yang hampir mengenai dahinya!

"Detektif Bai..."

"Ayo!" Bai Muchuan menurunkan tangannya perlahan saat dia melihat sepasang mata Xiang Wan yang ekspresif dan berbalik dengan cepat.

Eh?! Xiang Wan kembali untuk melihat laptop di tempat tidurnya dan ragu-ragu mengikutinya. "Kemana kita akan pergi?"

Bai Muchuan berkata, "Memberimu kesempatan."

Kata-katanya sangat sederhana dan memerintah seperti dirinya. Tingkat kegagahannya sangat tinggi.

Sebenarnya Xiang Wan adalah wanita yang mandiri. Dia bukan tipe gadis yang patuh seperti kelinci. Namun, ketika seekor serigala besar yang apatis dan tsundere ada di hadapannya, selain bersikap patuh dan penurut sepanjang waktu, dia tidak ada jalan lain untuk menghadapi sikap Bai Muchuan yang mengesankan, dan mengambil kendali atas situasi.

Pengasuh Li melihat mereka berjalan turun saling mengikuti dan sedikit terkejut.

"Tuan Muda Bai, kalian berdua akan keluar?"

"Iya."

"Makanan akan siap sebentar lagi, kenapa tidak pergi setelah makan?"

Bai Muchuan menjawab tanpa menoleh, "Ini penting!"

Pengasuh Li menjawab dengan "oh" dan menutup rapat mulutnya. Bai Lu, yang sedang sibuk di dapur, bergegas keluar dan berhasil menghentikan Bai Muchuan di pintu masuk garasi.

"Paman, mau pergi kemana lagi?"

Bai Muchuan mengeluarkan kunci untuk membuka garasinya. Dia mengangkat kepala dan merespon, "Kerja." Lalu dia lanjut melakukan apa yang akan dia lakukan.

Kedua alisnya yang tipis mengerut kesal. "Sebelum aku datang, nenek dan ibu secara khusus memberi instruksi untuk menjagamu, agar kamu tidak bekerja terlalu keras dan memastikan agar kamu makan dan tidur tepat waktu..."

Hah!

Xiang Wan hampir terbahak mendengarnya!

Dia benar-benar gadis muda yang naif, polos, dan manis yang tidak tahu apapun tentang kejamnya dunia.

Kehidupan kerja seorang detektif sangat menuntut. Bagaimana mungkin bisa makan dan tidur tepat waktu?

Bai Muchuan tidak menjawab apapun. Dia pergi ke depan untuk membuka pintu mobil, dan duduk di kursi pengemudi. Dia mengarahkan Xiang Wan dengan tatapannya untuk memasuki mobil.

Xiang Wan membuka pintu kursi penumpang depan, bersiap akan masuk ketika Ba Lu meraih pintu dari Xiang Wan dan menghalangi dia masuk. Lalu dia mulai bertingkah seperti anak kecil yang manja ketika menghadapi Bai Muchuan.

"Aku juga ingin pergi! Paman, aku sudah dikasih tugas untuk menjagamu dengan mengawasi apa yang kamu lalukan."

Bai Muchuan mulai tidak sabar. "Aku akan pergi kerja."

Ketidakpercayaan terlihat jelas di wajah Bai Lu. Dia melirik Xiang Wan yang berdiri dengan canggung di sampingnya. "Bagaimana dengan dia? Apakah dia menemanimu bekerja?"

Bai Muchuan bersandar di kursinya dan tidak repot menjawab. Dia hanya berbicara dengan keras, "Kembalilah!"

"Aku tidak mau!" Bai Lu merasa tidak senang saat dia ditegur oleh Bai Muchuan di depan Xiang Wan. Dia mengernyitkan bibir merah mudanya dan air mata mulai menggenang di matanya. Namun, dia menahan keinginannya untuk menangis.

Bang! Bukannya pergi, dia malah melompat masuk ke dalam mobil dan menutup pintu dengan keras.

Suaranya yang nyaring terdengar seolah Bai Lu sedang melepaskan amarahnya. Hal itu membuat Xiang Wan semakin tidak nyaman.

Paman dan sepupu itu sedang bertengkar. Dia hanya orang luar, dan dia tidak bisa pergi begitu saja. Tapi, berdiri di sini seperti ini juga membuatnya merasa canggung.

Dia kebingungan ketika dia mendengar suara tanpa ekspresi yang datang dari dalam mobil. "Turun!"

Bai Lu menoleh ke arah Bai Muchuan. "Kamu membentak aku? Kamu benar-benar membentak aku?"

Bai Muchuan terlihat tegas. "Kalau kamu terus bertingkah seperti ini, itu sama saja dengan menghalangi tugas resmi! Kamu percaya kalau aku akan menuntutmu untuk hal itu?

