Jonathan berbaring terlentang di ranjang. Ia baru saja selesai mandi setelah sesi latihan basket bersama teman-temannya. Ia menatap dinding kamarnya yang penuh dengan foto Alena. Ia tersenyum miris melihat kenyataan bahwa hanya foto-foto itu yang menunjukkan betapa Ia mencintai Alena. Sebagai atlit yang lebih banyak menggunakan tenaga bukannya perasaan seperti Edward, Jonathan cukup pandai mengubur perasaan terdalamnya pada Alena.
Jonathan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia tidak pernah mengeluarkan air mata untuk menangisi apapun termasuk untuk menangisi seorang wanita. Ia malah banyak bertingkah konyol untuk mendapatkan perhatian Alena. Tetapi kemudian ketika Ia tahu bahwa ternyata Alena melabuhkan cintanya kepada Nizam maka Jonathan cukup puas hanya dengan menatap foto-foto Alena yang Ia perbesar dari foto-foto yang diam-diam Ia ambil sebelum Alena menikah dengan Nizam.