Bai Lu berusia 17 tahun dan dia sedikit memiliki pengetahuan hukum. Ketika Bai Muchuan berkata bahwa Bai Lu menghalanginya untuk melakukan tugasnya, wajah Bai Muchuan juga perlahan-lahan menjadi gelap, dan dia berteriak pada Bai Lu dengan tegas. Tidak peduli seberapa beraninya Bai Lu, dia tidak berani terus-terusan keras kepala.

"Hiks... Hiks..."

Mulutnya berkedut dua kali ketika dia membuka pintu dengan penuh rasa malu. Dia juga mendorong Xiang Wan sebelum lari kembali ke rumah sambil menangis.

Xiang Wan berhasil menjaga keseimbangannya setelah mengambil langkah mundur dua kali.

Sialan!

Dia menyumpahi dalam hati namun tetap terlihat tenang di luar. "Keponakan kecil Detektif Bai memang memiliki karakter yang kuat."

Kedua alis Bai Muchuan mengernyit bersama. "Maafkan aku!"

Apa ini permintaan maaf?

Xiang Wan memiringkan kepalanya untuk menatapnya, dan naik ke mobil. Dia tidak terlalu terganggu dengan peristiwa tadi.

"Tidak apa-apa. Aku sangat toleran. Aku tidak pernah berdebat dengan gadis kecil." Ucapnya dengan wajah datar. Bai Muchuan melirik ke arahnya sambil terlihat mendengus, sebelum dia menjalankan mobilnya.

...

Saat itu pukul 11 di pagi hari.

Cahaya matahari setelah hujan menyinari Kota Jin dengan tenang.

Di luar jendela, terlihat berkabut dengan kecerahan, kesegaran, dan sedikit kehangatan.

Xiang Wan tidak tahu kemana Bai Muchuan akan membawanya. Melihat mobil ini berbelok– ke kiri dan kanan, ke sini dan sana, memasuki jalanan – dia merasa seperti ikan loach yang meluncur dalam arus lalu lintas, dan mulai merasa ngantuk saat waktu berlalu.

Ketika seseorang tidak berbicara, tidak berpikir, dan melihat hal yang sederhana dan monoton – itu adalah alasan baginya untuk tertidur

Dia menutup kedua matanya tanpa sadar dan menyandarkan kepalanya di kursi.

Xiang Wan tidur dengan posisi yang bagus, dan bersikap baik ketika dia tidur. Rambut di wajahnya memiliki warna yang sama, dengan buah persik yang merekah di bawah hari yang cerah. Bulu matanya bergerak seperti kipas kecil. Lipstik berwarna merah muda cerah digunakan pada bibirnya yang padat dan sedikit cemberut. Itu terlihat seperti jeli buah yang manis dan menggoda, menimbulkan rasa ingin mencicipinya.

...

Bai Muchuan menurunkan matanya, dan melirik ke samping.

Setelah melirik ke arah Xiang Wan, kedua matanya kembali ke jalanan.

...

Lima menit kemudian.

Bai Muchuan meliriknya dengan menoleh lagi.

Setelah melirik, kedua matanya kembali ke jalanan.

...

Sepuluh menit kemudian.

Bai Muchuan kembali meliriknya lagi.

Setelah melirik, kedua matanya kembali ke jalanan ketika tiba-tiba dia menginjak rem!

Scccreeech!

Mobilnya melengking hingga berhenti , bersamaan dengan suara pengendara mobil yang mencaci maki dengan keras. Xiang Wan terkejut dan terbangun dari mimpi manisnya.

Xiang Wan tiba-tiba merasakan tekanan saat dia mendadak membuka mata, dan melihat bahwa pengemudi yang mencaci maki secara refleks itu segera pergi, setelah sadar kalau dia bertemu seorang detektif. Dia menoleh ke arah Bai Muchuan, bingung dengan pemandangan itu.

"Ada apa ini? Apakah ada orang lain..."

"Bukan apa-apa, kita akan sampai!" jawab Bai Muchuan dengan wajah yang cemberut, lalu dia tidak berkata apapun.

Xiang Wan menguap dengan lebar. Dia sekarang benar-benar terjaga, hanya bingung tentang apa yang terjadi sebelumnya.

Mobilnya segera berhenti di tempat tujuan.

Xiang Wan merasa familiar dengan tempat ini – ini adalah Unit Investigasi Kriminal.

Bai Muchuan membawanya kesini untuk melihat file kasus dari kasus 720, dimulai dari awal. Dia juga membawa Xiang Wan menuju ruang arsip dimana dia mengambil sebuah kasus tertanggal enam tahun yang lalu.

... Kecelakaan lalu lintas Xu Zhaodi.

... Xu Zhaodi adalah nama gadis Nyonya Zhao.

Pada kecelakaan lalu lintas itu, Nyonya Zhao menjadi setengah lumpuh karena kecelakaan mobil dan tidak dapat hamil selamanya.

"Kedua kasus ini, apakah mereka berhubungan?" Xiang Wan merasa sedikit bingung.

Kecuali untuk hubungan suami dan istri antara Tuan dan Nyonya Zhao, bukankah kedua kasus ini berdiri sendiri-sendiri?

Pengemudi yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas ini adalah sopir pribadi Nyonya Zhao.

Pada saat itu, sopir Nyonya Zhao telah melewati rute bus dan berkendara di belakang sebuah bus. Ketika bus itu tiba-tiba menarik rem, mereka menabrak ke bagian belakang bis itu – mereka langsung terjepit ketika ditabrak oleh bus di belakang mereka.

Pengemudinya meninggal di tempat kejadian. Xiang Wan pikir itu adalah balasan secara langsung.

Namun, keluarga Xu tidak ingin menutup kasus ini sebagai kecelakaan lalu lintas. Mereka bersikeras bahwa ini adalah kasus pembunuhan yang terencana dan disengaja.

Pada saat itu, polisi lalu lintas menyerahkan kasus itu pada Unit Investigasi Kriminal. Meskipun begitu, putusan akhirnya tetap kecelakaan lalu lintas.

"Apa kamu tidak punya pemikiran lain tentang ini?" Kedua mata Bai Muchuan terlihat menganalisa Xiang Wan. "Pakar dari novel fiksi misteri dan romantis."

Pakar? Kakiku! Kedua telinga Xiang Wan terlihat mulai terbakar.

Tapi karena rasa ingin tahunya yang tinggi, dia membolik-balik file yang sudah berdebu dengan minat yang besar. Dia juga begitu asyik sehingga tidak menyadari bahwa sudah waktunya makan, karena dia tidak merasa lapar sama sekali.

"Kalau aku akan membuat cerita karangan... Aku jelas punya banyak ide." Matanya bertemu dengan mata Bai Muchuan. "Tapi aku tidak paham, kenapa kamu ingin aku melihat ini?"

Tangan Bai Muchuan menyangga dahinya, "Siapa yang bilang kalau dia ingin membiasakan diri dengan kasus nyata, dan menulis fiksi misteri dengan standar dan kualitas yang bagus?"

Ya, dia yang bilang!

Tapi, hubungan mereka tidak terlalu dekat kan?

Xiang Wan menyipitkan matanya. Saat ini, dia sedang memeriksa Bai Muchuan dan tiba-tiba tersenyum.

"Aku paham sekarang. Konferensi pers-mu itu dipaksa oleh petinggi-petinggi, karena polisi perlu memberikan laporan kepada publik tentang apa yang terjadi. Tapi, di hatimu, kamu tidak setuju dengan hasilnya. Walaupun kriminal seperti ini mungkin dibutuhkan semua orang, kasus ini masih jauh dari fakta yang kamu cari. Kebetulan, aku memiliki pendapat yang sama denganmu, kamu pikir apakah aku mungkin bisa membantumu?"

Kedua mata Bai Muchuan berbinar dengan tatapan yang dingin.

Dia tidak menjawab Xiang Wan, tapi malah melempar pertanyaan padanya.

"Apa kamu belajar tentang hukum di Zhong Zheng?"

Sial! Kamu bahkan tahu tentang ini? Kelihatannya mereka benar-benar menyelidikinya luar dalam.

Xiang Wan merasakan ada hal yang dingin di belakangnya. Di dalam kepalanya, dia diam-diam memberi tahu dirinya sendiri kalau jangan pernah memacari petugas kepolisian. Kalau tidak, tidak akan ada privasi untuk dibicarakan.

"Iya." Dia tersenyum sedikit canggung.

"Kenapa kamu tidak menjadi pengacara atau profesi lain yang sesuai jurusan, tapi malah menjadi seorang penulis?"

Menulis fiksi misteri juga berhubungan dengan jurusannya, oke?

Xiang Wan ingin menjawab seperti itu, tapi dia bertanya dengan serius... seperti sedang menginterogasi kriminal.

Karena itu, dia menjawab dengan jujur, "Aku... belum pernah lulus!"

Bai Muchuan masih menatap ke arahnya dengan intens. "Kenapa?"

Xiang Wan nampak kesal. "Apakah ada hubungannya dengan kasus ini?"

Ekspresi tidak senang di wajah Xiang Wan nampak di mata Bai Muchuan, tapi dia tidak membiarkannya begitu saja. Dia masih lanjut menatap tajam ke arahnya.

Ruangan arsip ini sangat dingin. Alat pendingin ruangannya pasti dinyalakan secara penuh.

Keduanya saling bertatapan. Jantung Xiang Wan berdetak kencang. Ketika dia merasa dia tidak tahan lagi ditatap seperti itu...

Bai Muchuan tiba-tiba beranjak dari kursinya.

"Ayo pergi dan mengunjungi korban bersama!"

Xiang Wan tertegun.

Mengunjungi Nyonya Zhao?


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C17
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login